Muhammad al qubra <[EMAIL PROTECTED]> skrev: Kita juga tidak boleh menutup mata bahwa yang membantai masyarakat Acheh - Sumatra juga mengaku diri beragama Islam. Yang membantai keluarga Rasulullah di Karbala Irak dulu juga mengaku beragama Islam. Yang membantai penduduk Irak dibawah kekuasaan Saddam juga mengaku beragama Islam. Pelaku zalim di Cimanggih, Trisakti dan berbagai praktek zalim lainnya di Indonesia juga mengaku beragama Islam. Dengan demikian berarti pelaku zalim itu bukan pengikut agama Muhammad dan juga bukan pengikut agama nabi manapun tapi orang-orang hipokrit. Artinya mereka mengaku beragama Islam padahal sesungguhnya mereka tidak beragama sebagaimana yang mereka akui. Fenomena inilah yang membuat orang-orang yang pendek antine salah kaprah dalam memahami Islam. Dimana mana dipermukaan Bumi ini, ketika sekumpulan manusia memiliki kekuasaan atau Power, senantiasa berbuat semena-mena terhadap komunitas manusia yang tidak berdaya. Sekarang Penguasa Amerika Serikat memprotes hak RII untuk memiliki Nuklir sipilnya, tapi rakyat Amerika sendiri mengakui hak dan kebenaran Iran serta memuji penguasa RII itu. 15 tentara Inggris melanggar batas toritorial Iran lalu ditangkap tapi mereka diperlakukan dengan baik sekali tanpa disakiti sedikitpun oleh penguasa Iran. Kamis 11 Januari 2007, tentara pendudukan AS menyerang Konsulat Iran di Irak secara illegal lalu menagkap lima diplomat Iran serta menyita sejumlah dokumen dan komputer yang ada di gedung itu. Selanjutnya penguasa AS menganianya kelima orang diplomat Iran itu dan tidak melepaskannya sampai hari ini kecuali satu orang saja. Kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa penguasa Iran itu merupakan representant untuk penguasa-penguasa yang ingin mencari redha Allah. Penguasa seperti itu benar-benar beragama dengan agama Allah bukan hanya pengakuan saja sebagaimana kita saksikan kebanyakan penguasa lain di hampir seluruh dunia. Tentara dan polisipun dituntut Allah untuk melindungi kaum lemah sebagaimana jagoan karate yang senantiasa dituntut berbakti untuk melindungi silemah.
Ali Al Asytar <alasytar_acheh@ yahoo.com> skrev: Meninjau Kembali Ajaran Al Masih Nabi Isa Al Masih a.s. adalah seorang nabi yang termasuk salah satu dari lima orang nabi yang dijuluki ‘Ulul azmi, yaitu para nabi yang harus menanggung penderitaan dan pengorbanan terbesar selama menyampaikan ajaran Ilahi. Nabi Isa dianugerahi Allah mukjizat sejak beliau lahir, yaitu kemampuan berbicara di saat beliau masih bayi. Hal ini diceritakan dalam Al Quran Surah Maryam ayat 30 hingga 33 yang artinya sbb. “Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku untuk mendirikan salat dan menunaikan zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” Kepribadian Nabi Isa a.s. yang begitu luhur, serta ajarannya yang penuh kemuliaan, yaitu antara lain mengenai persahabatan dan keadilan, membuat kita bertanya-tanya, saat ini sejauh manakah para pengikut nabi besar tersebut melaksanakan ajaran-ajarannya dan apakah mereka patuh kepada segala petunjuk dari Nabi Isa? Bila kita melihat kondisi dunia hari ini, kita akan merasa kecewa dan putus asa melihat perilaku negara-negara Barat yang sebagian besar penduduknya mengaku sebagai pengikut Nabi Isa. Kekecewaan ini akan semakin besar bila kita melihat kinerja pemerintahan Amerika saat ini yang konon sangat relijius dan amat terikat pada ajaran Nabi Isa, melebihi negara-negara Barat yang lain. Presiden AS saat ini, George W. Bush, sering mengklaim dirinya sebagai seorang yang relijius. Dia memulai rapat-rapat pemerintahan dengan membaca Injil dan dalam pidato-pidatonya, ia sering mengutip kalimat-kalimat dari kitab suci itu. Perilaku Bush ini akan menimbulkan pemahaman, terutama di kalangan awam, bahwa kebijakan-kebijakan yang diambilnya adalah berdasarkan kepada ajaran Isa Al Masih. Namun kenyataannya, dunia menyaksikan bahwa tidak ada pemimpin negara yang lebih ambisius dan lebih kejam daripada George W. Bush. Pada awal era pemerintahannya, dia telah melancarkan dua perang berdarah terhadap Afghanistan dan Irak, yang masih terus berlanjut hingga kini. Tak hanya rakyat Afganistan dan Irak yang menjadi korban, termasuk perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya, namun juga ribuan tentara AS sendiri harus menjadi korban dari ambisi berdarah Bush. Bahkan, akibat biaya perang yang sangat tinggi, puluhan juta rakyat AS juga harus menderita kemiskinan. Kini pertanyaan yang timbul adalah, apakah kekejaman dan pembunuhan yang sedemikian keji merupakan bagian dari ajaran Nabi Isa a.s? Jawabannya sudah jelas. Semua orang mengetahui bahwa Nabi Isa a.s. selalu menyerukan perdamaian dan kasih sayang. Nabi Isa selalu berpihak kepada orang-orang yang zalim dan membenci kaum arogan yang menjadi pembunuh dan berlaku zalim. Nabi Isa al Masih berkata, “Barangsiapa yang sanggup untuk menghalangi atau mencegah kezaliman, namun tidak melakukannya, maka orang itu sama saja seperti orang yang berbuat zalim.” Pembunuhan dan aksi kekerasan tidak saja dilakukan oleh pemerintah Amerika saat ini, namun sejak satu abad yang lalu, pemerintah negara ini telah berkali-kali menjatuhkan korban demi mencapai ambisi perang dan ekspansionisnya. Pembunuhan massal manusia yang paling dahsyat di dunia, yaitu dijatuhkannya bom atom ke kota Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia Kedua, dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pemeluk Kristen. Berbagai perang juga telah dilancarkan oleh AS, yang korbannya sedemikian banyak, hingga tak terhitung lagi. Perang Vietnam, Perang Korea, Perang di Afrika, dan lain-lain, semuanya telah merenggut nyawa jutaan rakyat sipil dan militer. Dalam peperangan itu, AS tak segan-segan menggunakan senjata pembunuh massal, seperti bom kimia dan ranjau darat yang sangat kejam. Selain dari Amerika, negara-negara Barat lain juga tak lepas dari berbagai aksi kekejaman. Selama berabad-abad, negara-negara Eropa menjajah dan memperbudak rakyat di Asia dan Afrika. Hasil bumi dan kekayaan alam negara-negara dunia ketiga dirampok dan dirampas, sementara rakyat pribumi dibiarkan hidup dalam kemiskinan dan kebodohan. Kini, ketika negara-negara Eropa menjadi kaya dan kuat dari hasil penjajahan tersebut, mereka pun masih menekan negara-negara dunia ketiga yang miskin dan terbelakang. Apakah pelaku aksi kekejaman ini berhak mengaku sebagai pengikut Nabi Isa Al Masih, seorang nabi yang pengasih dan penuh kasih sayang? Bentuk perilaku lain yang perlu dipertanyakan dari para pemeluk ajaran Isa Al Masih adalah perilaku rasialis dan diskriminatif mereka. Pandangan-pandangan rasialis dan diskriminatif sama sekali tidak selaras dengan ajaran Nabi Isa as. Pemerintah-pemerint ah Barat senantiasa menganggap diri mereka lebih besar dan mulia dari negara-negara lain dan karena itu mereka merasa berhak untuk merampok kekayaan dan harta milik negara lain. Di dalam negeri mereka pun, terdapat diskriminasi, baik antara warga kulit putih dan kulit hitam, atau diskriminasi antara warga Kristen dengan warga beragama lain. Padahal Nabi Isa a.s. selama hidupnya tidak pernah bersikap diskriminatif. Beliau selalu duduk dan makan bersama dengan orang-orang miskin, baik itu kulit putih, hitam, atau dari ras lainnya. Salah satu bukti nyata dari sikap rasialisme yang berkembang di negara-negara yang mengklaim diri sebagai pemeluk ajaran Isa Al Masih adalah dukungan mereka kepada rezim rasialis Zionis. Rezim Zionis sejak didirikan pada tahun 1948 hingga kini ini telah membunuh jutaan rakyat Palestina dan menghancurkan rumah-rumah mereka. Padahal, tanpa dukungan Barat khususnya Amerika, tidak mungkin Tel Aviv masih bisa berdiri hari ini. Dalam rangka mendukung rezim pembunuh ini, sebagian pemeluk Kristen bahkan mendirikan kelompok bernama Kristen Zionis yang mengupayakan bantuan lebih besar dari pemerintah Washington untuk Rezim Zionis. Dasar pemikiran mereka adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa akan kembali muncul jika Palestina dan Masjidul Aqsa berada dalam kekuasaan orang-orang Yahudi. Dengan kata lain, kelompok Kristen Zionis berpendapat bahwa pembunuhan terhadap jutaan rakyat tidak berdosa merupakan sesuatu hal yang diperlukan demi kemunculan Nabi Isa. Hal ini jelas bertolak belakang dengan ajaran Nabi Isa yang selalu memerintahkan manusia agar bersikap kasih sayang terhadap sesama. Bahkan, dalam kepercayaan kaum muslim, Nabi Isa akan muncul kembali di muka bumi bersama keturunan Nabi Muhammad, yaitu Imam Mahdi (a.f.) dan mereka akan menegakkan perdamaian dan keadilan di muka bumi, serta menumpas orang-orang yang zalim. Budaya hedosnisme dan kebebasan tanpa batas yang meraja-lela dalam masyarakat Barat juga merupakan bentuk pelanggaran lain dari ajaran Nabi Isa Al Masih. Di dalam Al Quran diceritakan saat malaikat menyampaikan berita kepada Maryam bahwa ia akan mendapat seorang anak yang akan menjadi seorang nabi. Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina.” Malaikat Jibril menjawab, “Demikianlah Tuhanmu berfirman: Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” Ayat ini menunjukkan bahwa kesucian adalah sesuatu hal yang amat dipegang teguh oleh Nabi Isa dan ibunda beliau. Namun, dewasa ini, hubungan perempuan dan lelaki di luar perkawinan telah dianggap sebagai hal bisa di Barat. Bahkan, yang lebih keji lagi, hubungan sesama jenis, yaitu homoseksual, malah telah dilegalisasi oleh sebagian negara di Eropa dan Amerika. Dari gereja-gereja yang seharusnya menjadi tempat suci kaum Kristiani pun sering terdengar berita mengenai kasus-kasus seksual. Saat ini, banyak sekali anak-anak luar nikah yang lahir dan menjadi problema besar bagi pemerintah Barat. Diprediksikan pada tahun-tahun mendatang, sebagian besar populasi negara-negara Barat akan terbentuk dari anak-anak di luar nikah itu. Selain itu, di bawah kedok kebebasan, segala bentuk kejahatan, pornografi, dan aksi kekerasan telah ditayangkan secara bebas di layar sinema, televisi, dan internet. Semua fakta yang telah kami sampaikan d atas menunjukkan bukti bahwa sebagian besar kaum Kristiani telah melupakan ajaran mulia dari Nabi besar mereka, Isa Al Masih a.s. Allah swt dalam Al Quran surah Al Hadid ayat 27, menyebut pengikut sejati Nabi Isa sebagai berikut. “Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi pula dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.“ --------------------------------- Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos & more.