Palupi (43) tangkas memetik rumpun jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dari 
polybag yang disusun di rak-rak bambu. Pekerjaannya belum selesai ketika 
seseorang hendak membeli jamur tiram yang baru saja dipanen itu.

Memanen jamur tiram menjadi pekerjaan rutin Palupi dan seorang pekerjanya, pagi 
dan sore, di sebuah rumah bambu di Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi. Jamur 
tiram yang sudah dipanen memang tak berumur lama di tangan Palupi karena sudah 
ditunggu penampung di Jakarta. Namun, sering kali ada pula warga yang membeli 
langsung ke tempat budidaya jamur tiram itu.

Dalam sepuluh tahun terakhir, jamur tiram memang mengalami peralihan status 
yang luar biasa. Dari sekadar makanan orang-orang kampung ketika musim hujan 
tiba, jamur tiram naik kasta menjadi konsumsi elite masyarakat perkotaan. 
Konsumen memang harus merogoh kantong agak dalam untuk mendapatkan jamur tiram.


U  N  D  A  N  G  A  N
========> ********** <========
Temu Pelaku Bisnis Jamur Konsumsi 2010
Cara Pasti dan Sukses Berbisnis Jamur
Minggu, 25 April 2010 (Pkl.09.30 s/d Selesai)
Tempat Terbatas, Daftar Sekarang Juga di:
http://tiny.cc/acaramania
SMS INFO: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 
========> ********** <========
|a|g|r|o|m|a|n|i|a 
Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000
GABUNG DI MILIS: http://tiny.cc/milis


Di supermarket, harga jamur tiram segar mencapai Rp 22.500 per kilogram. Jamur 
tiram yang sudah diolah menjadi keripik bahkan sudah tak terjangkau lagi oleh 
masyarakat kecil. Harga keripik jamur tiram mencapai Rp 400.000 per kilogram. 
Tak heran, kemudian jamur tiram menjadi primadona baru para petani yang sudah 
kenyang dipermainkan oleh tengkulak gabah atau produsen pupuk.

Di Kabupaten Sukabumi terdapat sedikitnya 400 pembudidaya jamur tiram yang 
memanfaatkan lahan di daerah berhawa sejuk. Di Kota Sukabumi, budidaya jamur 
tiram yang diperkenalkan empat bulan lalu oleh Heri Siswoyoto (43) sudah 
ditekuni oleh 24 pembudidaya. Sukabumi memang cocok menjadi tempat budidaya 
jamur tiram karena memiliki hawa sejuk. Selain itu, banyak masyarakat juga 
memiliki lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Sebagai ilustrasi, kebutuhan 
modal pengadaan 10.000 bibit jamur tiram Rp 17 juta. Untuk rumah budidaya 
10.000 polybag jamur tiram, dibutuhkan Rp 3 juta sehingga kebutuhan modal Rp 20 
juta. Setiap hari

Jamur tiram bisa dipanen setiap hari selama empat bulan. Dengan perawatan media 
tanam yang rutin, dari 10.000 bibit jamur tiram, pembudidaya bisa memanen 
rata-rata 60 kilogram jamur per hari. Kini harga jamur tiram segar dari tangan 
pembudidaya Rp 6.500 per kilogram sehingga panen bisa menghasilkan rata-rata Rp 
360.000 per hari. Dengan demikian, pada bulan kedua panen, hasil panen sudah 
impas dengan modal yang dikeluarkan. Pada dua bulan berikutnya, pembudidaya 
tinggal menikmati keuntungan sekitar Rp 10 juta per bulan.

Heri mengatakan, permintaan pasar dalam negeri jauh lebih besar daripada 
kemampuan produksi pembudidaya. "Setiap hari kebutuhan konsumen di Jakarta dan 
sekitarnya sebagian besar masih dipenuhi dari impor sehingga berapa pun 
produksi pembudidaya tetap terserap pasar," kata Heri.

Setiap hari impor jamur tiram untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Jakarta dan 
sekitarnya mencapai 100 ton. Kemampuan produksi pembudidaya di Sukabumi, Bogor, 
dan Cianjur baru mencapai 4 ton per hari untuk dipasok ke Jakarta.

Jadi, ketika masyarakat mampu memberdayakan diri sendiri, krisis global hanya 
angin lalu bagi mereka. Sayang, pemerintah masih belum tanggap dengan peluang 
itu. (AGUSTINUS HANDOKO)

SUMBER: cetak.kompas.com
Selasa, 3 Maret 2009 | 10:56 WIB


Kirim email ke