Wadah para pelaku agrobisnis IndonesiaMau tanya, apakah "Bleng" yang dimaksud 
sama dengan "Bleng (padat berwarna kekuningan)" untuk membuat Kerupuk nasi 
"Karak".
Mohon penjelasannya.

=============================
KIOS PRODUK AGROMANIA
Bekal  Sukses Berbisnis Agro
http://tiny.cc/kios
=============================

    20. Masalah Borax= Bleng mengerikan deh, dicampur di makanan....
    Posted by: "LSM T T I" hpjaka...@yahoo.com   hpjakarta
    Fri Aug 7, 2009 1:45 am (PDT)


    Rekan2 semua waspadalah
    Nih saya forward masalah Borax= Bleng mengerikan deh,dicampur di 
makanan.....

    Waspadai Sayuran Hijau!
    July 15, 2009 · Filed under Daily Notes · Tagged bahaya, bahaya bleng, 
bleng, bleng atau borax, bleng dan borax, borax, borax pada sayuran hijau, 
kesehatan, makanan, sayuran, sayuran hijau
    Sungguh
    menggiurkan bilamana melihat sajian sayur singkong hijau dengan paduan
    kuah kari dan sambal hijau dalam seporsi nasi Padang saat rehat makan
    siang. Selain sedap, kata mama, sayur juga mengandung vitamin dan
    mineral yang melimpah. Keduanya sangat dibutuhkan guna memperlancar
    metabolisme tubuh kita, imbuh guru Biologi kita dahulu, jika kita masih
    ingat.
    Semuanya memang tidak salah. Akan tetapi, bila sayur yang katanya
    sarat zat-zat yang esensial bagi tubuh itu terkontaminasi dengan
    bahan-bahan kimia yang berbahaya, apa yang terjadi? Bukan sehat yang
    didapat, malah sebaliknya, penyakit menyerang, atau mungkin pada
    gilirannya nanti,l kematian menjemput. Tentu kita semua tidak mau, kan?
    Maka dari itu kita semua harus mulai berhati-hati.
    [Photo Credit: p2kafe.wordpress.com]
    Blengatau Borax
    Setelah ditemukannya daging ayam dan sapi yang mengandung Borax
    beberapa waktu lalu, ternyata, menurut penelusuran tim Benang Merah,
    Global TV, sayuran hijau, kini juga telah turut dijamah bahan kimia
    berbahaya ini. Guna menyamarkan identitas aslinya, Borax dilepas ke
    pasaran dengan label bleng (baca dengan lafal e sama dengan yang ada pada 
kata ‘redup’ atau ‘empuk’).
    Bleng alias Borax ini umumnya digunakan untuk mempercepat
    empuknya sayur mayur yang dimasak sekaligus memberikan aroma sedap,
    serta mempertahankan warna hijau dari sayur lebih lama. Konsumer utama
    Borax ini, berdasarkan penulusuran dan wawancara yang dilakukan oleh
    tim Benang Merah, ialah para pengelola rumah makan Padang.
    “Tidak ada rumah makan Padang yang tidak menggunakan bleng,”
    aku salah seorang pemilik rumah makan Padang yang disamarkan
    identitasnya. Daun singkong dalam menu masakan Padang sifatnya wajib
    ada. Namun, setelah dimasak, rupanya daun singkong ini cepat berubah
    warna menjadi kehitaman. Sebab itu, bleng menjadi solusi ampuh mengatasi 
masalah sayur singkong yang cepat menghitam ini. Menurut mereka, saat memakai 
bleng, daun singkong lebih cepat masak, juga tahan lebih lama.
    Masalahnya, mereka, para pedagang dan pemilik rumah makan ini, tidak tahu 
menahu bahwa bleng adalah nama lain Borax. Mereka menganggap, dengan nama yang 
tidak identik, maka kandungannya pun jauh berbeda. Padahal, bleng merupakan
    cap yang tak lain hanya nama lain dari Borax. Di samping itu,
    sosialisasi yang dilakukan Badan POM masih amat minim. Akibatnya bleng 
a.k.a Borax ini masih bisa beredar bebas di pasaran tanpa ada inspeksi maupun 
penanganan lebih lanjut.
    Bahayanya?
    Bleng atau Borax, merujuk pada pernyataan Ilyani S. Andang,
    seorang peneliti YLKI, sudah tidak diperkenankan, bahkan dilarang,
    digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Zat ini diduga mempunyai
    sifat racun.
    “Efek Borax memang tidak tampak secara instan, melainkan akumulatif.
    Pada fase awal, Borax dapat menimbulkan gangguan pencernaan, pusing,
    atau mual. Namun, bila sudah mencapai tahapan akut, Borax dapat memicu
    kanker, juga bahkan kematian,” tuturnya saat diwawancarai tim Benang
    Merah.
    Wikipedia pun melansir data yang serupa. Disebutkan, kendati Borax
    bukan benar-benar racun, bukan berarti penggunaannya, juga termasuk di
    dalamnya, konsumsi, aman. Dalam terpaan sederhana, Borax mampu
    menimbulkan iritasi kulit dan pernafasan. Konsumsi Borax juga mampu
    memicu rasa mual, muntah-muntah, sakit perut akut, dan diarrhea (mencret). 
Pada konsumsi lanjut, seseorang bisa terkena respiratory depression, 
erythematous, juga gagal ginjal.
    Karena itulah, masyarakat perlu berhati-hati. Apalagi mendeteksi
    keberadaan Borax di sayur agak susah. Selain itu, masyarakat umum masih
    berpikir, sayur yang masih hijau setelah dimasak ialah sayur yang
    kandungan vitamin dan mineralnya masih banyak, tidak hilang bersama air
    rebusan atau sebagainya. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu begitu.
    Maka dari itu, mulai sekarang kita harus mulai waspada!
    Tak hanya masakan Padang
    Temuan penggunaan Borax pada pengolahan sayur ternyata tidak hanya
    ada di rumah makan Padang. Penjual sayur pecel keliling, juga mengaku
    menggunakan bleng alias Borax ini sebagai bahan tambahan saat memasak.
    “Saya pakai bleng saat merebus kecambah, kacang panjang,
    kangkung, bayam, juga sayur lain yang menjadi bahan dasar pecel.”
    Begitu ungkap salah seorang wanita penjual pecel keliling di Jakarta.
    Alasannya memakai bleng serupa dengan yang diutarakan
    pemilik rumah makan Padang di atas. Akunya, sayur yang direbus lebih
    cepat matang dan tahan lebih lama dibanding tanpa menggunakan bleng. Yang 
lebih menariknya menggunakan bleng adalah karena harganya murah dan tersedia 
banyak di pasaran.
    Selamatkan kami yang tidak tahu!
    Berdasarkan informasi yang aku dapat dari beberapa teman pembaca
    blog juga teman diskusi di kampus, ternyata kewenangan untuk mengawasi
    pangan ini ternyata dipegang oleh Dinas Kesehatan Daerah. Mengetahui
    hal tersebut, kita patut mempertanyakan bagaimana kinerja DinKes selama
    ini. Pasalnya, kita tahu, proksimitas DinKes dengan kita, tidak jauh,
    bahkan sebaliknya, sangat dekat.
    Seharusnya, sosialisasi terhadap masyarakat lebih digencarkan
    kembali. Sebab, sebagaimana kita ketahui bersama, tidak semua orang
    mengetahui mengenai hal ini. DinKes bisa menggandeng media maupun
    mengajak masyarakat secara langsung agar informasi dapat tersalurkan
    dengan baik.
    Di luar itu, Ilyani juga menyatakan, Borax dapat diganti dengan
    STPP, karena selain aman, STPP juga berizin sebagai bahan tambahan
    makanan di Indonesia.
    Sebagai penutup, aku ingin sampaikan, kita semua harus tetap
    berhati-hati akan peredaran makanan berborax maupun makanan berbahaya
    lainnya. Menjadi awas, saling bertukar informasi, dan saling
    mengingatkan satu sama lain melalui media apapun merupakan bentuk
    paling kecil kita untuk memproteksi diri kita juga masyarakat Indonesia
    yang lainnya.

    Sumber : 
http://langitdipucukdaun.wordpress.com/2009/07/15/waspadai-sayuran-hijau/
    ============================================
    DIREKTORI PEBISNIS AGRO INDONESIA
    Berisi data penjual dan pembeli, eksporter,
    importer, perusahaan, distributor, produsen,
    mediator di bidang agro (pertanian, perkebu-
    nan, perikanan, peternakan, agroindustri).
    Edisi terbaru (dari Agro & Food Expo 2009)
    Dapatkan di Kios Agromania: http://tiny.cc/kios
    Kontak Info: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS Only)
    ============================================
    GABUNG DI ABC: http://tiny.cc/formulir
    BURSA JUAL-BELI: http://tiny.cc/bursa
    KOPERASI: http://tiny.cc/agrokoperasi


    Back to top Reply to sender | Reply to group | Reply via web post
    Messages in this topic (1)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke