Selasa, 15 Maret 2005 03:10 WIB
Keluarga Sampoerna Raup Rp 18,5 T 

JAKARTA, Investor Daily Online 

Philip Morris International Inc (PMI) mengakuisisi 40% saham PT HM 
Sampoerna Tbk milik keluarga Sampoerna senilai Rp 18,6 triliun. 
Philip Morris masih akan melakukan penawaran tender atas seluruh sisa 
saham HM Sampoerna, sehingga total nilai akuisisi diperkirakan 
mencapai Rp 48 triliun (US$ 5,2 miliar).

Belum ada penjelasan yang memuaskan ihwal skenario besar di balik 
mega transaksi yang menghebohkan dunia pasar modal tersebut. Baik 
keluarga Sampoerna, manajemen Philip Morris, maupun manajemen HM 
Sampoerna hanya memberikan penjelasan formal yang memberi kesan bahwa 
itu adalah transaksi bisnis murni.

Presiden Philip Morris Indonesia (PI) Alexander Reisch di Jakarta, 
Senin (14/3), membeberkan, PMI membeli saham Sampoerna dengan harga 
premium Rp 10.600, atau 20% di atas harga saham HM Sampoerna pada 
penutupan perdagangan di BEJ, Kamis (10/3), sebesar Rp 8.850. Dari 
40% saham atau 1.753.200.000 lembar yang diakuisisi tersebut, 
seluruhnya milik keluarga Sampoerna, termasuk Dubuis Holdings Limited 
Mauritius, perusahaan yang dikendalikan Putera Sampoerna, presiden 
komisaris HM Sampoerna. Dengan penjualan itu, keluarga Sampoerna 
meraup dana sedikitnya Rp 18,5 triliun.

Jika penawaran tender atas sisa seluruh saham Sampoerna terealisasi, 
berarti total transaksi akuisisi PMI terhadap perusahaan rokok 
terbesar ketiga di Indonesia itu mencapai Rp 48 triliun. "Itu 
termasuk utang bersih sekitar Rp 1,5 triliun," ungkap Alexander.

Perjanjian jual-beli (sale and purchase agreement) 40% saham telah 
ditandatangani kedua pihak, Sabtu (12/3), tapi negosiasinya dimulai 
Rabu (9/3). Sedangkan penawaran tender diharapkan rampung dalam 90 
hari.

Sebelum diakuisisi PMI, kepemilikan saham HM Sampoerna berada di 
tangan Dubuis Holding sebesar 33,28%, Norbax Inc AS 4,72%, PT Lancar 
Sampoerna Bestari 5,34%, Boedi Sampoerna 2%, Soetjahjono Winarko 
0,02%, dan publik 54,64%.

Siasat Cerdik

Transaksi ini tak urung mengejutkan dunia bisnis, khususnya pelaku 
pasar modal. Selain nilai transaksinya yang fantastis, mereka 
bertanya-tanya motif transaksi yang sesungguhnya, mengingat HM 
Sampoerna merupakan perusahaan yang berkinerja excellent. Pihak 
keluarga Sampoerna belum berhasil dihubungi. Namun lewat siaran 
persnya, Putera Sampoerna menyebut bahwa akuisisi ini merupakan 
perkembangan yang sangat baik bagi para pemegang saham dan karyawan. 
Pascaakuisisi, Putera Sampoerna bakal didaulat sebagai penasihat 
khusus direksi.

Presiden dan CEO PMI Andre Calantzopoulos menyatakan, investasinya di 
Sampoerna merupakan taktik untuk memperluas bisnis rokoknya di 
Indonesia, pasar rokok terbesar kelima di dunia. "Pengumuman ini 
menunjukkan kepercayaan kami terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 
dan industri rokok di masa datang," ujarnya. 

Presiden PMI wilayah Asia Pasifik Matteo Pellegrini menambahkan, 
pihaknya siap bekerjasama dengan karyawan Sampoerna dan PMI berambisi 
memasuki segmen pasar rokok kretek yang besar dan 
menguntungkan. "Kami akan melakukan investasi di infrastruktur 
Sampoerna dan terus meningkatkan ekuitas merek dagang Sampoerna yang 
sudah sangat kuat dan terkenal," ungkapnya.

Manajemen HM Sampoerna termasuk yang terkejut atas akuisisi ini. Head 
of Corporate Communications Sampoerna Niken Rachmad mengaku, 
manajemen Sampoerna baru diberitahu soal perjanjian jual-beli saham 
pada Minggu (13/3) malam. "Saya tidak tahu apa alasan para pendiri 
menjual sahamnya ke Philip Morris," katanya kepada Investor Daily.

Sumber Investor Daily menyebutkan, pasti ada skenario besar dalam 
penjualan saham HM Sampoerna kepada PMI. "Putera Sampoerna adalah 
pebisnis yang amat cerdik. Ia tidak akan melepas begitu saja seluruh 
kepemilikannya. Saya perkirakan, ia memiliki sekitar 51% saham lewat 
bursa," katanya. Ia menyangsikan seluruh saham Putera Sampoerna akan 
dilepas ke PMI. 

Seorang pemain industri rokok justru mempertanyakan sikap PMI jika 
kelak menguasai mayoritas saham Sampoerna. "Apakah PMI akan 
menerapkan konsep seperti Marlboro yang tidak beriklan di media 
elektronik?" tutur dia.

Ia melihat masuknya PMI adalah bagian dari pergeseran persaingan 
industri rokok internasional. Saat ini persaingan industri rokok 
global yang didominasi rokok putih cukup ketat. "Produsen rokok putih 
tadi bergeser ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di sisi 
lain, ini juga menunjukkan pasar rokok kretek Indonesia menjadi lahan 
investasi bagi produsen rokok putih," katanya.

PMI, kata dia, boleh jadi tergiur kepiawaian Sampoerna menguasai 
pangsa pasar industri rokok di Tanah Air. Dengan produksi sekitar 41 
miliar batang pada 2004, Sampoerna diperkirakan menguasai sekitar 
19,4% pangsa pasar rokok, sedikit di bawah PT Gudang Garam Tbk dan PT 
Djarum. 

Niken Rachmad berharap, selama periode transisi kegiatan bisnis 
berjalan lancar dan kelak tidak ada pemutusan hubungan kerja. Momok 
PHK kontan menghantui karyawan Sampoerna setelah mendengar Sampoerna 
dicaplok PMI. "Yang paling dicemaskan karyawan adalah ancaman PHK, 
kalau perusahaan ini mayoritas dimiliki orang lain di luar keluarga 
Sampoerna," ujar Tini, salah seorang pekerja kelinting rokok di 
pabrik Rungkut.

Soal apakah pascaakuisisi akan membuat Sampoerna lebih ekspansif, 
menurut Niken, hal itu tergantung pemegang saham PMI. "Bisa saja 
masuknya Philip Morris membuat pangsa pasar Sampoerna lebih besar," 
tuturnya.

Yudy Rizard Hakim, Head of Public Relation HM Sampoerna mengatakan, 
akuisisi PMI masih harus melewati beberapa tahapan seperti rapat umum 
pemegang saham (RUPS) dan kepastiannya baru tanggal 18 Maret. "Jadi 
masih dimungkinkan adanya perubahan, kita tunggu saja," katanya. 

Tak Langgar Aturan

Sementara itu, Sekjen Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) 
Djoko Santoso Sunu menilai, pengalihan 40% saham HM Sampoerna kepada 
PMI tidak melanggar aturan. 

Ini mirip penjualan saham pemerintah di PT Bank Central Asia (BCA) 
Tbk kepada Farallon Indonesia, yang tanpa harus melakukan tender 
offer. "Kecuali, kalau PMI membeli saham investor publik, itu harus 
dilakukan tender offer," papar dia. 

Sedangkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meminta rencana 
akuisisi PMI atas 40% saham HM Sampoerna agar mematuhi peraturan 
Bapepam Nomor IX.H.1 mengenai pengambilalihan perusahaan terbuka.


Sementara itu, pengamat hukum pasar modal Indra Savitri mengakui, 
rencana pengambilalihan 40% saham HM Sampoerna oleh Philip Morris 
Indonesia masih sumir. "Kalau menurut saya, pengambilalihan itu masuk 
kategori apa dulu, apakah sebagai pemegang saham pengendali atau 
untuk mengembangkan bisnisnya. Artinya, perlu ditelusuri skenario 
transaksi itu," lanjut dia.


Berdasarkan peraturan Bapepam nomor IX.H.1, dalam pengambilalihan 
perusahaan terbuka, pengendali perusahaan terbuka yang baru wajib 
melakukan penawaran tender untuk seluruh sisa saham perusahaan 
terbuka tersebut. Kecuali, pertama, pemegang saham telah melakukan 
transaksi pengambilalihan perusahaan terbuka dengan pengendali baru 
perusahaan terbuka. Kedua, saham yang dimiliki pihak lain yang telah 
mendapatkan penawaran dengan syarat dan kondisi yang sama dari 
pengendali perusahaan terbuka. Ketiga, saham yang dimili pihak lain 
yang pada saat bersamaan juga melakukan penawaran tender atas saham 
perusahaan yang bersangkutan.

Berdampak Positif

Kalangan analis umumnya menilai positif akuisisi PMI terhadap HM 
Sampoerna. Roland Has, pengamat saham dan pasar modal mengatakan, 
akuisisi itu bertujuan untuk mengembangkan bisnis PMI karena industri 
rokok di negara maju, termasuk Amerika Serikat, masuk kategori sunset 
industry. "Gross rate Philip Morris tidak terlalu besar, sehingga 
mereka cari peluang di Indonesia," ujar Roland. 


PMI memilih Sampoerna karena pertimbangan bisnis dan kekuatannya di 
sektor rokok putih. PMI bisa memanfaatkan jaringan dan sumber daya 
Sampoerna untuk mengembangkan produknya. Sebaliknya, Sampoerna ingin 
mengembangkan produknya ke kawasan regional. Namun, lanjut Roland, 
tidak ada nilai tambah lain yang bisa diperoleh dari akuisisi Philip 
Morris. Bahkan, beban biaya Sampoerna akan kembali meningkat. 


Analis KUO Capital Raharja, Edwin Sinaga, memperkirakan, 
pascaakuisisi ini saham HM Sampoerna akan terus diminati para 
investor. "Harga saham ini diperkirakan terus menguat dan akan diburu 
oleh investor," katanya. 

Analis Anugerah Securindo Indah David MJ Ferdinandus berpendapat, 
masuknya PMI akan berpengaruh positif terhadap HM 
Sampoerna. "Perusahaan ini akan lebih kuat dan mempunyai modal yang 
besar untuk bersaing dengan kompetitornya," ujarnya.

Edwin dan David memandang, industri rokok saat ini belum termasuk 
sunset industry, tapi justru sedang mengalami perbaikan. "Meski saat 
ini marak larangan merokok, kinerja perusahaan rokok tetap berpotensi 
membaik," ujar David. (ed/asp/alf/hg/aby/ros)
 

----------------------------------------------------------------------
----------
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/zMEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 



----------------------------------------------------------

    IMQ - THE REAL TIME DATA AND BUSINESS NEWS SERVICE

----------------------------------------------------------


 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke