hi mbak Yeni, Sekadar nimbrung. :)
Mungkin yang jadi salah satu 'golden rule' nya: 'mendisipinkan anak jangan waktu kita lagi marah' .. Otherwise, yg 'diterima' anak bukan hal yg mau didisiplin-in, tapi hal lain yg kadang membuat kita jadi menyesal (bentakan, pukulan, kata2 yang bakal kita sesali nanti, dll) :) Saya pikir disiplin model 'prohibitif' (larangan dan ada konsekuensinya) memang lagi diperlukan anak batita. Mereka belum paham alasan moral bahkan logis sekalipun di balik tindakan disiplin kita. Saya pikir juga model 'pojok nakal' yg dipopulerkan _Nanny 911_ mengadopsi prinsip ini, larangan yg kita berikan, kalau si kecil nggak taat dia tahu bakal ada konsekuensinya. Balik lagi ke main issue, mendisiplinkan bukan saat kita sedang marah -- it'll end up dengan konsekuensi yang mendidik yg bakal diterima si kecil Kalau sudah usia 5 tahunan ke atas, sudah nggak bisa lagi pakai cara ini. Mungkin di sini baru pakai pendekatan positif (menjelaskan alasan dari larangan, meng-encourage, dll.) karena usia segini sudah bisa diajak untuk menerima konsep yang lebih abstrak. Saya alami saat mendisiplinkan Luigi (waktu itu batita) dengan Jovan. Jovan (9 y.o) mungkin sudah tidak 'mempan' hanya dengan 'don't. .... because I said so' :). Dia butuh penjelasan, bukan larangan model yang dia terima waktu batita, apalagi konsekuensi semacam sentilan telinga :) Selain nggak boleh dalam keadaan marah saat kita mendisiplinkan anak, saya belajar banyak juga untuk tidak 'men-cap' anak (cengeng, bandel, bodoh, dll.) Dan nggak bisa dihindari, model beginian akan bisa dengan segera 'ke luar dari mulut' orang tua waktu mendisiplinkan anak sambil 'emosi jiwa' hehe Mungkin sudah pernah nonton film _The Help_? Nanny yang diperankan aktris pemenang Oscar tahun ini tsb., selalu mengajak anak majikan yang diasuhnya untuk mengucapkan 'I'm good, I'm smart, I'm important'. Saya pikir itu bisa kita praktikkan, karena anak selalu melihat kita ortunya punya otoritas dan apa yg kita katakan tentang dia punya 'bobot' yang akan dia 'telan' dan 'bawa' sampai besar :). Kita mungkin perlu ekstra hati2, jangan sampai tindakan disiplin yang kita ingin terapkan, tetapi cap/kata2 kita yang 'tidak perlu' yang dia cerna dan dijadikan self image-nya :) So, mungkin kita bisa belajar sama2 dalam mendisiplinkan anak: 'our words create their worlds' . Hopefully, we're still the special persons to look up to with respect, no matter how tall our children have grown :) cheers, Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi Powered by Telkomsel BlackBerry®