Good news buat KOMI, UNTR, INTA and HEXA serta juga ADHI. Tahun depan
saham-saham ini bakalan jadi primadona.
Efek sampingnya perbankan tahun 2005 juga makin cerah dan makin agresif

Regards,

JAKARTA, Investor Daily Online 

Pemerintah segera membentuk infrastructure fund untuk membiayai
pembangunan infrastruktur lima tahun ke depan yang membutuhkan dana Rp
700-1.300 triliun. Sejumlah paket deregulasi yang menunjang pembentukan
fund tersebut tengah digodog, antara lain deregulasi di sektor keuangan
dan infrastruktur.

Ketua Tim Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (TPPI) Raden Pardede,
kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (22/12) mengatakan, infratructure
fund diperlukan untuk penyediaan ekuitas mengingat perusahaan yang
bergerak di bidang infrastruktur masih perlu merestrukturisasi modalnya.
"Seperti Jasa Marga, PLN, Pelindo, mereka mungkin masih mampu menambah
ekuitasnya melalui initial public offering (IPO). Tapi masih banyak
usaha infratsruktur yang modalnya cekak," kata Raden

Ia mengatakan, fund tersebut bisa dikelola fund manager internasional
yang fokus pada pembiayaan proyek-proyek di Indonesia atau fund manager
lokal. Secara teknis operasional, fund manajer akan mengontrol dana
untuk membiayai proyek infrastruktur tersebut, baik dari dana pensiun,
asuransi maupun lembaga lainnya.

"Ada daftar proyek yang layak dibiayai, fund manager dapat melihat
kemudian menilai mana yang acceptable dengan risiko minimal tetapi
return-nya cukup tinggi. Fund manager akan melihat prospek ke depan dari
sebuah proyek. Dari situ ia dapat mengajak lembaga keuangan untuk ikut
membiayai proyek tersebut," kata dia. 

Selain itu, TPPI juga telah berbicara dengan Departemen Keuangan
(Depkeu) selaku regulator dana pensiun dan asuransi, dan Bank Indonesia
(BI) selaku regulator perbankan, agar lembaga-lembaga tersebut ikut
berpartisipasi membiayai proyek infratruktur. 

Raden Pardede juga menekankan perlunya pemerintah mereformasi sektor
keuangan untuk mendukung pembiayaan infrastruktur. "Jadi, saat mereka
menaruh uang di sektor infrastruktur, mereka sudah punya kesamaan
pendapat antara regulator maupun bank dan dana pensiun atau para peserta
di capital market," kata dia.

Untuk strategi jangka pendek, kata dia, TPPI mengusulkan supaya rasio
antara pinjaman dan investasi sektor infrastruktur ditingkatkan. Selain
itu, TPPI menganjurkan agar BI bersama perbankan dalam mengevaluasi
risiko menggunakan project finance approach (pendekatan proyek) bukan
landing approach (pendekatan besarnya pinjaman) seperti yang dilakukan
selama ini.

"Deregulasi perlu dilakukan sehingga antara investor atau sponsor dan
proyek bisa difasilitasi," kata dia. Raden mencontohkan, dana pensiun
dan asuransi jiwa yang menjadi sumber tabungan dalam negeri dan tenornya
jangka panjang perlu dideregulasi agar tertarik membiayai infratsruktur.

Ia juga mengatakan, reformasi di pengaturan dan kebijakan sektor
infrastruktur harus dilakukan pemerintah termasuk di dalamnya penentuan
tarif, pembebasan lahan, alokasi risiko, dan cetak biru pengembangan
sektor demi sektor. 

Dana Terbatas

Sekretaris Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas
Koensatwanto Inpasihardjo mengatakan, dalam road map pembangunan
infrastruktur ke depan, pemerintah menghadapi keterbatasan pembiayaan.
"Diperkirakan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 700 - 1.300 triliun,
sementara APBN hanya bisa menyediakan sekitar 30%-nya, lembaga bank dan
nonbank masing-masing hanya mampu membiayai 15% dan 4%.," kata dia.

Financing gap tersebut, kata dia, telah memacu pemerintah membuat
strategi dan skim-skim pembiayaan yang inovatif untuk menarik sebanyak
mungkin dana-dana yang terhimpun di pasar modal, baik domestik maupun
luar negeri, dengan menghilangkan barrier-to-entries melalui perumusan
dan penerbitan berbagai peraturan perundangan dengan segenap peraturan
turunannya.

Sementara itu, sejumlah insitusi keuangan menyambut baik segera
dibentuknya infratructure fund. Menurut mereka, fund tersebut akan
menjadi alternatif investasi yang cukup menarik asalkan return-nya
tinggi dan risikonya jelas.

Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Satino mengatakan,
return yang diberikan infratructure fund harus melebihi jenis investasi
lain, seperti obligasi. Sebab, investasi kolektif fund sangat berisiko
karena termasuk dalam jenis investasi langsung. "Kalau proyek gagal uang
kita bisa hilang. Jadi, investasi ini harus mampu memberikan return yang
jauh lebih tinggi ketimbang bunga obligasi," katanya.

Senior Advisor Watson Wyatt Insurance Consulting Pte Ltd Angger P Yuwono
mengatakan, perusahaan asuransi pada dasarnya tertarik berinvestasi pada
proyek-proyek infrastruktur, terutama asuransi jiwa yang memang sangat
sesuai dengan pola-pola investasi jangka panjang. "Idealnya, industri
asuransi akan masuk dalam proyek infrastruktur itu melalui mekanisme
obligasi. Tentunya return yang diberikan harus cukup menarik," kata dia.

Angger menegaskan, industri asuransi memiliki kebijakan investasi yang
lebih ketat, sehingga tidak hanya return yang dipertimbangkan, tetapi
juga resiko investasi dan lainnya. Ia menambahkan, secara keseluruhan,
investasi industri asuransi per tahun rata-rata mencapai Rp 26 triliun. 

Dirut Bank BNI Sigit Pramono mengatakan, dalam kurun waktu lima tahun ke
depan BNI mentargetkan pembiayaan kredit infrastruktur bisa tumbuh 20%
dari total kreditnya atau sekitar Rp 23 triliun. 

Sigit mengungkapkan, manajemen BNI juga berencana menerbitkan obligasi
subdebt dalam denominasi dollar AS senilai 200-300 juta. Hal itu
dilakukan untuk mengantisipasi persiapan pendanaan kredit dalam proyek
infrastruktur.

Direktur Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi
mengatakan, pasar akan secara selektif melihat proyek-proyek
infrastuktur yang akan dibiayai melalui instrumen pasar modal. "Biar
bagaimanapun, proyek infrastuktur yang akan dibiayai akan dilihat
return-nya," ujar Michael kepada Investor Daily, Rabu (22/12). Menurut
dia, setidaknya proyek-proyek infrastruktur yang bisa dibiayai oleh
reksa dana mencapai Rp 10-20 triliun. (tri/abe/c60/alf)





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$4.98 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/zMEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 



----------------------------------------------------------

    IMQ - THE REAL TIME DATA AND BUSINESS NEWS SERVICE

----------------------------------------------------------


 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke