http://www.jpnn.com/read/2013/06/24/178491/Pemda-Ogah-Beri-Insentif-Dokter-
Pemda Ogah Beri Insentif Dokter

Pemerintah daerah (Pemda) dituding tidak mendukung program pemerataan
dokter di daerah pelosok. Ini dilihat dari belum adanya pemberian
insentif bagi dokter yang magang maupun kerja di daerah tersebut.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM)
Kemenkes Untung Suseno Sutarjo mengungkapkan, pemberian insentif oleh
daerah masih sangat minim. Dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota,
hanya Kalimantan Barat yang memberikan insentif kepada para dokter.
"Satu-satunya daerah yang memberikan insentif kepada dokter magang
hanya Kalbar saja. Meski hanya Rp 500 ribu, tapi sudah lumayan.
Sayangnya pemberian insentif ini hanya dua bulan saja yaitu
Januari-Februari 2013," ujar Untung dalam rapat dengar pendapat Komisi
IX DPR RI.
Dijelaskannya, penempatan dokter magang di daerah-daerah pelosok
tujuannya untuk memenuhi keterbatasan tenaga kesehatan. Hanya saja,
dengan variatifnya pemberian insentif akan menyulitkan bagi Kemenkes
menempatkan dokter di daerah-daerah.
"Bagaimana lulusan dokter mau ditempatkan di daerah, sementara tidak
ada keseragaman dalam pemberian insentif. Harusnya daerah
menganggarkan insentif bagi dokter agar mereka mau ditempatkan di
pelosok," terangnya.
Hanya saja ini mendapat protes dari anggota Komisi IX. Mereka menilai,
pusatlah yang tidak jeli dengan masalah tersebut. "Harusnya pusat
menetapkan berapa besaran insentif dokternya dan daerah tinggal
melaksanakannya. Selama ini tidak ada yang jadi leading sector, jadi
pemberian insentif bukan jadi prioritas daerah," tandas Rieke Dyah
Pitaloka, politisi partai berlambang Banteng moncong putih ini.
---

http://www.jpnn.com/read/2013/06/25/178549/Kemenkes:-Dokter-Banyak-tapi-Formasi-CPNS-nya-Terbatas-
Kemenkes: Dokter Banyak tapi Formasi CPNS-nya Terbatas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kesulitan menyalurkan dokter umum di
wilayah-wilayah yang membutuhkan tenaga kesehatan. Pasalnya, jumlah
formasi CPNS sangat terbatas dan tidak sebanding dengan dokter yang
dihasilkan.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM)
Kemenkes Untung Suseno Sutarjo mengungkapkan, saat ini ada 8.075
dokter yang ikut program internship atau pemahiran di rumah sakit
pemerintah dan puskesmas. Yang sudah selesai internshipnya 3.026
dokter.
"Jadi kita punya tenaga dokter 8.075 yang siap terjun ke masyarakat.
Namun, formasi dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk CPNS masih
terbatas. Itu sebabnya lagi kami upayakan meminta tambahan formasi
dokter dan tenaga kesehatan," kata Untung di Jakarta.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah pusat tengah berkoordinasi dengan
daerah yang membutuhkan tenaga dokter agar siap memberikan insentif
bagi para tenaga medis tersebut. Sebab di lapangan, banyak daerah yang
belum siap memberikan insentif bagi para dokter.
"Intinya, Kemenkes siap menempatkan dokter di daerah mana saja.
Apalagi tenaga dokter kita cukup banyak. Sekarang tinggal kemampuan
daerah saja untuk menyiapkan insentif bagi para dokter tersebut,"
terangnya.
Ia menambahkan, dengan adanya program internship kebutuhan dokter
untuk daerah-daerah tertentu bisa terpenuhi. Karena setelah lulus dan
diambil sumpah, mereka diwajibkan ikut internship setahun agar lebih
mahir melayani pasien.
"Meski sudah diambil sumpah, kalau belum ikut internship maka dilarang
melayani pasien sendiri karena yang bersangkutan belum ada izin
dokter," tandasnya.
---

http://www.jpnn.com/read/2013/06/25/178529/Program-Internship-Dokter-Memberatkan-
Program Internship Dokter Memberatkan

Sistem birokrasi untuk menjadi dokter profesional terkesan
bercabang-cabang. Sebelumnya pemerintah sudah menjalankan sistem
dokter pegawai tidak tetap (PTT), tetapi sekarang ditambah lagi dengan
program internship dokter. Sejumlah pihak meminta sistem tadi
diringkas, untuk efektifitas jenjang karir dokter.
Pembahasan soal program internship dokter ini digeber dalam antara
Komisi IX DPR dengan pimpinan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan
jajaran organisasi profesi dokter seperti Ikatan Dokter Indonesia
(IDI).
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (PPSDMK)
Kemenkes Untung Suseno Sutarjo mengatakan, program internship dokter
ini masih perlu dijalankan terus."Sesuai evaluasi kami, program ini
penting untuk meningkatkan kompetensi dan kemahiran dokter," katanya.
Meskipun begitu, dia tidak menampik dalam pelaksanaan program ini
terdapat sejumlah kekurangan. Diantaranya adalah dokter-dokter peserta
internship ini mengaku tunjangan atau gaji mereka selama mengikuti
program cukup rendah.
Ketentuan yang berlaku saat ini, setiap guru program internship ini
digaji Rp 1,2 juta per bulan. Setelah ada pembahasan intensif dengan
DPR, tunjangan atau gaji itu dinaikkan menjadi Rp 2,5 juta per bulan
dan anggarannya diambilkan dari APBN Perubahan 2013.
Untung Suseno mengatakan, program internship ini diikuto para dokter
yang sudah mengambil pendidikan profesi. Dia mengatakan bahwa
pendidikan profesi yang berjalan selama ini kurang optimal untuk
memenuhi standar kompetensi calon dokter. Sebab para calon dokter
dalam pendidikan profesi itu, hanya diperbolehkan untuk mendiagnosis
pasien saja.
"Mereka jago-jago dalam mendiagnosis pasien. Tetapi tidak berwenang
untuk tindakan," katanya. Untuk itulah kemampuan dalam hal tindakan
medis itu diperkuat dalam program internship dokter. Dia mengatakan
saat ini dokter yang mengikuti program ini mencapai 8.075 orang,
dengan seribuan dokter pendamping, dan ditempat di 900-an puskesmas
pedalaman Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR Surya Chandra Surapaty menuturkan, program
internship dokter ini membingungkan para dokter yang seharusnya sudah
bisa berpraktek mandiri atau menjadi PTT.
"Sekarang ini mereka jadi bingung. Apakah yang resmi itu program PTT
atau program internship dokter," kata politisi sekaligus dokter dari
PDI Perjuangan itu.
Surya mengatakan, seharusnya program pembinaan dokter itu cukup dengan
PTT. Jika memang harus dikuatkan kompetensi atau kemahirannya,
dilakukan dalam program PTT itu. "Misalnya setelah tiga tahun jadi
PTT, para dokter ini ditawari mau jadi PNS atau praktek mandiri
(dokter swasta, red)," tandasnya.
Menurut Surya sistem jenjang karir dokter di Indonesia harus
sederhana. Tetapi untuk urusan kualitasnya tidak boleh dikesampingkan.
Dia mengakui selama ini komunikasi antara calon dokter dengan dosennya
tidak terjalin dengan baik. "Mari kita perbaiki bersama-sama,"
pungkasnya.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke