Kalau mau memeratakan tenaga kesehatan, pembangunan harus merata.
Kalau ingin tenaga kesehatan bermutu, jangan fokus kejar jumlahnya,
tingkatkan mutu & kompetensinya. Kompetensi nggak identik dengan
spesialisasi, tambah kompetensi tenaga kesehatan tanpa perlu
spesialisasi. Lebih efisien & efektif.
Masyarakat dengan sistem jaminan kesehatan itu yang penting dilayani
oleh tenaga kesehatan yang bermutu & kompeten, nggak akan tanya
spesialisasinya. Jangan dilupakan ketersediaan obat & peralatan kerja
harus memadai. Jangan beli yang murahan tapi cepat rusak karena yang
dilayani akan jauh lebih banyak dari biasa. Kemkes juga harus tolak
registrasi alkes yang abal-abal mutunya.
Lupakan rasio menurut WHO kalau tenaga kesehatannya jadi nggak
sejahtera. Lebih baik tingkatkan dulu kesejahteraan tenaga kesehatan
supaya kerjanya lebih fokus & bisa dapat orang yang bermutu. Kalau
cuma sekadar kejar rasio ujung-ujungnya yang terjadi 'asal ada' atau
'asal cukup' lalu jadi masalah.
Hentikan pula program beasiswa, tapi gunakan skema ikatan dinas supaya
lebih gampang mengirim tenaga kesehatan ke manapun yang dibutuhkan &
harus mau jadi PNS. Hanya tenaga kesehatan lho yang sulit dijadikan
PNS & maunya PTT terus, beda dengan berbagai bidang lain.
---

http://health.kompas.com/read/2013/06/22/0731418/Tenaga.Kesehatan.Mendesak.Dipersiapkan
Tenaga Kesehatan Mendesak Dipersiapkan

Menghadapi Jaminan Kesehatan Nasional mulai 1 Januari 2014, kualitas
dan jumlah tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
perlu ditingkatkan. Tujuannya agar masyarakat dapat mengakses
pelayanan kesehatan merata dan berkualitas.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo, Jumat (21/6),
di Jakarta, mengatakan, Kemenkes terus berkoordinasi dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
terkait penambahan formasi calon pegawai negeri sipil bidang
kesehatan.
”Tenaga yang dibutuhkan meliputi dokter spesialis, dokter umum, dokter
gigi, perawat, apoteker, bidan, dan analis kesehatan,” katanya.
Hingga akhir 2012, rasio dokter umum di Indonesia 36 orang per 100.000
penduduk. Padahal, target Kemenkes 40 dokter umum per 100.000 penduduk
atau 1 dokter melayani 2.500 orang.
Dari 9.600 puskesmas di Indonesia, masih ada 14,7 persen puskesmas
tidak memiliki dokter. Untuk itu, masa kerja dokter pegawai tidak
tetap (PTT) diperpanjang dari enam bulan menjadi dua tahun.

Beasiswa
Menurut Untung, untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di daerah,
Kemenkes memberikan beasiswa kepada dokter umum sejak tahun 2008.
Diharapkan akan ada 6.000 dokter spesialis dan dokter gigi spesialis
tahun 2014.
Selain itu, 38 politeknik kesehatan milik Kemenkes yang tersebar di 33
provinsi terus menghasilkan 20.000 lulusan program diploma III dan IV
berbagai jurusan per tahun.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Dedi
Kuswenda menambahkan, di samping sumber daya kesehatan, yang perlu
disiapkan di fasilitas pelayanan kesehatan primer ialah standar
pelayanan berkualitas. Dalam Jaminan Kesehatan Nasional, sebagian
besar tindakan medis diharapkan cukup ditangani dengan fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Kemenkes masih memetakan kondisi puskesmas yang merupakan fasilitas
kesehatan dasar milik pemerintah, termasuk penambahan alat kesehatan
untuk meningkatkan fasilitas layanan.
”Sistem pelayanan yang akan diterapkan di puskesmas masih disiapkan.
Sedang dibuat aturan penyakit yang harus selesai perawatannya di
tingkat puskesmas sehingga pasien yang dirujuk ke rumah sakit tidak
melonjak,” kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi, puskesmas nantinya tidak hanya menangani aspek
kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan promotif dan preventif puskesmas
akan diperkuat untuk memastikan agar masyarakat tetap sehat.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke