SIRA HOKA, HANADEUHLE LAGOE BAK DEMO. PEUE SIRA HANA MASENLE?  ATAWA TEUNGEH 
LUEM PROYEK LAEN NJENG MEUUNTONG SABE KEUDROE-DROE?

  ----- Original Message ----
From: Ahmad Sudirman <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, November 24, 2007 10:59:27 AM
Subject: ADA GEBRAKAN LAIN UNTUK MERINGKUS KUNTORO MANGKUSUBROTO CS DAN 
MENYERETNYA KE MEJA HIJAU

          http://www.dataphone.se/~ahmad
[EMAIL PROTECTED]
   
  Stockholm, 24 November 2007
 
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 
   
  
ADA GEBRAKAN LAIN UNTUK MERINGKUS KUNTORO MANGKUSUBROTO CS DAN MENYERETNYA KE 
MEJA HIJAU
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
 
   
  
MEMANG ADA GEBRAKAN LAIN UNTUK MERINGKUS KUNTORO MANGKUSUBROTO CS DAN 
MENYERETNYA KE MEJA HIJAU
   
  "Kemarin 21 november pergerakan mahasiswa telah pula melakukan demonstrasi di 
depan kantor BRR , walaupun menurut ustad itu lemah dan SBY lah sebagai dalang 
semua ini, namun bukankah dengan memerangkap Kuntoro dan meminta auditor 
independent (International auditor) untuk mengaudit keuangan dan kinerja BRR 
ini dapat menyeretnya ke meja hijau dan bui, ataukah ini akan sia- sia. Apakah 
menurut ustad ada gebrakan lain yang bisa menjerat Kuntoro dan antek- anteknya 
yang tukang korup itu ke meja hijau." (Ridwan Ahmad, [EMAIL PROTECTED] , Date: 
Thu, 22 Nov 2007 23:34:00 +0700)
Kuntoro Mangkusubroto
   
  Terimakasih saudara Ridwan Ahmad di Banda Acheh, Acheh.
   
  Sebenarnya untuk menggebrak sampai terjungkir dan lenyap dari Acheh itu Ketua 
pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Acheh – Nias Kuntoro 
Mangkusubroto dan konco-konconya hasil bentukan Perpu Nomor 2 Tahun 2005, UU 
Nomor 10 Tahun 2005 dan Kepres Nomor 63 Tahun 2005 banyak cara dan jalannya. 
Dimana syaratna adalah mengetahui kuci mana yang bisa dipakai untuk membuka 
gerbang sigotaka tempat menggodog  Perpu Nomor 2 Tahun 2005, UU Nomor 10 Tahun 
2005 dan Kepres Nomor 63 Tahun 2005 serta tempat berkumpulnya mbah Susilo 
Bambang Yudhoyono cs.
   
  Nah, kunci pertama yang harus diketahui adalah itu  Kuntoro Mangkusubroto 
adalah merupakan tangan panjang-hukumnya mbah Suslo Bambang Yudhoyono dilihat 
secara hukum dan perundang-undangan yang dipakainya, seperti  Perpu Nomor 2 
Tahun 2005, UU Nomor 10 Tahun 2005 dan Kepres Nomor 63 Tahun 2005.
   
  Kunci kedua, itu UU Nomor 10 Tahun 2005 tingkatan hukumnya sama dengan UU 
tentang Pemerintahan Acheh model Pansus DPR RI Nomor 11 yang bertentangan 
dengan MoU Helsinki yang ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2006. Nah, disini 
artinya itu mas Kuntoro Mangkusubroto memiliki kekuatan hukum setingkat dengan 
tingkatan saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf. Hanya bedanya sedikit saja 
yaitu kalau saudara Irwandi Yusuf diangkat sebagai "Gubernur Acheh" melalui 
pemilihan langsung oleh rakyat Acheh di Acheh, sedangkan itu mas Kuntoro 
Mangkusubroto diangkat sebagai Ketua pelaksana Badan Rehabilitasi dan 
Rekonstruksi (BRR) Acheh – Nias karena dikatrol oleh mbah Susilo Bambang 
Yudhoyono. Bahkan itu kursi kekuasaan di Acheh yang dimiliki oleh mas Kuntoro 
Mangkusubroto lebih tinggi dibandingkan dengan kursi kekuasaan yang diduduki 
oleh saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf. Misalnya kalau dilihat dari apa 
yang dituliskan oleh mbah Susilo Bambang Yudhoyono cs tentang struktur "
 pemerintahan Acheh" model BRR yaitu Wakil Kepala Badan Pelaksana BRR adalah  
"Gubernur Acheh" dalam hal ini adalah saudara Irwandi Yusuf.
   
