Kamis, 3 Mei 2007, 22:48 WIB
Suram, Advokasi TKI Aceh di Malaysia
Reporter : Fakhri
  Banda Aceh, acehkita.com. Upaya advokasi kepada sekitar 45 warga Aceh di 
Malaysia yang terancam hukuman gantung (mati) tampaknya akan semakin suram.     
  
  Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohammad mengatakan, Malaysia 
sangat konsisten dalam hal penegakan hukum. Terutama terhadap kasus peredaran 
dan pemakai narkoba.   
  "Siapa saja  yang terbukti bersalah dan ditangkap karana mengedarkan narkoba 
atau dadah di Malaysia maka hukumannya gantung atau mati," katanya kepada 
wartawan di ruang biro Rektor Universitas Syiah Kuala, Kamis (3/5).       
  Sebelumnya, Mahathir mendapat kehormatan dari Unsyiah yang menganugerahnya 
gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) di gedung AAC Dayan Dawood.      
 
  Mahathir mengakui belum mengetahui secara detil soal adanya puluhan warga 
Aceh di Malaysia yang tersangkut hukum karena keteribatan mereka dalam 
peredaran narkoba di negara itu.   
  Menurutnya, Undang-Undang Malaysia memberlakukan sanksi berat kepada setiap 
pelaku atau pengedar narkoba dan bila terbukti di pengadilan akan tetap 
dieksekusi mati.       
  "Kita tidak membeda-bedakan dari mana mereka. Apakah orang  Aceh, warna kulit 
putih, coklat dan hitam tetap mendapatkan hukuman yang sama," jelasnya.       
  Dia menyebutkan, hukumam mati bagi pangedar atau bandar narkoba di Malaysia 
sudah pernah dilakukan Malaysia kepada sejumlah warga negara asing. Antaranya, 
warga Amerika dan Australia kendati kedua negara itu sempat melayangkan protes. 
      
  "Bahkan ramai warga negara Malaysia sendiri telah dihukum bunuh dan sangat 
tidak adil jika ada warga Aceh yang tidak dihukum apabila dalam pengadilan 
mereka dinyatakan bersalah. Mahkamah tidak pandang sesiapa. Mahkamah hanya 
menjalankan Undang-Udang yang sah," kata Mahathir. [dzie]   















         [Kembali ke indeks]



Anwar Ali <[EMAIL PROTECTED]> skrev:             "DIAM KAU, KATA HAKIM HENDON 
KEPADA HUKUM. AKULAH YANG BERBICARA KATA HUKUM MALAYSIA KEPADA HAKIM"
  
  Beutei lagee geupeugah le achehking, bak surat anda, Acehkita.com (Beuget hai 
neubohnan batjut). Neupeugah le nabi keuwadjiban ureueng sjik keu aneuk 
teumasok geubohnan njeng djroh, paleng kureueng hana teumasok lam katagori nan 
teularang lam Islam. Hematlon meunantjit tabohnan keu email geutanjhoe seubagoe 
nan geutanjoe njeng manteng peureulee tarahasia meuseubab geutanjoe manteng 
musoh lam seulimbotteuh.  Meuah lon khutbah batjut keudroeneuh bahpih nan email 
droeneuhnjan hana brok dan hana get. Focus lon keu ureueng laen njeng bohnan 
lagee miseue: "Geuleupak leubuen, maop, teroris dan sibagoedjih.  Mudah-mudahan 
han bungeh tapi tapeuget keulai peue njeng kasailap batjut njan.
  
  Ohlheuehnjan lon sambong keulai teuntang beutei narit droeneuhnjan.  
Tingatlon djameun pih na awak hendon njeng keuneng hukom gantung, rap mandum 
awak "rajek supah" Hendon lakee beu bek djigantung, trok bak presiden Hendon 
masanjan ikot djak lakee beulheueh dari hukom. Awak Hendonnjan tjit ka meunan 
tabi'at leubeh rajek keududukan hakim daripada hukom. Njankeuh djeuet Suharto, 
koruptor dan peundjahat leumbei wahed di donja sampoe uroenjoe hana dji hukom 
gantung.
  
  Keun hakim di Hendon keu hukom: "Akulah yang berbicara, diamlah kau hai 
hukum". Kheun hukom di Malaysia keu Hakim:"Diam kau hakim, akulah yang 
berbicara" 
  
  Njeng djeuet keu hireuenteuh uroenjoe watee keudjadian meunimpa ureueng Acheh 
- Sumatra hana djuoh bidadjih lagee keudjhadian ateueh awak Hendon, Teumasok 
Partai Rakyat Acheh. PRA adalah salah satu elemen masyarakat Acheh yang 
mengecam hukuman mati tersebut. “PRA mengecam dan memprotes pemerintah Malaysia 
yang akan menghukum mati 38 warga Acheh di Malaysia dan TKI lainnya,” kata juru 
bicara PRA Raihana Diani dalam pernyataan pers yang dikirimkan ke meja redaksi 
acehkita.com, Senin.  Disamping itu Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan 
(KontraS) Acheh dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Acheh mendesak DPRD 
melobi pemerintah Malaysia untuk meminta keringanan hukuman terhadap 38 warga 
Aceh yang kini terancam hukuman mati di negara itu.
  
  Setelah kita renungkan sedalam-dalamnya lalu kita dapat mengambil kesimpulan 
kenapa hal itu bisa terjadi. Kunci persoalannya tidak lain bahwa kesemuanya itu 
pengaruh Idiology Pancasila yang sudah demikian kuat hingga dapat mengalahkan 
prinsip agama sampai batas yang maksimal sekalipun:  Pengaruh yang sudah 
mendarah daging lebih kurang 50 tahun Acheh – Sumatra berada dibawah Idioliogy 
Pancasila yang ditanam melalui setiap jenjang pendidikan hingga dapat menembusi 
lembaga pendiudikan tradisionil sekalipun yaitu hampir seluruh Dayah di Acheh 
ikut menyuarakan gagasan Pancasila. Akibatnya jangankan hukum yang ada dalam 
KUHP- Pancasila made in Belanda itu, hukum Allah pun dipermainkan dibawah 
Pancasila. Sebagai contoh melalui penafsiran sila Pri Kemanusiaan, penzina yang 
seharusnya di hukum menurut Hukum Allah dalam Al Qur-an tapi malah berani 
dinikahkan. Dampak daripada penyimpangan ini membuat setiap penzina tidak takut 
untuk berzina, malah diambil kesempatan oleh lelaki yang
 tidak punya biaya untuk membayar Mahar (Djeulamee) sebagaimana dapat kita 
saksikan sepakterjang polisi wh yang tertangkap basah, lalu alumnis Dayah 
bergegas untuk memberikan legitimate untuk berzina secara bebas.
  
  Justru itulah makanya mustahil Syai’at Islam dapat diterapkan di tanah 
Rentjong sebelum musuh dan orang-orang yang terkontaminasi dengan Idiology 
musuh mendapat “pencucianotak” kembali.  Umumnya hakim yang ada di Acheh – 
Sumatra sekarang ini dan konseptornya terdiri dari orang-orang yang sudah 
terkontaminasi Idiolgy Pancasila yang sesat itu (puncasilap)
  
  Barakallahu li walakum
  Wassalaamu ‘alaikum wr wbr
    
---------------------------------
  
        Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis 
lagringsplass http://no.mail.yahoo.com  

         



       
---------------------------------

Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass 
http://no.mail.yahoo.com

Kirim email ke