Teurimeng geunaseh tgk Masthur Yahya. Djroh tanggapandroeneuhnjan. Tjuma 
peureulee lon marit sikrak treuk bahwa ken lon peutireh tapi lon marit bak 
ureueng geutanjoe  bahwa "Rumoh Acheh" katireh supaya ureueng-ureueng Acheh 
njeng sadar njak djeuet geupeudap pat-pat njeng tireh tapi meunurotlon han ase 
tapeudaple tapi pajah tagantoe bandum ubongdjih supaya sempurna. Model tampai 
sulam meubalet-balet lam uruek set lagee keuleude. Hana bida ngen Indunesia. 
tjukopthat reulehka. Peue sabab lageenjan?  Seubabdjih lethat ureueng geutanjoe 
njeng taklid buta dan fanatik buta.
  Barakallaahu lii walakum

masthur yahya <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
          Saleum

Analisa Tgk sangat kritis, saya ingin menambahkan
dengan mencoba mengidentifikasi Kaum Hipokrit lam
bidang nyan:
Sejak jaman Rasulullah, bahkan jauh sebelumnya sudah
ada sekelompok manusia yang sikap hidupnya Hipokrit,
susah ditebak dan konsisten dalam ketidak
konsistenannya. Model manusia seperti ini jauh lebih
berbahaya daripada orang yang secara terang-terangan
menunjukkan permusuhannya. Dalam sejarah permulaan
Islam dikenal tokoh-tokoh Hipokritisme, satu
diantaranya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Tokoh
yang satu ini sangat gigih menentang penyebaran ajaran
Islam dengan caranya yang khas, yaitu menggunting
dalam lipatan. Permusuhannya kepada Islam semakin
menjadi-jadi setelah Rasulullah SAW wafat dengan
memproklamirkan dirinya sebagai Nabi. 
Beberapa hal bisa diidentifikasi tentang “aksi” kaum
hipokrit. Pertama, mereka menggunakan kata-kata dan
ucapan yang menarik sehingga orang yang mendengarnya
terpesona dan terpengaruh. Melalui pengaruh kata-kata
yang kadang puitis itu, kaum muslimin tak ragu-ragu
untuk meyakininya. Segala kesalahannya bisa ditutupi
dengan sebuah kata atau sebait kalimat religius yang
meyakinkan pengikutnya (terutama para pentaqlit buta).
Kedua, kaum Hipokrit sangat royal dalam bersumpah
(bahwa betul-betul ingin menegakkan syariat islam
secara kaffah). Untuk meyakinkan orang lain, mereka
tak segan-segan bersumpah atas nama Allah SWT.
Menyebarkan fitnah dengan mengatasnamakan Allah sambil
melakukan pembusukan dengan menempelkan label
intelektual di tempat-tempat strategis, seperti di
kampus, masjid, dan media (terutama media yang
pragmatis). Orang yang tidak menyadari
(euforia/hanyet) tentu mudah meyakini dan takjub
kepada mereka. Ketiga, untuk menutupi kehipokritannya,
mereka sangat menyukai perdebatan dan debat kusir.
Mereka tak segan-segan menghadapi para penentangnya
melalui perdebatan yang panjang dan menguras energi
otak (soe awai manok ngen boh manok). Mereka siap
menghadapi para penentangnya dengan rasionalisasi yang
seolah-olah logis dan ilmiah. Kepiawaiannya dalam
berdebat biasanya di atas rata-rata, banyak mengalir
istilah-istilah pop kamuflase. Mereka menunggu
lawannya terpancing untuk kemudian bertepuk tangan
lalu kemudian menyebutnya sebagai anti kritik, anti
dialog, picik dan berbagai istilah negatif yang lain.
Keempat, mereka selalu melakukan persekongkolan untuk
sebuah propaganda. Allah berfirman: “Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan , sebagian mereka
dengan sebagian yang lain adalah (sama), mereka
menyuruh (berbuat) munkar dan melarang (berbuat)
ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir).
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan
mereka pula. Sesunguhnya orang-orang munafik itu
merekalah orang yang fasiq.” (At-Taubah: 67) Kelima,
jika mereka bertemu dengan ummat Islam, mereka
berolok-olok (ulok-ulok), mengejek, menyindir,
memfitnah, menghasut, mencari pembenaran melalui
perang urat saraf. Perbuatan hipokrit mereka itu
“direkam” secara jelas oleh Allah SWT melalui
firman-Nya: “Dan apabila mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, `kami
telah beriman'. Dan apabila mereka kembali kepada
setan-setan mereka, mereka mengatakan, `Sesunguhnya
kami bersama kamu, kami hanyalah orang yang
memperolok-olokkan'.” (QS. Al-Baqarah: 13).

Saleum

Masthur Yahya
****
“Meunyoe hanjeut taseumeudap, Beek tapeutireih”

--- Anwar Ali <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya telah mencarinya di 
> http://www.acehinstitute.org dimana
> Islam protestant yang ditulis saudara Fuad
> Mardhatillah tapi tak ketemu walau memang tidak saya
> cari secara serius. Yang ingin saya kemukakan disini
> bahwa saya dulu ketika masih di Acheh melalui
> trayning-trayning pernah mengemukakan Istilah Islam
> Protestant sekitar 7 tahun yang lalu. Kawan saya
> yang umumnya Instruktor itu dapat menerimanya
> Istilah tersebut walaupun sampai hari ini memang
> tidak dipublikasi istilah tersebut. Saya sendiri
> ketika menyampaikan gagasan tersebut disebabkan
> realita yang saya lihat bahwa Islam yang ada di
> Acheh itu memang sudah dekaden. Justru itu kita
> harus protes terhadap Islam dekaden tersebut hingga
> namanya yang lebih tepat adalah Islam Protestant.
> Kenapa musti Islam Protestant? Adakah hubungannya
> dengan Kristen Protestant? Jawabnya sudah barang
> pasti tidak. Tapi ketika kita baca Revolusi Perancis
> yang dicetuskan kaum Intelectual dijamannya
> Marthinluther, nampaknya, ya. Artinya bagaimana
> dekadennya Kristen Katolik ketika itu sampai-sampai
> kaum muda memandang Agama itu sebagai candu yang
> membiuskan. Lalu mereka masuk perangkap Komunis yang
> menganggap agama itu omong kosong.
> 
> Opini mereka seperti itu memang wajar. Mereka
> kecewa melihat "ulama-ulama" mereka yang mengatakan
> bahwa untuk menjadi manusia yang saleh kita tidak
> boleh kawin. Supaya kasih itu hanya untuk Tuhan
> semata-mata tanpa berkongsi kepada fenomena lainnya.
> Namun kenyataannya para "ulama" itu hipokrit. Mereka
> mengatakan tidak boleh makan makanan berdarah supaya
> nafsu kita tidak hidup. Tapi realitanya dibelakang
> publik mereka memakannya dengan lahab. Lalu mereka
> juga berzina di relung-relung gereja dengan
> wanita-wanita gereja yang berkerudung walau
> kerudungnya tidak sama dengan kerudung wanita
> Muslim. Justru itulah para remaja masuk prangkap
> Atheis. Ketika itu muncul satu group Intelektual
> yang tercerahkan mereka menemukan gagasan Nabi Isa
> asli yang mengajarkan manusia untuk meraih
> kebahagiaan dunia dan Akhirat. Mereka inilah yang
> mencetuskan Revolusi Perancis dan berhasil walau
> puluhan tahun kemudian mengalami dekaden kembali
> (baca menyimpang dari ajaran Nabi I'sa bin Maryam
> sendiri)
> 
> Sekarang kita lihat Islam di Indonesia dan juga di
> Acheh, secara jujur kita harus mengaku bahwa
> penampilan Islam dikawasan yang saya sebutkan tadi
> memang sudah dekaden. Di Indonesia para kiyai
> berbicara Islam tapi realitanya mereka bersatupadu
> dengan pemerintah Taghut yang zalim. Mereka ini
> dianggap oleh orang awam dan seluruh pegawai negeri
> sebagai ulama tapi sepakterjangnya takbeda dengan
> pendeta Katolik ketika itu (hipokrit). Contoh
> barangnya, Gusdur, Aburizal Bakrie, KH Hasyim
> Muzadi, Zainuddin MZ, Aa Gym dan kiyai-kiyai
> lainnya. Sementara di Acheh; Tgk DR Muslim Ibrahim,
> Rekyor Unsyiah (keduanya pelahap sedekah untuk para
> musibah tsunami) dan tgk - tgk lainnya yang senang
> menolak bala dengan menelungkupkan tangan kebawah
> sementara sepakterjangnya bersatupadu dengan
> pencetus kezaliman itu sendiri.
> 
> Justru itualah kita perlu menampilkan Islam
> Protestan untuk meluluhlantakkan Islam Dekaden yang
> berada dibawah para ulama Bal'am itu. Untuk
> menggalang Islam Protestan kita perlu membangun
> Trayning-trayning diseluruh Acheh - Sumatra. Islam
> Protestant yang saya maksudkan adalah Islam yang
> tidak tuntuk patuk kepada siapapun kecuali kepada
> Allah.. Islam protestant adalah Islam bersistem
> bukan Islam yang tunduk dibawah system Taghut
> seperti Islam di Indonesia dan juga di Acheh sampai
> hari ini. Kenapa kita labelkan dengan Protestant.
> Jawabnya sudah barang pasti sebagai protes terhadap
> berbagai Islam palsu lainnya. Apakah Islam Syari'at
> sebagaimana banyak ditulis di
> http://www.acehinstitute.org ?. Jawabannya pasti
> bukan. Islam syariat yang sedang digembar gemburkan
> sekarang ini tidak jauh berbeda dengan Islam dekaden
> yang saya sebutkan sebelumnya. Itu adalah Islam
> Syariat gadongan. Ada yang marah kepada saya? 
> Silakan buktikan. Dapatkah mereka memotong tangan
> para koruptor
> yang sudah mendarah daging dalam tubuh pegawai
> Tinggi di Acheh? Paling banter Islam Syariat yang
> sedang digembar gemburkan sekarang ini di Acheh
> menghukum cambuk terhadap perempuan yang berkhalwat,
> ha ha ha.
> 
> Barakallaahu lii walakum 
> Wassalaamu'alaikum wr wbr 
> Anwar Ali As Sumatrani
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> masthur yahya <[EMAIL PROTECTED]> skrev: 
> Betul….
> Orang-orang “tertentu” sedang mencoba mempromosikan
> diri sebagai kaum intelek, berusaha “tampil”
> seilmiah
> mungkin dalam menggelar “tikar wacana” yang
> sebenarnya
> sudah lapuk (bukan hal yang baru) hanya sosok
> inteleknya saja yang baru, baik domisili, waktu, dan
> identitas.
> Atau dengan kata lain, ingin membuka wacana yang
> seolah baru dalam Studi Islam, manakala dengan cara
> memunculkan istilah yang kurang akrab di telinga
> kita
> (seperti ditulis Kamaruzzaman
> Bustaman-Ahmad/acehintstitute 28/3/2007).
> Namun saya setuju dengan “penasehat spritual” milis
> ini (siapapun), bahwa kita tetap harus menghargai
> kebebasan berpikiran. Saya setuju.
> Semoga media lokal kita bisa menjadi “mediasi”
> wacana
> yang objektif, independen (tidak diliputi
> subjektifitas dan atau selera para “tukangnya”),
> tidak
> melokalisir ke arah “status quo” (dengan
> pertimbangan
> supaya bek na “Manok Agam” laen yang lebih kritis ,
> atawa meucukeh aneuk meunalee “Keubeu Agam” lam
> “Weu”), atau demi alasan “keamanan” yang lain.
> Selamat
> berwacana, sesuai “iklan” demokratis !
> 
> --- idris andian <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Dear All
> > 
> > Assalamualaikum
> > 
> > Thank for you Kamaruzzaman, it is good insight and
> > manificent, once again thank brother.
> > 
> > saya sepakat, dengan ide Adik Kamaruzzaman,
> > alangkah baiknya kita dalam mengunakan terms,
> > istilah-istilah baru, menelusuri latar belakang
> > sejarah kelahirannnya, sehingga tidak
> membingungkan.
> > 
> > wassalam
> > 
> > Saifuddin Dhuhri
> > 
> > "m.nadzar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > --- In [EMAIL PROTECTED], Otodidak
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > http://www.acehinstitute.org 
> > > 
> > > Saya sendiri sebelumnya membiarkan istilah Islam
> > > Protestan yang dicetus Fuad Mardhatillah di
> milis
> > Aceh
> > > Institute ([EMAIL PROTECTED]) ini
> > > berkembang di kalangan kawan-kawan di milis,
> namun
> > > belakangan tertarik untuk menarik diskusi ini
> pada
> > > kutub yang netral dan tidak taken for granted.
> > > Semangat Protestan memang ingin mendobrak,
> tetapi
> > > pemikiran ini sendiri masih menjadi perdebatan
> > > dikalangan sosiolog.
> > > 
> > > Gagasan Islam Protestan yang dicetus Fuad
> > Mardhatillah
> > > di milis Aceh Institute sekali lagi perlu
> > > dipertanyakan. (Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad |
> > Alumni
> > > S2 Universitas Malaya (UM) Kuala Lumpur,
> Malaysia.
> > > Sekarang sedang melanjutkan studi di La Trobe
> > > University Victoria, Australia.) 
> > > 
> > > Apa sebetulnya Islam Protestan itu ? Lengkapnya
> > ada di
> > > artikel website Aceh Institute hari ini 28 Maret
> > 2007
> > > klik http://www.acehinstitute.org 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> >
>
__________________________________________________________
> > ______________
> > > Looking for earth-friendly autos? 
> > > Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo!
> Autos'
> > Green Center.
> 
=== message truncated ===

__________________________________________________________
Food fight? Enjoy some healthy debate 
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545367


         

                
---------------------------------

Alt i én. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.

Kirim email ke