  Kunci ketiga adalah kalau mau menjatuhkan mas Kuntoro Mangkusubroto dari 
kursi kekuasaan " pemerintahan Acheh" model BRR, maka  harus memakai dan 
mempergunakan pentungan hukum yang dimiliki oleh mbah Susilo Bambang Yudhoyono 
dengan pentungan semodel gaya Perpu Nomor 2 Tahun 2005 dan Kepres Nomor 63 
Tahun 2005.
   
  Kunci keempat, dana yang dipakai dalam anggaran BRR adalah berasal sebagian 
besar dari negara-negara donor, negara donor yang terbesar memberikan bantuan 
kepada korban tsunami di Acheh dan Nias adalah Amerika disusul oleh Australia, 
Belanda, Jepang dan Kanada ditambah dengan 36 negara-negara lainnya. Kemudian 
bantuan tersebut dimasukkan kedalam APBN RI yang jumlahnya sampai detik 
sekarang ini mencapai Rp 25.5 Triliun, yaitu Rp 3.9 Triliun APBN tahun 2005, Rp 
10.5 Triliun APBN 2006 dan Rp 11 Triliun APBN 2007.
   
  Kunci kelima, anggaran BRR ini dipakai untuk mendanai satuan kerja dalam 
bidang pengawasan, bidang keuangan dan perencanaan, bidang agama, sosial dan 
budaya, bidang ekonomi dan usaha, bidang pendidikan, kesehatan dan peran 
perempuan, bidang perumahan dan pemukiman, bidang infrastruktur, lingkungan dan 
pemeliharaan, bidang kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia, bidang 
sekretariat, komunikasi dan informasi dan bidang operasi. Nah bidang yang 
memakan dan menyedot banyak anggaran BRR adalah bidang  perumahan dan 
pemukiman, misalnya untuk tahun anggaran 2007 sampai akhir oktober sebesar Rp 
3.75 triliun. Adapun yang telah direalisasikan sebesar Rp 1.1 trilun, atau 
kurang dari 30%, sisanya sebanyak Rp 2.65 triliun masih diawang-awang. 
Sedangkan rumah permanen yang sudah dibangun sampai akhir oktober adalah 
sebanyak 102.063 unit. Pengungsi yang masih tinggal di barak sebanyak 5.287 
kepala keluarga. Kemudian bidang infrastruktur, lingkungan dan pemeliharaan 
menyedot
 dana anggaran sebesar Rp 2.95 triliun yang terealisasi sampai akhir oktober 
hanya sampai Rp 800.2 milyar atau hanya sampai sedikit diatas 27 %, sisanya 
masih diudara. Seterusnya pendidikan, kesehatan dan peran perempuan yang 
menyerap dana anggaran sebanyak Rp 1.53 triliun tetapi baru terealisasikan 
sampai akhir okober sebesar Rp 408.61 milyar atau dibawah 27 %, sisanya masih 
mengawang-awang diatas bumi Acheh.
   
  Kunci keenam, yang paling banyak dipakai dalam anggaran BRR yang telah 
dianggarkan adalah dalam bidang sekretariat, komunikasi dan informasi yang 
menyedot dana sebesar Rp 430.612 milyar, dimana sebanyak Rp 259.146 milyar 
sudah dikantongi oleh Stafnya mas Kuntoro Mangkusubroto, atau sekitar 60.18% 
sisanya akan digerogoti secepatnya sampai akhir desember 2007.
   
  Celakanya, itu Stafnya mas Kuntoro Mangkusubroto cs yang telah dijejali 
dengan gajih bulanan puluhan juta perorang-nya itu ternyata hasil kerjanya 
boleh dikatakan hampir semuanya dibawah 30%, artinya itu para Stafnya mas 
Kuntoro Mangkusubroto hanya kerja buta saja dengan memakan gajih puluhan juta 
perbulannya.
   
  Nah sekarang, memang diakui oleh mas Kuntoro Mangkusubroto ketika ia 
melaporkan hasil kerja BRR kepada Bill Clinton utusan PBB untuk menangani 
bantuan tsunami dan Duta-Duta besar dari negara-negara donor yang berkumpul di 
New York beberapa hari yang lalu bahwa tidak semua rumah yang telah terbangun 
telah dihuni. Hal itu disebabkan rumah-rumah yang kurang sempurna, misalnya 
tidak tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai, atau prasarana dasar 
desa yang belum terbangun ( http://e-aceh-nias.org/news/news.aspx?id=200 ).
   
  Jadi sekarang, kalau orang-orang dan bangsa Acheh menganggap bahwa mas 
Kuntoro Mangkusubroto dalam menangani BRR dengan slogannya "Membangun kembali 
masyarakat Acheh dan Nias, baik kehidupan individu maupun sosialnya. 
Membangunkembali infrastruktur fisik dan infrastruktur kelembagaan. Membangun 
kembali perekonomiannya sehingga dapat berusaha sebagaimana sebelumnya. 
Membangun kembali pemerintahan sebagai sarana pelayanan masyarakat." Ternyata 
masih belum memenuhi apa yang dijanjikannya dan ditetapkannya, maka dengan 
alasan inilah bisa dijadikan alasan fakta, bukti dan hukum untuk menjatuhkan 
mas Kuntoro Mangkusubroto cs langsung dihadapan mas Susilo Bambang Yudhoyono 
dalangnya BRR dengan pentungan Perpu Nomor 2 Tahun 2005, UU Nomor 10 Tahun 2005 
dan Kepres Nomor 63 Tahun 2005.
   
  Adapun alasan korupsi, perlu dikumpulkan fakta dan bukti melalui pengauditan 
yang independen, terutama dalam hal mentenderkan melalui lelang yang diadadakan 
oleh BRR Acheh – Nias melalui jalur Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa 
Pemerintah. Karena melalui cara pelelangan yang dibukakan kepada para tengkulak 
dan konglomerat baru dan lama di Acheh serta diluar Acheh inilah yang 
menjadikan sumber dan pemasukan uang haram alias korupsi. Dan buktinya secara 
faktual adalah  bidang perumahan dan pemukiman dan bidang infrastruktur, 
lingkungan dan pemeliharaan sampai akhir oktober 2007 yang banyak ditenderkan 
kepada para tengkulak dan konglomerat di Acheh dan diluar Acheh ternyata 
hasilnya hanya mencapai tidak lebih dari antara 27% sampai 29,6% saja.
   
  Jadi, disini seluruh rakyat dan bangsa Acheh harus mendobrak dengan 
membeberkan fakta, bukti dan hukum tentang apa yang telah direncanakan dan 
dikerjakan oleh BRR dari sejak tahun 2005 sampai tahun 2007 sekarang ini. Dan 
fakta, bukti serta hukum tersebut disodorkan kepada mbah Susilo Bambang 
Yudhoyono langsung di istana di Jakarta dan dipublikasikan kehadapan umum baik 
di Acheh ataupun di RI serta sekaligus sebagai fakta, bukti dan hukum tandingan 
 bagi mas Kuntoro Mangkusubroto cs yang memberikan laporan tidak benar kepada 
Bill Clinton utusan PBB dan Duta-Duta besar dari Negara-Negara donor yang telah 
membantu korban tsunami.
 
Terakhir, sekarang bagi rakyat dan bangsa Acheh, cukup dengan menampilkan 
fakta, bukti dan hukum yang menerangkan tentang kepincangan dan penyelewengan 
dana bantuan dari negara-negara donor yang diselimuti dalam bentuk APBN 
langsung kepada pihak BRR dan pihak mbah Susilo Bambang Yudhoyono cs serta 
pihak Duta-Duta Besar negara-negara donor yang ada di Jakarta serta tentu saja 
kepada Bill Clinton utusan PBB.
   
  Dan paling akhir, tentu saja itu mbah Susilo Bambang Yudhoyono cs akan terus 
bertahan setahun lagi sampai april 2009 untuk membubarkan BRR dan menyerahkan 
tugas pelaksanaan BRR kepada saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf dan saudara 
"Wakil Gubernur Acheh" Muhammad Nazar. Nah, yang menjadi pertanyaan apakah itu 
saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf dan saudara "Wakil Gubernur Acheh" 
Muhammad Nazar mampu melaksanaka tugas berat BRR untuk tidak melakukan 
penyelewengan dan korupsi serta membagikan tender melalui lelang untuk 
mendapatkan uang haram dan panas ? Jawabannya adalah diserahkan dan tergantung 
kepada saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf dan saudara "Wakil Gubernur 
Acheh" Muhammad Nazar.
   
  Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada 
[EMAIL PROTECTED] agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk 
membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah 
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP 
http://www.dataphone.se/~ahmad
   
  Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita 
memohon petunjuk, amin *.*
 
Wassalam.
 
Ahmad Sudirman
 
http://www.dataphone.se/~ahmad
[EMAIL PROTECTED]
----------
   
  Date: Thu, 22 Nov 2007 23:34:00 +0700
From: "ridwan ahmad" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Ahmad Sudirman" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: KUNTORO MANGKUSUBROTO ADALAH BONEKA HIDUP YANG DIKONTROL OLEH MBAH 
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO CS UNTUK MEMEGANG LANGSUNG PEMERINTAH ACHEH DI ACHEH
   
  Assalamualaikum Wr, WB
Dear, ustad Ahmad
   
  Kemarin 21 november pergerakan mahasiswa telah pula melakukan demonstrasi di 
depan kantor BRR , walaupun menurut ustad itu lemah dan SBY lah sebagai dalang 
semua ini, namun bukankah dengan memerangkap Kuntoro dan meminta auditor 
independent (International auditor) untuk mengaudit keuangan dan kinerja BRR 
ini dapat menyeretnya ke meja hijau dan bui, ataukah ini akan sia- sia. Kini 
hanya adik -adik mahasiswa yang belum terpengaruh dengan buaian uang Kuntoro, 
karena kalo di tilik banyak pihak yang telah ikut memakan uang haramnya 
Kuntoro, mulai dari kontraktor penipu sampai asisten jadi-jadian di setiap 
kabupaten , bahkan hingga ke camat-camat pun telah pula merasakan amisnya uang 
darah tsunami itu. Adik-adik mahasiswa ngak punya modal besar apa lagi harus ke 
Jakarta mengetok gerbang istana SBY jangan-jangan baru sampe bandara uang 
mereka udah - habis apalagi kalo mereka kena supersiv, hilanglah modal 
keberanian yang merupakan modal
utama yang mereka miliki untuk melakukan gebrakan terhadap penuntutan keadalin 
terhadap korban dan rakyat aceh umum nya. Nah apakah menurut ustad ada gebrakan 
lain yang bisa menjerat Kuntoro dan antek- anteknya yang tukang korup itu ke 
meja hijau. Jangan patahkan asa adik- adaik mahasiswa yang sudah berbulat tekat 
mencoba mencari jalan memenjarakan
koruptor terbesra di dunia ini. Please share your best opinion.
----------






       
---------------------------------

Dårlig plass? Få Yahoo! Mail med 250 MB gratis 
lagringsplass.http://no.mail.yahoo.com

Kirim email ke