Saya kira anda belum dapat menggugurkan pemikiran yang dikemukakan Angku di Tiro, kecuali anda mampu mengemukakan hadist yang murni bahwa Rasulullah ketika itu tidak takut. Selama anda hanya menggunakan pikiraan anda saja, tidak ada bedanya dengan Angku yang berpendapat bahwa wajar Rasulullah takut disebabkaab beliau melihat Malaikat ditempat yang demikian sunyi tanpa manusa lainnya. Saya kira justru pendapat anda yang keliru ketika berargument bahwa Rasulullah saww sudah beberapa kali berjumpa dengan Jibril sejak masa kanak-kanak. Justru cerita Nabi dibedah oleh Malaikat merupakan hikayat musang. Andaikata anda berasumsi bahwa Nabi dibedah Malaikat untuk dibuang penyakit yang membuat beliau tidak sama dengan manusa lainnya (beliau telah dibuang penyakit, iri, dengki dan sebagainya). Nanti di hari akhirat manusa - manusa yang iri, dengki dan sebagainya akan beralasan bahwa mereka pantas iri, dengki dan sebagainya disebabkan mereka tidak dioperasi perutnya sebagaimana Nabinya.
Argumentasi saudara Burhani Anshari sepertinya sama dengan argument Syiah Savawi bahwa para Imam tidak sama dengan manusa lainnya. Imam kata mereka dijadikaan dari Nur atau cahaya, sedangkan kita dijadikaan dari tanah. Lalu Savawi berkeyakinan bahwa Isteri Nabi, Siti Khadijah masih perawaan keika kawin dengan Nabi, Pemikiran seperti itu justru menghina Nabi sendiri. Oraang Savawi juga berpendapat kita bebas berbuat selama Imam dalaam keadaan Ghaib Qubra sebab tidak ada seorangpun yang dapat berbuat adil selain daripada para Imam. Jadi argument saudara Burhani Anshari seperti adanya kemiripan dengan argument Syiah Savawi. Pastinya para Rasul dan para Imam memiliki bahan baku yang sama dengan seluruh manusa lainnya dalam proses penciptaannya. Perbedaannya hanya terletak pada kesiapaan mentalnya untuk menjadi teladan, representant atal wakil Tuhan di Bumi bagi manusa yang lain. Andaikata para Rasul dan Imam memiliki anatomi tubuh yang berbeda dengan manusa lainnya, mereka tidak bisa dijadikan teladan buat manusia atau ummahnya. Andaikata Para Rasul itu sama seperti Malaikat, bagaimana mungkin ummaah mengikutinya sebagai teladan? Tapi disebabkan para Imam itu diciptakan Allah sama seperti manusa lainnya, memungkinkan manusa lain untuk beresensi hingga mencapai taraf Imam walau dia bukan Imam, misalnya Salman Al Farisi, Abu Dzar Ghifari, Ayatullah Ruhullah Khomaini, DR Ali Syariati, Murtadha Mutahhari dan sebagainya. Jadi kisah pembedahan Nabi Muhammad oleh Malaikat juga hikayat musang alias bohong. Itu termasuk hikayat Israeliat, saudaraku- Kenapa anda begitu berani mengatakan Jibril tidak perlu pura-pura bodoh menyuruh Nabi membaca apa yang tidak dia ketahuinya tentang apa yang harus dibaca? Apa yang membuat anda tidak bisa menerima, adakaah tersirat sesuatu yang aneh dalam kasus seperti itu? Bukankah kasus seperti itu mengundang kita ummahnya untuk menganalisa apa hikmah yang terkandung dibalik katamembaca dalam ayat Bacalaah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan? Bukankah memabca itu merupakan pintu ilmu yang esensinya membuat manusa lebih tinggi statusnya dibandingkan para Malaikat? (baca kasus negosiasi Adam dengan Malaikat yang membuat Adam lebih unggul daripada para Malaikat walau Malaikat Mukarrabin sekalipun) Tidakkah gaya yaang diaplikasikan Jibril mengundang kita untuk merenungkan sedalam-dalamnya makna yang tersirat, begitu penting buat kita manusa ciptaanNya? Ketakutan Rasulullah sangat wajar, mengingat hanya beliau sendirian yang berhadapan dengan Malaikat yang belum pernah beliau lihat sebelumnya. Mungkin saja Rasulullah pernah melihat Malaikat lain sebelumnya