KONSPIRASI MENGAPA TERJADI FORCE SALE DI BUMI kenapa BUMI dijual paksa?
BNBR sebagai induk BUMI sedang negosiasi penjualan dengan konsorsium Northstar Pacific dan Texas Pacific Group. Dalam klausul perjanjian, Northstar bersedia membayar US$ 1,3 miliar atas 35% saham BUMI, jika BNBR berhasil mengamankan 35% saham yang dimilikinya di BUMI. Masalahnya, kepemilikan BNBR di BUMI tidak lagi sebanyak 6.791.400.000 (35%). Dalam materi paparan publik grup Bakrie 13 Oktober 2008, jumlah saham BUMI yang digadaikan BNBR sebanyak 5.126.427.858 (26,43%). Artinya, hanya sebanyak 1.664.972.142 (8,57%) saham BUMI yang benar-benar dimiliki BNBR. Pertanyaannya kemudian, mampukah BNBR mengamankan 26,43% saham BUMI yang beredar di para pemegang repo, sementara saham-saham tersebut direpokan kembali oleh pemegang repo lapisan pertama? Melihat kondisi ini, pemegang repo lapisan pertama harus merebut kembali saham-saham BUMI yang direpokan kembali agar dapat dieksekusi kembali oleh BNBR untuk nantinya dijual ke Northstar. Berdasarkan berita dari detik.com tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa para pemegang repo tingkat pertama dan manajemen BNBR harus bisa mengumpulkan saham BUMI dalam waktu singkat. Sedangkan Northstar mensyaratkan saham yang akan dijual harus clean and clear. Nah dengan adanya alasan tersebut maka transaksi BUMI di BEI harus dipaksa auto reject ke bawah terus untuk mendapatkan saham BUMI dari pasar dengan harga SERENDAH-RENDAHNYA. Karena Northstar mensyaratkan saham yang akan dijual harus clean and clear, maka saham yang dibeli dari bursa tersebut jelas2 clean and clear. SEKARANG TINGGAL ADU KUAT ANTARA PARA NYANGKUTERS PEMEGANG SAHAM BUMI DAN PARA PEMEGANG REPO TINGKAT PERTAMA BESERTA MANAJEMEN BNBR.