Memelihara ikan seolah tidak terpisahkan dalam keseharian masyarakat di 
Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten yang genap berusia 898 tahun ini berpeluang 
memantapkan budidaya perikanan sebagai pilar perekonomian rakyat.

Budidaya ikan air tawar banyak diusahakan di kaki Gunung Galunggung, terutama 
di Kecamatan Padakembang, Leuwisari, Cisayong, Sukaresik, Singaparna, dan 
Sukaratu. Di sana hampir setiap rumah memiliki kolam ikan dan menjadi sumber 
penghidupan utama.

Di Desa Rancapaku, Kecamatan Padakembang, misalnya. Dari 8.860 warga, sekitar 
60 persen di antaranya adalah pembudidaya ikan. Endang Suryana (64), yang 
membudidayakan ikan sejak tahun 1979, memiliki enam kolam dengan luas 
seluruhnya sekitar 700 meter persegi.

++++++++++++++++++++++++++++++++
TEMU PELAKU BISNIS IKAN AIR TAWAR KONSUMSI!
Minggu, 31 Januari 2010 (Pkl.09.30 s/d Selesai)
Jangan sampai ketinggalan, daftar sekarang juga di:
http://tiny.cc/acaramania
++++++++++++++++++++++++++++++++

Keuntungan bersih dari budidaya ikan rata-rata Rp 2 juta per bulan. Dia juga 
mempekerjakan lima karyawan.

Keuntungan dari budidaya ikan diakuinya bisa mencapai tiga kali lipat dari 
hasil bertani padi. Pembesaran ikan lebih cepat dan dapat dijual setiap saat.

"Saya dan anak-anak semua hidup dari ikan. Hasilnya lumayan. Masalahnya hanya 
air. Kalau musim kemarau seperti ini, hasilnya agak kurang," kata Endang yang 
juga Ketua Kelompok Tani Ikan Barata, Rabu (19/8).

Hal serupa diakui Mumu (48), pemilik tujuh kolam seluas 1 hektar dan Ketua 
Koperasi Pembudidaya Ikan Simpati Putera di Desa Rancapaku. Setiap hari 
koperasinya menghasilkan rata-rata 2 kuintal ikan. Harganya Rp 20.000 per 
kilogram. Koperasinya juga memasok bibit ikan untuk kebutuhan pembudidaya di 
Waduk Cirata.

Perlu perbaikan

Berdasarkan data Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten 
Tasikmalaya, kegiatan budidaya perikanan berkembang baik dalam lima tahun 
terakhir. Terdapat sekitar 4.000 hektar kolam dengan produksi ikan air tawar 
konsumsi rata-rata 23.000 ton atau senilai Rp 211 miliar per tahun. Jumlah ini 
naik 4,6 persen per tahun. Tak heran Tasikmalaya menjadi penghasil ikan 
budidaya kolam terbesar di Jabar.

Budidaya untuk pemijahan dan produksi benih pun berkembang baik. Setiap tahun 
dihasilkan rata-rata 1,6 miliar benih ikan terutama dari jenis nilem, mas, 
nila, tawes, dan gurami. Kegiatan ini sangat bergantung pada mata air di Gunung 
Galunggung.

Sebagai pusat percontohan pembenihan, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya memiliki 
Balai Pengembangan Benih Ikan di Desa Rancapaku, Kecamatan Padakembang. Balai 
tersebut merupakan unit pelaksana teknis Dinas Peternakan, Perikanan, dan 
Kelautan Kabupaten Tasikmalaya. Balai itu mengembangkan benih unggul ikan nila, 
gurami, dan mas. Petani setempat mengandalkan balai tersebut untuk mendapatkan 
benih ikan berkualitas dengan harga terjangkau.

Tiap tahun balai tersebut menghasilkan 600 juta benih ikan. Produksi itu baru 
menenuhi 40 persen kebutuhan benih di Tasikmalaya. Untuk mendongkrak produksi, 
balai itu bermitra dengan 62 unit pembenihan rakyat dengan luas kolam 118 
hektar di 23 kecamatan. Menurut Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan 
Kelautan Kabupaten Tasikmalaya Maman Suhilman Dali, pengembangan budidaya 
perikanan memerlukan peningkatan sarana dan prasarana.

"Kebutuhan utama saat ini adalah perbaikan kualitas air dan saluran air. Hal 
ini untuk menjamin pasokan sumber air di sentra perbenihan dan perikanan. Ada 
sejumlah gangguan, terutama di kawasan pertambangan pasir di lereng Gunung 
Galunggung," kata Maman. (NDW/Litbang Kompas)

SUMBER: Kompas
Jumat, 21 Agustus 2009 | 11:22 WIB

-----------------------------------------
|a|g|r|o|m|a|n|i|a
Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000
MILIS: http://tiny.cc/milis
FORMULIR: http://tiny.cc/formulir
BURSA JUAL-BELI: http://tiny.cc/bursa
KIOS PRODUK: http://tiny.cc/kios
DIREKTORI: http://tiny.cc/direktori
-----------------------------------------


Kirim email ke