tapi Jibril yang satu ini adalah khusus untuk urusan Wahyu yang membuktikan Muhammad adalaah utusan Tuhan. Jadi kasus Ini juga penting untuk menguji Siti Khadijah bagaimana bertindak ketika suaminya berada dala kesukaran Khadijahlah orangnya sebagai pasangan Rasulullah yang ideal kendatipun beliau seorang jada. Tidak ada seorang perawanpun yang setaraf dengannya prestisnya. Ketika suaminya berada dala kondisi bagaikan seorang anak-anak baca ketakutan, beliau mampu berperan sebagai orang tuanya. Demikianlah kebalikannya bagi pasangaan yang ideal tersebut. Aneh sekali anda yang telah belajar Mazhaab Pemikiran di Qum, mengatakan bahwa Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, seorang Pendeta Nasrani. Darimanakah anda peroleh keterangan tersebut? Ia seorang yang memeluk agama Nabi Isa bin Maryam pada zaman itu. Anda harus tau bahwa Agama Nasrani bukan agama Nabi Isa bin Maryam. Agama Nasrani adalaah agama seoraang tokoh yang kontraversi dengan Nabi Isa sendiri, bernama Nashara. Hal ini sama dengan Agama Yahudi yang berasal dari seoraang tokoh yang bernama Yahuda yang juga kontraversi dengan Nabi Musa as. Pastinya paman Khadijah, Isteri Rasul yang mulia bukan pendeta Nasrani tapi seorang Ulama kalau bukan Imam dari agama Islamnya Nabi Isa (Firman Allah: Innaddina indallaahil Islaam). Ini membuktikan bahwa agama yang dibawa para Rasulullah sejak dari nabi Adam sampan nabi Muhammad adalah agama Islam. So agama Islamlah satu-satunya agama samawi. Kalau ada orang intelektual menulis di bukunya menyebutkan seolah-olah agama Nasrani itu agama samawi, merupakaan sebagai basa-basi saja. Hal itu sama dengaan berita surat kabar bahwa negara-negara Islam akan mengadakan konverensi di Malaysia. Satu-satunya negara Islam hanya RII, sementara yang lainnya disebut juga negara IslaM sebagai basa-basi saja (hana meuoh kheun ureueng geutanjoe) Maafkan saya saudara Burhani Anshari kalau gaya bahasa saya agak keras sedikit. Salaamun 'alaikum wr wbr. burhani al anshari <[EMAIL PROTECTED]> skrev: saya pernah mendengar cerita tentang ayat pertama yang turun kepada Rasulullah dengan versi yang berbeda seperti yang kita dengar selama ini, dalam kisah itu tidak disebutkan Nabi SAW takut kepada jibril karena baru pertama kali berjumpa, melainkan Rasul sudah beberapa kali berjumpa dengan jibril sejak masa kanak-kanak beliau (ingat cerita ttg pembedahan rasul kan?). Rasul juga sudah tahu benar ayat yang akan turun kepada beliau, jadi jibril tidak perlu pura-pura bodoh menyuruh nabi membaca apa yang tidak dia ketahui ttg apa yang harus dibaca, juga Rasul tidak perlu harus lari dan minta diselimuti Khadijah karena ketakutan, serta meminta pendeta nasrani menjelaskan apa yang terjadi dengan suami beliau.... tapi akan saya coba telusuri lagi sumbernya, silahkan diteruskan angku di tiro, (eh ada hubungan dengan tiro atau bagaimana...?) ----- Original Message ---- From: Angku Di Tiro <[EMAIL PROTECTED]> To: Lantak@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 21, 2008 21:02:00 Subject: [IACSF] BACALAH DENGAN NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN http://www.youtube. com/watch? v=45hHZ0nOXq8 BACALAH DENGAN NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN. Aku mulai menulis di milis-milis ini dengan nama Tuhan yang Pemurah lagi mengasihani. ....Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan mu....Semoga Allah menulis segala niat ikhlasku ini untuk memulakan langkah baru bagi penaku untuk menegakkan agamaNya yang mulia dan memulakan langkah dakwah yang baru bagiku sebagaimana hadis Rasulullah saww: " Sampaikanlah sesuatu perkara yang berkaitan denganku (berdakwah) sekalipun dengan satu ayat Allah." Ketika Nabi Muhammad saww berada di gua Hirak, beliau disentakkan oleh suara yang datang dari langit yang menggema:"Bacalah" demikian bunyi suara tersebut yang ditujukan kepada Nabi Muhammad. Muhammad menjawab: "Sungguh saya tidak dapat membaca" . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rasulullah sebelum diangkat Allah sebagai Rasul atau UtusanNya, gemar bersunyi. Beliau selalu bersunyi di gua Hira', beliau beribadah di sana, yakni beribadah beberapa malam sebelum rindu kepada keluarga beliau dan mengambil bekal untuk itu kemudian beliau pulang kepada Khadijah. Ia mengambil bekal seperti biasanya sehingga kebenaran datang kepada beliau. Ketika beliau di gua Hira', datanglah Malaikat seraya berkata: " Bacalah!" Beliau bersabda: "Sungguh saya tidak dapat membaca". Ia mengambil dan mendakap Rasulullah sehingga beliau lelah.Kemudian ia melepaskan, lalu berkata: "Bacalah". Maka Rasulullah berkata: "Sungguh saya tidak dapat membaca" lalu ia mengambil dan mendakap Rasulullah untuk kedua kalinya kemudian ia melepaskan lagi lalu ia berkata: "Bacalah", maka Rasulullah berkata untuk ke 3 kalinya: "Sungguh saya tidak dapat membaca", lalu ia mengambil dan mendakap Rasulullah untuk ke 3 kalinya juga, kemudian ia melepaskan lagi. Lalu Jibril membacakan: "IQRO' BISMI RABBIKALLADZII KHALAQ KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ IQRA' WARABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMA BIL QALAM" (Bacalah, dengan naama Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manuisia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu Yang Pemurah. Yang mengajar dengan qalam)." Setelah itu Rasulullah saww, pulang dengan membawa ayat itu dalam keadaan tergoncang hatinya, terus masuk pada Khadijah binti Khuwailid, lantas beliau bersabda: "Selimutilah saya, selimutilah saya". Maka Khadijah menyelimuti beliau sehingga kegoncangan beliau hilang, Beliau bersabda dan menceritakan cerita itu kepada Khadijah: "Sungguh saya takut atas diriku." Lalu Khadijah berkata: "Janganlah takut, demi Allah, Allah tidak menyusahkan engkau selamanya, karena engkau menyambung persaudaraan, menanggung beban, mengusahakan orang yang tidak punya, memuliakan tamu dan menolong penegak kebenaran." Lalu Khadijah bersama beliau pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Ayah saudara Khadijah. Ia seorang yang memeluk agama Nabi Isa bin Maryam pada zaman Jahiliah, ia dapat menulis tulisan Ibrani., dan ia menulis Injil akan apa-apa yang dikehendaki Allah akan apa yang ditulisnya. Ia seorang yang sudah sangat tua dan telah buta. Khadijah berkata: "Wahai Ayah saudarakuku, dengarkanlah putera saudaramu!" Lalu Waraqah berkata kepada beliau: "Wahai putera saudaraku, apakah yang engkau telah lihat?" Lantas Rasulullah saww Menceritakan kepadanya apa yang beliau lihat. "Lalu Waraqah berkata kepada beliau: "Ini adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Musa, wahai sekiranya saya masih muda, sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu". Lalu Rasulullah saww Bersabda: ' Apakah mereka akan mengusir saya?" Ia berkata : "Ya, belum pernah datang seorang laki-laki yang (membawa) seperti apa yang engkau bawa kecuali ia diberi kebaikkan. Jika saya menjumpai masamu maka saya menolongmu dengan pertolongan yang tang guh." Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dan wahyu pun fatrah (bersela). (insya Allah akan bersambung) --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com --------------------------------- Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass http://no.mail.yahoo.com