Permintaan Ikan Belum Terpenuhi 60 Persen Lebih Dipasok Dari Luar Daerah Perluasan budidaya ikan di DI Yogyakarta terkendala lahan, air, dan rendahnya minat bisnis ikan masyarakat. Padahal, budidaya ikan sangat menjanjikan. Lebih dari 60 persen konsumsi ikan DIY harus didatangkan dari luar DIY.
"Masyarakat belum tahu bagaimana peluang memelihara ikan sehingga masih ragu-ragu berbisnis di sana. Padahal di Yogyakarta, berapa pun produksinya pasti akan diserap pasar," tutur Direktur Lembaga Pengkajian Agrobisnis Strategis (LPAS) Yogyakarta Among Kurnia Ebo, Senin (19/10). ++++++++++++++++++++++++++++++++ TEMU PELAKU BISNIS IKAN AIR TAWAR KONSUMSI! Minggu, 31 Januari 2010 (Pkl.09.30 s/d Selesai) Jangan sampai ketinggalan, daftar sekarang juga di: http://tiny.cc/acaramania ++++++++++++++++++++++++++++++++ Among mengemukakan, masyarakat belum memandang budidaya ikan sebagai peluang bisnis menguntungkan. Meski memiliki lahan, masyarakat lebih memilih membangun tempat indekos yang secara bisnis dinilai lebih aman. "Prospek budidaya ikan di DIY sangat cerah. Kehadiran rumah-rumah makan yang khusus menyajikan ikan makin memperluas pasar," ujarnya. Ia memperkirakan, saat ini lebih dari 340 rumah makan khusus ikan di DIY. Sayangnya, peluang yang besar itu tidak segera direspons sehingga sebagian besar kebutuhan ikan di DIY dipenuhi oleh petani ikan di Boyolali, Jawa Tengah, dan Tulung Agung, Jawa Timur. "Pemerintah sudah mendorong, namun ke depan perlu koordinasi dengan berbagai pihak sehingga berbagai kendala dalam budidaya ikan bisa diatasi," tutur Among. Belum mandiri Secara terpisah, Staf Seksi Teknis Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan DIY Agus Suteja mengakui, produksi ikan di DIY belum mampu memenuhi permintaan. Untuk lele, dari kebutuhan mencapai 15 ton per hari, petani ikan DIY hanya mampu memasok sekitar 4 ton per hari. Hal serupa juga terjadi untuk jenis-jenis ikan yang lain, seperti gurame, nila, dan udang. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan DIY, produksi ikan konsumsi di DIY sebenarnya terus naik dalam lima tahun terakhir. Tahun 2006 produksinya mencapai 12.444 ton, tahun 2007 produksinya naik menjadi 15.576 ton. Jumlah itu masih jauh dari kebutuhan konsumsi ikan DIY sekitar 54.532 ton. Untuk mendorong perluasan budidaya dan penambahan produksi ikan, pihaknya telah melakukan pembinaan teknologi budidaya ikan kepada petani. Pembinaan ini difokuskan pada lima produk unggulan, yakni lele, gurame, nila, udang, dan ikan hias. Selain itu, Pemerintah Provinsi DIY juga memberikan dana penguatan modal dan bantuan pembelian induk bagi kelompok petani di lima kabupaten/kota. Tahun 2009, total dana penguatan modal mencapai Rp 1,645 miliar dan bantuan sosial pembelian induk mencapai Rp 167,500 juta. "Dibandingkan jumlah kelompok petani ikan yang ada, dana tersebut masih kecil. Tetapi dana tersebut bergulir sehingga tiap tahun kelompok yang dibantu bisa berganti," ucap Agus. (ARA) SUMBER: Kompas Selasa, 20 Oktober 2009 | 15:13 WIB ----------------------------------------- |a|g|r|o|m|a|n|i|a Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000 MILIS: http://tiny.cc/milis FORMULIR: http://tiny.cc/formulir BURSA JUAL-BELI: http://tiny.cc/bursa KIOS PRODUK: http://tiny.cc/kios DIREKTORI: http://tiny.cc/direktori -----------------------------------------