Dear All rekan milis..,

Saya ada stock belut.
Bagi yg berminat bs menghubungi saya lewat Japri..

Terimakasih

Muhammad Ahadun

-----Original Message-----
From: pustakabis...@yahoo.com
Sent: 25/11/2013 8:09
To: agromania@yahoogroups.com
Subject: [agromania] Budidaya Ikan Belut  ( Synbranchus )







Budidaya Ikan Belut  ( Synbranchus )

INFO: http://www.agrosukses.com





1. SEJARAH SINGKAT



   Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat

   memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

   memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di

   rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut

   mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan

   menjadi salah satu komoditas ekspor.





2. SENTRA PERIKANAN



   Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong,

   Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada

   di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru

   merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai

   pos penampungan.





3. JENIS



   Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:

   Kelas           : Pisces

   Subkelas        : Teleostei

   Ordo            : Synbranchoidae



     Famili           : Synbranchidae

     Genus            : Synbranchus

     Species          : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); 
Monopterus

                            albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant 
(belut

                            kali/laut)



     Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut

     kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis 
belut

     sawah.





4. MANFAAT



     Manfaat dari budidaya belut adalah:

     1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.

     2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

     3) Sebagai obat penambah darah.





5. PERSYARATAN LOKASI



     1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan 
geografis

        yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di 
dataran

        rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah

        hujan tidak ada batasan yang spesifik.

     2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh 
dan

        tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

        Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.

     3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar 
antara

        25-31 derajat C.

     4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya 
akan

        osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm.

        Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih

        kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.





6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA



6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan



     1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan

        antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih

        belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) 
dan

        kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang

        masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut

        ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan

        belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.



     2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya

        dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.



     3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan

        (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut

        remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam

        belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100

        ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya

        tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran

        3-50 cm.



     4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan

        dasar bak tidak perlu diplester.



     5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada,

        alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan

        lainnya.



        6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk

        kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong

        untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya 
ditimbun

        dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan

        ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan

        organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air 
dialirkan

        kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik

        + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media

        tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.

        Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.



6.2. Penyiapan Bibit



     1) Menyiapkan Bibit



        a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang

           berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan

           masing-masing tahapannya selama 2 bulan.

           b) Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga 
bibit

           diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.

        c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan.

           Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm

           dan belut jantan berukuran ± 40 cm.

        d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor

           pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu

           pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut

           menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut

           berkisar 1,5­2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk

           ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut

           dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam

           pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut

           tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa

           diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau

           empat bulan.



     2) Perlakuan dan Perawatan Bibit

[The entire original message is not included.]

Kirim email ke