http://m.jpnn.com/news.php?id=174902
Perawat Tidur, Pasien RSUD Meninggal

Buruknya pelayanan RSUD dr R. Koesma, Tuban, kembali memakan korban.
Diduga, seorang pasien yang bernama Zaenul Lutfi, 49, meninggal
setelah perawat mengabaikannya lantaran tidur.
Buruknya pelayanan rumah sakit itu diungkapkan Nur Laili Saadah, 24,
putri korban, saat acara pengajian di Masjid Pendopo Kridomanunggal,
Sabtu (1/6). ""Pasien meninggal karena seluruh perawat tidur dan sulit
dibangunkan,"" tulis Laili lewat pesan singkat (SMS) yang dikirim
kepada bupati dan dibacakan kepada seluruh jamaah.
Saat dikonfirmasi melalui ponselnya, dia mengungkapkan bahwa ayahnya
diopname di ruang 24 paviliun RSUD sejak 9 Mei lalu karena menderita
diabetes dan paru-paru. Saat itu, Zaenul ditangani dokter Pungki.
Menurut dia, sejak awal ayahnya dirawat, keluarga sudah mengeluhkan
buruknya pelayanan RS. Puncaknya terjadi pada 11 Mei lalu atau hari
ketiga opname. Pukul 10.00 ayahnya disuntik obat penenang. Secara
medis, obat itu akan menidurkan Zaenul selama 6-7 jam.
Sekitar pukul 21.00 atau setelah tertidur sebelas jam, Zaenul
terbangun. Setelah minta makan dan disuapi, dia mengalami sesak napas.
Meski keluarga sudah memberitahukan kepada perawat, tidak ada upaya
untuk melancarkan pernapasan pasien.
Laili menyatakan, ayahnya mulai anfal menjelang tengah malam. Dia
lantas mencoba mencari perawat. Namun, semua tertidur di ruang
sebelah. Setelah berkali-kali datang ke ruang piket dan tidak
mendapati seorang pun perawat, pukul 02.30 kesabaran Laili habis. Dia
menendang kursi di ruang tersebut. Bunyi gaduh itulah yang membuat
seorang perawat terbangun.
Setelah Laili menyampaikan kondisi ayahnya, perawat itu memeriksa.
Tidak lama berselang, dia kembali ke ruang piket untuk menelepon
dokter.
Setelah menutup telepon, perawat tersebut memberikan resep yang harus
ditebus ke Apotek NU yang berjarak sekitar 3 kilometer dan bukan
apotek RSUD. ""Masak dini hari itu saya harus menebus obat ke apotek
yang jauh,"" ungkap guru tidak tetap (GTT) di SMKN Widang tersebut.
Tidak lama kemudian, Zaenul pun mengembuskan napas terakhir. Laili
menegaskan, kematian adalah takdir. Namun, tidak ada upaya petugas
medis untuk menangani pasien secara proporsional. ""Kalau perawat
tidak tidur, pasien kan bisa dibawa ke ruang ICU,"" tegasnya.
Di tempat terpisah, Zainul Arifin selaku direktur RSUD dr R. Koesma,
Tuban, menyatakan bahwa dokter dan seluruh paramedis, termasuk perawat
dan bidan, bersiaga 24 jam. Dia berjanji mengecek kasus tersebut.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke