???????????????????????????????????????????????????????????
  ???????????????????????????????????????????????????????????
  ???????????????????????????????????????????????????????????
  Ketika terjadi kontraversi info antara GAM atau KPA vs TNI atau polisi, 
kira-kira pihak mana yang sering berbohong. Antara GAM/TNA dan Indonesia/TNI - 
POLRI sudah berdamai tapi 
  pihak Indonesia belum jujur dalam mengimplementasikan butir-butir yang 
terkandung da
  lam perjanjian tersebut. Mereka nampaknya tidak jujur dalam perundingan 
tersebut. Ironisnya lagi TNI - POLRI selalu mencari gara-gara. Mereka nampaknya 
masih belum puas setelah memusnahkan senjata TNA. 
   
  Prediksi saya selama pihak Indonesia tidak jujur paska MoU Helsinki sampai 
kiamatpun persoalan Acheh -Sumatra tidak akan pernah selesai. Pihak Indonesia 
senantiasa memberikan PR buat kita bangsa Acheh. PR tersebut sebetulnya memang 
politik jahat Indonesia untuk memecahbelahkan persatuan kita. Soalnya sebagian 
orang kita sudah terperangkap dalam jeratan pihak Indonesia (baca politikn uang 
dan jabatan atau pangkat) untuk menjadi pakturut. 
   
  Kepada Nona kita harapkan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, 
seolah-olah membenarkan keterangan Polisi. Padahal semua kita sudah amat paham 
bahwa yang namanya Polisi Indonesia lebih jahat dari sipil yang paling jahat 
sekalipun, demikian jugalah dengan TNInya.
  hsndwsp,-

Nona <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Lagian, ngapain capek2 ngerampok secara kriminal begitu. Nggak aman!
Toh "NGERAMPOK secara HALAL" bisa lebih mudah dilakukan di Aceh sekarang, oleh 
siapa saja... aman, terkendali!



Tarmizi Abdulghani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:               Polisi Tembak Eks 
Kombatan GAM         Kamis, 30 Agustus 2007       :: KPA Kecam Polres 
Lhokseumawe

Irman Sjah 
Ayi Jufridar | Lhokseumawe
Petugas Reserse Mobil (Resmob) Polres Lhokseumawe menembak Yusuf alias Roket, 
warga Pulo Kitoe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, Rabu (29/8) sekitar pukul 
04.00 WIB. Beberapa atribut GAM dan atribut TNI serta puluhan peluru senjata 
api disita sebagai barang bukti. 

Roket yang merupakan eks kombatan GAM wilayah Pase, diduga sebagai perampok 
material proyek bantuan NGO Oxfam di WTP Geudong, Aceh Utara, dan sejumlah 
tindak kejahatan lainnya. Kapolres Lhokseumawe, AKB Beny Gunawan, mengatakan 
Roket terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas pada kedua kakinya, karena 
berusaha kabur saat diminta menunjukkan komplotannya.

“Kami tidak melihat dia (Roket-red) dari organisasi mana, yang kami proses 
tindakan kriminal dia atas pengaduan sejumlah warga,” kata Kapolres didampingi 
Kasat Reskrim, Ajun Komisaris Bambang Eko S, saat ditemui di Mapolres 
Lhokseumawe, kemarin.

Menurut Kapolres, dalam penggerebekan rumah Roket, petugas Resmob berjumlah 15 
personel yang dipimpin Kasat Reskrim Bambang Eko, berhasil menyita sejumlah 
barang bukti. Di antaranya, satu unit sangkur dan dua selempengan atribut GAM.

Hasil pengembangan di lapangan, petugas kemudian menggerebek rumah seorang 
tersangka lainnya di Desa Paya Terbang, Kecamatan Samudra, Aceh Utara. Namun, 
Kapolres menolak menyebutkan identitas tersangka tersebut, karena yang 
bersangkutan masih buron. 

Hasil dari penggerebekan rumah tersebut, petugas menemukan selembar bendera 
GAM, sebuah bingkai foto berisi selembar gambar anggota TNA wilayah Pase 
berseragam loreng dan bersenjata lengkap, empat potong baju loreng milik TNI AD 
keluaran tahun 2004-2005, tiga potong celana loreng TNI, tiga potong kaos TNI 
bertuliskan Yonif 143, dan dua baret masing-masing satu warna merah dan satu 
lagi merah jambu atau pink. 

Selain itu, petugas juga menyita satu unit hoster senjata laras pendek, tali 
senjata laras panjang, 32 butir amunisi senjata SS-1, 5 butir amunisi pistol 
FN, sebuah pisau kecil, sepucuk pistol mainan laras panjang, dan sebuah mesin 
pompa air.

“Mesin pompa air ini diduga milik Oxfam yang dirampok oleh Roket bersama 
komplotannya,” kata Kapolres Beny Gunawan.

Kata dia, pihaknya akan all out mengejar komplotan Roket yang jumlahnya cukup 
banyak. “Kami berharap, partisipasi masyarakat memberikan informasi agar 
parakomplotan itu bisa segera kami tangkap,” tuturnya.

Jangan Salah Tafsir
Sementara itu, Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Inf M. Erwin Syafitri 
didampingi Dandim Aceh Utara Letkol Inf Yogi Gunawan meminta masyarakat tidak 
salah menafsirkan keberadaan atribut TNI yang ditemukan polisi di rumah eks 
kombatan GAM itu. 

“Saya khawatir bisa disalahtafsirkan oleh warga, seolah-olah TNI yang melakukan 
tindak kriminal di Aceh selama ini. Padahal, ada beberapa atribut TNI yang 
dipakai oleh anggota GAM,” kata Erwin Syafitri saat ditemui di Mapolres 
Lhokseumawe.

Danrem dan Dandim berkunjung ke Mapolres untuk menyaksikan langsung hasil 
temuan petugas Polres Lhokseumawe itu. “Jangankan atribut TNI, bazoka saja bisa 
mereka (GAM) dapatkan (secara paksa) pada masa konflik dulu,” lanjut Danrem 
011/Lilawangsa itu.

KPA Kecam Polres
Secara terpisah, Komite Peralihan Aceh (KPA) wilayah Samudra Pase mengecam 
keras sikap petugas Polres Lhokseumawe yang menembak Yusuf alias Roket. “Kami 
tidak bisa menerima penembakan yang menimpa anggota kami. Tindakan penembakan 
itu sangat anarkis dan brutal, masyarakat sudah trauma dengan suara tembakan,” 
kata Juru Bicara KPA Wilayah Pase, Tgk. Dedy Safrizal, dalam konferensi pers, 
kemarin.

Menurut Dedy, bila Roket dituduh terlibat kriminal seharusnya polisi bertindak 
secara profesional dan beretika. Polisi harus membuktikan tuduhannya dengan 
menunjukkan saksi dan bukti pendukung.

Katanya lagi, ada dua masyarakat biasa yang juga dibawa polisi masing-masing 
Saiful Amri, 21, dan Saifunnur, 25, dan keduanya dinyatakan bukan anggota KPA.

“Bagi KPA, pelaku kriminal adalah musuh bersama. Kalau ada anggota KPA yang 
terlibat, itu hanya oknum dan bukan atas nama organisasi. Jadi, silakan polisi 
mengusut kasus kriminal, tapi jangan anarkis,” lanjut Dedy.

Terkait ditemukannya atribut GAM dan atribut TNI serta amunisi senjata api di 
rumah eks kombatan GAM, Dedy mengatakan, “itu merupakan peninggalan lama. Kami 
sangat komit dengan perdamaian, semua atribut sisa masa konflik sudah kami 
instruksikan untuk dikumpulkan yang selanjutnya akan kami serahkan kepada 
polisi. Semua itu kami lakukan secara bertahap,” katanya

Juru Bicara KPA Pusat Ibrahim KBS mengatakan, dengan ditemukannya seragam 
loreng dan peluru di rumah eks kombatan GAM, bukan berarti KPA mau membuat 
latihan perang lagi. “Bisa saja itu sebagai koleksi. Di Kamboja saja, 20 tahun 
pascakonflik—tapi masih ada sisa peluru yang ditemukan,” kata KBS dalam 
pernyataannya saat dihubungi.

Istri Yahya alias Roket, Faridah, 32, membantah kalau suaminya terlibat 
kriminal. Selama ini, katanya, suaminya mengelola usaha ketam kayu dan bisnis 
getah. “Suami saya bukan seorang kriminal, beliau punya usaha yang sah untuk 
mencari nafkah,” ujarnya saat ditemui kemarin siang.

Hal sama disampaikan M. Ali Abdullah, 50, ayah kandung Roket saat ditemui 
terpisah. Menurut dia, Roket memang eks kombatan GAM, tetapi pascakonflik dia 
telah terjun ke dunia bisnis.(ha07)   
  
  
---------------------------------
  Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when.   


    
---------------------------------
  Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.   

                         



       
---------------------------------
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 

Kirim email ke