Pakan Lokal Terserap 20 Persen 
80 Persen Pembudidaya Masih Gunakan Produk Impor

Kebutuhan pakan ikan di Jawa Barat rata-rata 1,7 juta ton per tahun. Namun, 
produk lokal yang terserap baru sekitar 150.000 ton pada 2008 dan akan 
meningkat menjadi 180.000 ton tahun ini. Penyerapan yang minim tersebut 
disebabkan faktor kualitas pakan lokal yang masih rendah.

Ketua Divisi Pakan Akuakultur Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Denny D 
Indradjaja, Senin (23/3) di Bandung, mengatakan, Jabar merupakan konsumen pakan 
ikan terbesar di Indonesia atau 40 persen dari total kebutuhan pakan ikan 
nasional. Luas area budidaya perikanan di Jabar yang tergarap pada 2008 ialah 
116.251,2 hektar atau 22,6 persen dari potensi 514.386 hektar.

++++++++++++++++++++++++++++++++
TEMU PELAKU BISNIS IKAN AIR TAWAR KONSUMSI!
Minggu, 31 Januari 2010 (Pkl.09.30 s/d Selesai)
Jangan sampai ketinggalan, daftar sekarang juga di:
http://tiny.cc/acaramania
++++++++++++++++++++++++++++++++

Dari kebutuhan pakan sebanyak 1,7 juta ton, sekitar 1,6 juta ton di antaranya 
digunakan untuk budidaya ikan keramba jaring apung (KJA). Penyerapan di KJA 
Waduk Cirata (Cianjur) 1,1 juta ton, KJA Waduk Jatiluhur (Purwakarta) 450.518 
ton, KJA wilayah Bogor 487 ton, dan KJA wilayah Ciamis 13,15 ton.

Dalam empat tahun terakhir produksi perikanan budidaya meningkat 42 persen dari 
300.000 ton pada 2005 menjadi 427.000 ton tahun 2008. Tahun 2009 volume 
produksi perikanan budidaya ditargetkan 500.000 ton.

"Sekitar 70 persen pakan ikan yang banyak diserap adalah pakan jenis tenggelam 
untuk konsumsi ikan mas, nila, dan gurami. Sekitar 30 persen lainnya merupakan 
pakan terapung yang biasanya untuk bandeng dan udang," kata Denny.

Saat ini, menurut dia, produsen pakan memilih tidak menaikkan atau menurunkan 
harga produk karena harga bahan baku pakan ikan cenderung turun. Selain itu, 
produsen pakan juga tidak menurunkan harga menyusul terjadinya depresiasi nilai 
tukar rupiah sekitar 30 persen dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.000 per dollar AS. 
Harga pakan tenggelam saat ini Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram dan pakan 
terapung Rp 7.000 per kg. Lakukan penyuluhan

Tentang sedimentasi dan kematian ikan secara massal di Waduk Cirata dan 
Jatiluhur, Denny berpendapat, kasus itu wajar terjadi di perairan umum di 
seluruh belahan dunia akibat perbedaan temperatur air di permukaan dan bawah. 
Jika ada gas beracun yang terbawa ke atas permukaan air, itu tidak hanya dari 
pakan, tetapi juga kotoran dan sampah organik.

Dia mengakui, pengendapan pakan menjadi salah satu faktor penyebab sedimentasi. 
"Untuk itu, produsen pakan akan menebarkan benih ikan mola dan grascarp yang 
khusus untuk membersihkan waduk sekitar 1 juta ekor ikan di Waduk Cirata pada 
2009," kata Denny.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, potensi budidaya 
perikanan di Jabar masih cukup besar dan dapat digunakan untuk meningkatkan 
gizi masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jabar 
telah berkomitmen meningkatkan infrastruktur di Jabar bagian selatan yang 
memiliki lahan cukup luas untuk pengembangan agrobisnis, termasuk budidaya 
perikanan.

Heryawan juga meminta produsen agar menyediakan pakan dalam jumlah besar dengan 
harga terjangkau. Selain itu, perlu dilakukan penyuluhan penggunaan pakan yang 
efisien bagi pembudidaya. (GRE)

SUMBER: Kompas
Selasa, 24 Maret 2009 | 13:38 WIB

-----------------------------------------
|a|g|r|o|m|a|n|i|a
Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000
MILIS: http://tiny.cc/milis
FORMULIR: http://tiny.cc/formulir
BURSA JUAL-BELI: http://tiny.cc/bursa
KIOS PRODUK: http://tiny.cc/kios
DIREKTORI: http://tiny.cc/direktori
-----------------------------------------


Kirim email ke