Saat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) menimbulkan banyak pengangguran 
baru, sekelompok pemuda di Lebak justru semakin giat membudidayakan komoditas 
jamur. Mereka "menyulap" tumbuhan hutan yang biasanya dianggap tak berharga, 
menjadi sebuah komoditas dengan nilai ekonomis tinggi.

Kelompok Budidaya Jamur Tiram Putih Gema Sejahtera, itulah nama perkumpulan 
mereka. Sejak enam bulan lalu, mereka terus menggenjot upaya produksi jamur 
tiram (shimeji white). Sehingga diharapkan nilai produksinya bukan saja dapat 
menjadi sarana pemenuhan ekonomi keluarga. Tujuan paling penting adalah 
terpenuhinya gizi keluarga secara mudah dan murah.

Salah seorang anggota yang juga tenaga ahli pembudidayaan jamur Tiram Gema 
Sejahtera, Riki Nurzaman, pada Koran Banten mengatakan, tumbuhan jamur tiram 
sebelumnya memang kurang begitu diminati masyarakat, bahkan cenderung dipandang 
sebagai komoditas yang tidak bernilai sama sekali.


U  N  D  A  N  G  A  N
========> ********** <========
Temu Pelaku Bisnis Jamur Konsumsi 2010
Cara Pasti dan Sukses Berbisnis Jamur
Minggu, 25 April 2010 (Pkl.09.30 s/d Selesai)
Tempat Terbatas, Daftar Sekarang Juga di:
http://tiny.cc/acaramania
SMS INFO: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 
========> ********** <========
|a|g|r|o|m|a|n|i|a 
Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000
GABUNG DI MILIS: http://tiny.cc/milis


"Memang komoditi ini, hanya dipandang sebelah mata. Karena selain hanya tumbuh 
di hutan tepatnya pada pohon kayu, tumbuhan jamur ini juga dipandang tak 
memiliki nilai giji maupun ekonomi," jelasnya.

Pada prinsipnya, budidaya jamur tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga 
jamur tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu, perlu dilakukan 
adaptasi substrak dan lingkungan agar jamur dapat tumbuh seperti di tempat 
aslinya. Karenanya dalam budidaya jamur tiram, faktor tumbuh dan lingkungan 
sangat berpengaruh besar.

Menurutnya, sifat jamur tiram, banyak ditemukan tumbuh dipohon kayu yang sudah 
lapuk, berdasarkan sifat tumbuh jamur itulah maka disimpulkan budidaya dan 
pengembangan jamur tiram ini, dapat dilakukan pada media buatan yang mempunyai 
kandungan hara menyerupai median tumbuh asalnya atau kayu yang sudah lapuk.

"Tak sulit dalam pengembangan jamur tiram ini, salah kita tinggal menyediakan 
serbuk gergaji saja, namun untuk lebih jelas dan detailnya, kami siap membantu 
masyarakat jadi pembudidaya jamur tiram yang berhasil guna," tuturnya.

Secara terpisah, Ketua Kelompok Budidaya Jamur Tiram Putih, Gema Sejahtera, 
Nano W Yulianto mengungkapkan, sejauh ini animo masyarakat akan budidaya jamur 
tiram putih cukup tinggi. Terbukti, maraknya permintaan budidaya jamur tiram, 
justeru bukan saja datang dari kelompok pemuda dan masyarakat Lebak, melainkan 
juga datang dari kawasan Pandeglang.

"Untuk sarana produksi yang sudah jadi, yang terbentuk dalam wujud log jamur, 
kami banyak menerima pesanan bukan saja dari pemuda dan masyarakat Lebak, juga 
dari Kabupaten Pandeglang," tukasnya.

Tercatat, harga di pasaran per satu kilogram jamur tiram, yaitu sebesar Rp 
18.000, sementara untuk setiap hasil produksi jamur tiram, ditampung Asosiasi 
Pengusaha Jamur Indonesia (APJI) selaku lembaga resmi pengusaha jamur, dalam 
perkilonya sebesar Rp 7.500 per kilogram. [JAT]

SUMBER: koranbanten.com


Kirim email ke