APAKAH PIHAK PENENGAH TIDAK MEMAHAMI ISI PERJANJIAN MOU HELSINKI SECARA KONTEKSTUAL? MENGAPA MEREKA DIAM SERIBU SATU BAHASA KETIKA PIHAK HINDUNESIA MENYELEWENG VIA UUPA ? SAMAKAH SELF GOVERNMENT DENGAN OTONOMI? APAKAH KITA PERLU SEKOLAH BALIK UNTUK MEMAHAMI ISTILAH TERSEBUT? OH BETAPA TIDAK LUCUNYA SANDIWARA INI. Inilah akibat kita berdamai dengan orang-orang munafieq, akhirnya kita juga masuk perangkap munafieq. Dimata kita siang dan malam yang terbayang adalah kedudukan dan uang atau 3 ta (Tahta, harta dan wanita). Untuk ini kita tenggelam hingga tidak tau dirilagi, kendatipun dulu berjuang dengan menggebu-gebu. "Ban ditimbak peng lam peureudee trieng, ladju teuwe sigala-galadjih". Berdasarkan perjanjian Helsinki bahwa Acheh - Sumatra dan Hindunesia hidup sejajar atawa secara berdampingan, bukan dalam bingkai Hindunesia. Inti daripada perjanjian tersebut bahwa Gerakan Acheh Mardeka (GAM) tidak lagi berjuang melalui senjata tapi sebagai gantinya akan berjuang di gelanggang politik. Jadi tidak ada istilah bagi Acheh - Sumatra untuk berada dalam bingkai Hindunesia. Apa yang saya kemukakan ini bukan berdasarkan tekstual tapi secara Kontekstual, nyakni sesuai pemahaman dari keseluruhan teks perjanjian Helsinki tersebut. Ironisnya pihak Hindunesia telah menyulapnya melalui UUPA Otonomi sebagai versi dari lembaga legislatif Hindunesia yang mereka jabarkan berdasarkan tekstual. Sudah barang pasti bahwa pihak Hindunesia (baca tni, polisi, legislatif eksekutif, yudikatif dan orang-orang yang bersatupadu dalam system Hindunesia Munafieq serta orang-orang Aceh yang jiwanya sudah terombang ambing oleh sandiwara yang dimainkan pihak Hindunesia senantiasa melihat persoalan tersebut secara tekstual. Self Government itu pemerintah sendiri bukan pemerintah dibawah Hindunesia. Kalau Hindunesia masih memiliki wewenang penuh atas pemerintah Acheh, itu namanya bukan self Government tapi pemerintah Daerah yang dikepalai oleh seorang gubernur yang sudah barang pasti kedudukannya dibawah Presiden.Hindunesia. UUPA harus dirumuskan berdasarkan MoU Helsinki bukan berdasarkan undang-undang Hindunesia. Pemilihan Acheh bukan pilkada tapi pilkapa, tidak pahamkah anda? Kalau mermang untuk berada dalam bingkai Hindunesia buat apa susah-susah naik ke gunung hingga mengorbankan bukan saja putra-putra brillian bangsa Acheh tapi juga orang perempuan dan anak-anak. Apakah falsafah Acheh memang sebagaimana diaplikasikan dalam tari Sedati, setelah menggebu-gebu lalu akhirnya menyerahkan diri? Itukah tujuan kita berjuang? Kaum dhu'afa Acheh masih menderita sampai hari ini dan sepertinya sampai kiamat dunia ini menjadi permainan orang-orang "terhormat". Lamteh II rasanya sedang menemui kita. Pemain catur kita senantiasa kena "skak", takpernah menskak pihak lawan, inikah kebijaksanaan kita? Bukankah yang seperti itu penyelewengan namanya? Oh betapa malangnya di Acheh sekarang bukan "Sedati" tapi "ketoprak". Bukan "ikan kayu" tapi "tempe basi" yang disambut meriah oleh putra-putra Aceh sendiri yang sedang tenggelam dalam "kebijaksanaan". Sekarang coba kita renungkan. Apakah perjuangan itu berdasarkan perintah Allah atau hanya kehendak manusia yang kosong dari idiology yang haq, hingga pendiriannya sering berobah-obah. Saya kira tidak ada orang, kecuali basyar yang mengaku bukan berdasarkan perintah Allah. Justru itu sekarang lihatlah persoalan Acheh berdasarkan Firman Allah, bagaimana sikap kita ketika pihak lawan tidak menepati janji? Patutkah kita hanya sekedar enggeh-enggeh saja dengan alasan hendak berpolitik dengan musuh tapi justru kita yang dipolitisir. Bagaimana mungkin kita mengeluarkan pernyataan yang menihilkan tujuang perjuangan? Itukah kebijaksanaan atau penyimpangan. Renungkanlah wahai orang-orang yang masih memiliki hati nurani. Kita sudah begitu toleran dengan menyetujui perdamaian, kendatipun tidak sepatutnya kita berunding dengan musuh yang jauh lebih siap dibandingkan kita. Yang kami harap jangan sampai ketika kita kasih hati, masih juga kita perkenankan untuk diambil jantungnya. Hati-hatilah dalam membuat pernyataan. Kalau memang tidak mampu, jangan malu untuk berguru kepada Ustaz Ahmad Sudirman. Untuk lebih jelas perlu kita analisa kembali tulisan berikut ini: Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr wbr. ANGIN BADAI BERHEMBUS DI GUNUNG, KENAPA POHON INI DAN POHON ITU SAJA YANG TUMBANG by Anku di Lampoh Meulasah Ruhung (HSNDWSP) TIDAK ADA TEMPAT UNTUK BERUNDING DENGAN SIPA-I JAWA MUNAFIK ,PENIPU LICIK Menurut hemat saya, tak ada tempat untuk berunding dengan Sipa-i-Jawa yang munafiq itu. Dalam kamus Islam sejati, tidak ada istilah berunding dengan musuh sa'at perang sudah kita putuskan. Hal ini disebabkan bahwa dalam kamus musuh, berunding itu adalah "taktik strategi". Justru itu kapan saja kita mau berunding dengan musuh, mulai sa'at itulah kita sudah dapat bersiap-siap untuk kalah. Opini tersebut diatas saya susun menurut analisa saya sendiri terhadap sejarah Rasulullah saw, Imam Ali bin Abi Thalib dan sejarah perang Acheh - Belanda. Perundingan yang dibuat Rasulullah dengan kafir Qurasy adalah sebagai uji coba untuk diambil i'tibar oleh orang-orang yang beriman bahwa musuh kita takpernah menepati janji. Hal ini di abadikan Allah dalam Al-Qur-an sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman bahwa Allah sendiri yang membatalkan perjanjian tersebut (QS At-Taubah, 9:1-8). Imam Ali sebagai warisan Rasul, sangat paham tentang hal tersebut. Namun sebahagian besar pengikutnya terpengaruh dengan strategi licik dan keji dari Amru bin Ask, menggunakan mushaf Al Qur-an untuk mengelabui pengikut Imam Ali. Sa'at ini sipa-i Djawa munafiq juga menggunakan taktik keji model Amru bin Ask untuk menipu bangsa Acheh. Perjanjian Linggar jati dan Renville pun sudah sama-sama kita pahami sebagai guru bagi sipa-i Jawa munafiq itu. Redjim dhalim macam sipa-i Jawa munafiq itu memang sangat menakutkan umpama jeratan "Laba-laba" yang membuat belalang tak berdaya. Justru itu tak satu golonganpun yang mampu melawan kecuali golongan jihad. Dalam kamus jihad tertulis dengan jelas bagi orang-orang yang beriman: "Sesungguhnya jeratan labalaba itu adalah rapuh" (QS An Nisaa', 4: 71-78). Dalam sejarah Islam terbukti bagaimana gempuran pasukan Islam sejati terhadap kerajaan Parsi dan Romawi yang berhasil mendapat kemenangan, kendatipun pasukan Islam jauh lebih kecil dibandingkan pasukan musuh. Begitu juga gempuran jihad tentera Acheh terhadap tentera Belanda yang senjatanya jauh lebih moderen dari senjata kita. Hal ini sudah begitu jelas kita baca dalam tulisan wali Negara Acheh, Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Setelah itu kita lihat lagi bagaimana kerajaan Islam yang begitu luas (Parsi dan Romawi) sanggup dikalahkan oleh satu pasukan yang jauh lebih kecil (Holakokhan), kenapa ? Begitu juga sejarah perang Hunain, dimana pasukan Islam yang begitu besar dapat dikalahkan musuh kendatipun setelah itu menang kembali, kenapa ? Jawabannya: Angin badai berhembus di gunung, kenapa pohon ini dan pohon itu saja yang tumbang ? Tumbangnya pohon ini dan pohon itu bukan disebabkan angin badai, namun pohon itu sendiri sudah keropos akarnya atau di makan anai-anai. Artinya bukan Holakokhan yang mengalahkan