Berkah dari Budidaya Ikan Sidat

===============================================
*PELATIHAN LENGKAP BUDIDAYA DAN BISNIS SIDAT!*
SEGERA DAFTAR SEKARANG DI http://sidatmania.blogspot.com
===============================================

Ikan sidat atau unagi banyak dikonsumsi sebagai makanan mewah di Jepang, 
Hongkong, dan Korea karena kandungan tinggi protein dan omega-3 yang berkhasiat 
untuk kesehatan tubuh. Namun, benih ikan sidat yang banyak di perairan 
Indonesia belum banyak dimanfaatkan di negeri sendiri.

Di Indonesia, paling sedikit ada enam jenis ikan sidat (Anguilla sp), yaitu 
Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla 
borneensis, Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla bicolor pacifica.

Melihat peluang pasar yang besar, Syaiful Hanif (32) dan sepuluh rekannya yang 
tergabung dalam Paguyuban Patra Gesit di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mulai 
menjajaki usaha budidaya ikan sidat pada akhir tahun 2008.

Teknik pembesaran ikan sidat awalnya dipelajari Syaiful di Balai Layanan Umum 
Pandu Karawang, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Segmentasi ikan sidat 
bicolor dipilih dengan benih yang didapat dari hasil tangkapan alam.

Bermodal sedikit pengalaman, paguyuban yang dipimpin Syaiful itu lantas 
mengajukan kredit lunak pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pertamina 
Tbk Rp 1,2 miliar untuk jangka waktu 3 tahun.

Kemudian, dana sebesar itu digunakan untuk membeli lahan seluas 2 hektar di 
Desa Lamaran Tarum, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu.

Selain itu, dana itu untuk membangun 10 petak kolam ikan berukuran 
masing-masing 20 x 30 meter persegi, pembelian benih ikan sidat, serta 
persiapan sarana dan prasarana produksi. Di antaranya peralatan diesel 
mengingat di wilayah itu belum ada jaringan listrik yang memadai.

Setelah lahan disiapkan, Syaiful dan rekan-rekannya mencoba mempraktikkan 
pembesaran ikan sidat bicolor di lahan mereka. Namun, usaha pembesaran ikan 
sidat bicolor ternyata tidak mudah. Bicolor yang biasa hidup di arus pertemuan 
air sungai dan air laut sulit beradaptasi di kolam air tawar.

Negara tujuan ekspor

Ikan sidat adalah jenis karnivora (pemakan ikan) yang memiliki sifat 
katadromos, yaitu awalnya berkembang biak di laut dan selanjutnya mencari 
perairan umum (air tawar) untuk membesarkan diri.

Sifat itu membuat ikan sidat sulit beradaptasi dan mengubah pola makan di 
habitat baru kolam air tawar. Tingkat pertumbuhan ikan bicolor juga tidak 
merata karena ukuran benih yang ditebar tidak seragam. Usaha mereka pun berada 
di ambang kehancuran.

Namun, Syaiful tidak menyerah. Ia lantas menekuni riset pembesaran ikan sidat 
selama hampir setahun. Proses aklimatisasi diterapkan berupa penyesuaian 
lingkungan, temperatur, serta sortir benih ikan sebelum disimpan di kolam.

Dengan perlakuan khusus, ikan sidat bicolor yang biasanya makan ikan lain itu 
berubah kebiasaan menjadi rakus makan pelet. Berpijak dari hasil riset 
tersebut, Syaiful dan teman-temannya melanjutkan usaha. Tidak 
tanggung-tanggung, mereka langsung beralih dengan membidik segmentasi ikan 
sidat marmorata yang permintaan dan harganya di pasar internasional jauh lebih 
tinggi.

Ikan sidat marmorata terbukti tumbuh subur dengan tingkat hidup (SR) 80 persen. 
Jika dalam kurun 6 bulan pertumbuhan benih sidat hanya dari ukuran 0,2 gram 
menjadi 40 gram per ekor, dalam bulan ke-7 sampai ke-10 benih tumbuh pesat dari 
ukuran 40 gram ke 1 kilogram (kg) per ekor.

Pada panen perdana bulan Januari 2010, paguyuban itu menghasilkan panen sidat 
sebanyak 500 kg dan seluruhnya diekspor. Ekspor ikan hidup dengan bobot lebih 
dari 500 gram per ekor, harga jualnya berkisar Rp 120.000-Rp 160.000 per kg. 
Harganya akan semakin mahal jika bobot ikan lebih dari 1 kg per ekor, yakni Rp 
120.000-Rp 180.000 per kg.

Pasar utama ekspor ikan sidat adalah Hongkong, China, dan Taiwan. "Minat pasar 
ekspor yang tinggi terhadap ikan sidat membuat hasil produksi selalu terserap 
pasar, berapa pun jumlahnya," ungkap Syaiful.

Ia mengakui tidak sulit mencari benih ikan. Beberapa kawasan perairan yang 
banyak terdapat benih ikan sidat di antaranya di pesisir Sumatera bagian barat, 
Sulawesi, dan pantai selatan Jawa yang berbatasan dengan laut dalam. Harga 
benih sidat marmorata Rp 120.000 per kg dengan ukuran benih 25 gram per ekor.

Sayangnya, seiring maraknya permintaan di pasar internasional, penyelundupan 
benih ikan sidat ke negara lain terus terjadi, di antaranya ke Jepang.

Penyelundupan di beberapa tempat itu mendongkrak harga benih marmorata hingga 
mencapai Rp 2,5 juta per kg.

Syaiful mengaku khawatir, dengan teknologi budidaya sidat di Tanah Air yang 
belum berkembang luas, bukan tidak mungkin masyarakat Jepang kelak akan mencuri 
start dalam pembudidayaan ikan sidat secara luas.

"Indonesia adalah negeri produsen benih ikan yang besar dan kaya. Tetapi, jika 
potensi itu tidak dimanfaatkan optimal, bisa dipastikan rakyat Indonesia sulit 
memperoleh nilai tambah dari perikanan," ujar pria yang sebelumnya menekuni 
bisnis penjualan pulsa itu.

Salah satu ambisinya dalam waktu dekat adalah memperluas pemasaran ikan sidat 
ke pasar-pasar dalam negeri. "Kalau pasar ekspor dengan mudah bisa ditembus, 
kenapa pasar dalam negeri justru tidak melihat potensi ini," papar Syaiful.

Ia menargetkan produksi ikan sidat pada panen kedua bulan Juli 2010 bisa 
mencapai 1 ton. Ia pun berencana memberdayakan masyarakat sekitar dengan 
menularkan teknik pembesaran ikan sidat ke warga Indramayu.

Caranya, melepas benih ikan sidat berukuran 100 gram kepada warga untuk 
dibesarkan sampai ukuran 500 gram, kemudian ditampung kembali untuk dipasarkan.

Pria lulusan politeknik Jurusan Mesin ITB angkatan 1996 ini berharap pemerintah 
memiliki regulasi yang tegas untuk mengembangkan benih ikan sidat, memperluas 
teknologi budidaya lewat pemberdayaan masyarakat, serta menekan penyelundupan 
benih yang merugikan perikanan budidaya. (Oleh BM LUKITA GRAHADYARINI)

SUMBER: Kompas.com
Sabtu, 15 Mei 2010 | 03:15 WIB

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Ajak keluarga & teman2 Anda mengikuti Anjangkarya Budidaya & Bisnis Ikan Sidat: 
Jalan2 sambil belajar dan melihat langsung budidaya, peralatan, dan cara hidup 
ikan sidat serta menikmati masakan lezat pepes ikan paling bergizi di dunia 
ini. PENDAFTARAN DI http://sidatmania.blogspot.com
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<


Kirim email ke