kerajaan Super Power Islam saat itu, namun tentera dan orang Islam sendiri sudah dekaden, 'Aqidah/Idiology sudah sirna, tujuan hidup bukan lagi untuk mencari keredhaan Allah, melainkan untuk mencari kesenangan ataupun materi/harta segala-galanya. Semoga bangsa Acheh - Sumatra hari ini mampu berfikir bahwa mungkin saja setelah kita meraih kemerdekaan, akan muncul bahaya lainnya. Orang-orang yang salah tujuan hidupnya menjadi suatu penyakit yang lebih berbahaya daripada musuh yang sedang kita perangi hari ini. Namun demikian, andaikata hari ini pemimpin kita terpaksa mengambil suatu alternatif untuk berunding akibat situasi dunia yang serba tidak menentu, sangat perlu kita tentukan syarat-syaratnya sebagaimana tersebut dibawah ini: 1. Lepaskan dulu seluruh tahanan politik Acheh terutama sekali ex utusan perundingan. (Bagaimana mungkin kita berunding sementara musuh tak punya aturan sama sekali, menangkap utusan tersebut) 2. Tarik seluruh pasukan non organik dan bubarkan seluruh pos-pos yang dibuat selama darurat militer. 3. Fokuskan gencatan senjata sebagai syarat utama perundingan dengan jaminan badan Internasional (PBB) secara tertulis, untuk monitoring. ( Tak ada gunanya perundingan dilanjutkan sementara di loapangan perang terus berlangsung) 4. Cabut aturan apa saja yang menghambat kepada kebebasan, seperti Keppres No.43/2003 dan PP No.2/2004 . Dan kondisikan suasana kehidupan politik yang aman dan bebas bagi seluruh rakyat Acheh. Demikianlah menurut hemat saya mudah-mudahan mendapat redha Allah dan saya tutup tulisan ini dengan firman Nya: "Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah, Rasul Nya dan ulul amri mingkum (wali dari kalangan kamu sendiri). Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi mu) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisaa', 4: 59) Motto: "Yang menang belum tentu benar, yang benar pasti menang"
Daniel Changi <[EMAIL PROTECTED]> skrev: http://www.serambinews.com/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=28763&rubrik=1&kategori=2&topik=12 10/05/2007 10:06 WIB Munawarliza pada Apel Dansat Rem 012/TU: KPA Komit Menjaga Perdamaian [ rubrik: Serambi | topik: Pemerintahan ] BANDA ACEH - Apel Komandan Satuan (Dansat) jajaran Korem 012/TU yang berlangsung di Lhoknga, Aceh Besar, Rabu (9/5) dilaporkan berlangsung dalam suasana komunikatif dan menyejukkan karena kegiatan tahunan itu ikut menghadirkan Walikota Sabang, Munawarliza Zain untuk berdialog langsung dengan prajurit TNI. Dandim 0101/AB, Letkol (Art) Ruruh AS selaku Ketua Panitia Pelaksana Apel Dansat Jajaran Korem 012/TU kepada Serambi tadi malam menginformasikan, salah satu agenda yang mengisi apel Dansat jajaran Korem 012/TU tahun ini adalah menghadirkan Walikota Sabang, Munawarliza untuk menyampaikan visi misi dan rencana (program kerja) serta berbagai hal lainnya di wilayah Pulau Weh. Pada kesempatan itu, Walikota Sabang juga berdialog dengan peserta apel. Pada sesi dialog, seorang perwira TNI yaitu Kapten Inf M Arfan (Danramil Kuta Alam) mengajukan pertanyaan kepada Walikota Sabang, yang intinya, Bagaimana pendapat dan upaya Bapak Walikota Sabang terhadap rencana (isu) KPA ke depan, apakah masih ingin lepas dari NKRI? Menanggapi pertanyaan itu, Munawarliza, sebagaimana dikutip Dandim 0101/AB, menandaskan, Perjanjian damai di Helsinki (GAM-RI) disaksikan oleh masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia. Kami (KPA) komitmen dengan perjanjian Helsinki maka tidak ada lagi upaya-upaya untuk merusaknya. Bila ada benturan antara oknum aparat keamanan/KPA, akan diselesaikan melalui pimpinan/komandan masing-masing dan sudah tidak relevan bila masih ada sekelompok orang tertentu yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Penegasan Munawarliza bahwa KPA tetap komit dengan MoU Helsinki juga sempat didengar dan dikutip oleh Brigjen TNI Amiruddin Usman SIP selaku Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi (FKK) Damai Aceh. Selanjutnya, Brigjen Amiruddin mengirimkan pernyataan Munawarliza itu dalam bentuk SMS kepada Serambi karena dia menilai pernyataan Walikota Sabang sebagai pertanda baik demi perdamaian dan persahabatan. Saya pikir ini perlu diberitakan, tulis Amiruddin dalam pesan singkatnya. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Serambi tidak berhasil mendapatkan konfirmasi langsung dari Munawarliza. Ketika berupaya dihubungi beberapa kali ke nomor ponselnya, tak ada jawaban. Meski belum mendapatkan konfirmasi langsung dari Munawarliza, tetapi pernyataan yang disampaikannya pada Apel Dansat jajaran Korem 012/TU senada dengan pernyataan yang disampaikan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf pada konferensi pers di Banda Aceh, kemarin. Gubernur Irwandi menjelaskan, dirinya telah menandatangani dan akan mengirim surat permohonan secara resmi pencabutan status Aceh daerah rawan kepada presiden. Menurut Gubernur Irwandi, ada tiga hal suatu daerah dikatakan rawan, yaitu rawan kedaulatan, rawan keutuhan, dan rawan keselamatan bangsa. Tiga hal itu sudah tidak ada lagi di Aceh, karena perdamaian yang dilakukan GAM dengan RI di Helsinki pada 15 Agustus 2005 adalah perdamaian dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tegasnya. Apel Dansat Terkait dengan kegiatan Apel Dansat jajaran Korem 012/TU di Lhoknga, menurut Dandim 0101/AB merupakan agenda rutin setiap tahunnya. Apel untuk wilayah I meliputi 01 Aceh Besar, Sabang, dan Bataliyon 112/DJ. Kegiatan itu berlangsung dua hari, Selasa-Rabu (8-9/5) di kawasan Naga Umbang, dibuka oleh Komandan Korem 012/TU, Kolonel (Inf) M Nizam. Tujuan kegiatan itu, menurut Dandim 0101/AB adalah untuk menyatukan visi dan persepsi bagi seluruh komandan satuan sehingga apa yang disampaikan pimpinan sampai ke tingkat paling bawah. Danrem mengamanatkan, salah satu tugas penting yang diemban TNI saat ini adalah mengamankan jalannya perdamaian karena TNI harus loyal kepada pemerintah, dan mengamankan setiap keputusan politik agar berjalan sebagaimana diinginkan masyarakat. Pada hari pertama apel, menurut Dandim, pihaknya mengundang sebanyak 25 tokoh Kecamatan Lhoknga. Pada hari pertama itu, di samping pengarahan Danrem, juga kegiatan yang sifatnya materi dan teknis militer, serta mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ilmu yang berhubungan dengan tugas-tugas militer, bagaimana bermasyarakat, berkomunikasi, dan bertatap muka. Semua itu dipraktekkan di depan tokoh-tokoh masyarakat Lhoknga sekitar 25 orang, lapor Dandim 0101/AB, Letkol Ruruh. Apel Dansat tahun ini semakin berkesan sehubungan hadirnya Walikota Sabang, Munawarliza menyampaikan berbagai hal serta komitmen KPA untuk tetap menjaga perdamaian. Beliau juga menegaskan, kalau ada anggapan bahwa keinginan merdeka, keinginan lepas dari NKRI, itu adalah tidak benar, demikian Letkol Ruruh mengutip hasil dialog yang dihadiri sekitar 175 prajurit TNI.(nas/dik/nal) sofyanali_fpsgam <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bung Ahmad Sudirman kemana yah ?... kenapa seperti hilang di telan Bumi ?... --------------------------------- Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. --------------------------------- Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass http://no.mail.yahoo.com