Dear rekan agro,
Sebaiknya kita tidak perlu emosional dalm mensikapi itu. Artikel itu bisa bener 
bisa tidak, makanya kalau selama ini ,ada pihak KITA dan ASING, selalu ada 
kabar miring dari Asing tentang KITA.
 1. kanapa Kita tidak ikut meneliti/melakukan penelitian sejak dini di segala 
bidang, sehingga arah hidup bangsa ini tidak ditentukan dari pihak asing. Misal 
pupuk sintetis yang sebisa mungkin kita kembalikan ke jaman mbah2 dulu yang 
pakai pupuk hijau/organik. Sadar atau tidak budaya materialisme sudah 
menjangkiti bangsa ini, sehingga "piye carane oleh asil akeh dalam waktu 
sekejab". Penyakit pun mengikutinya.
2. Kalaupun toh berita/artikel/hasil penelitian itu benar adanya, kita perlu 
info lebih detail, dimana itu terjadi, dalam kurun waktu berapa, manusia 
spesies mana (maaf), iklimnya apa, apa belaku global dsb dsb
3. Kalau juga benar, susu sapi harus dimanfaatkan untuk apa? saya rasa forum 
ini ada salah satunya untuk mencari/berbagi informasi tuk sebuah solusi dari 
suatu kasus.
4. Setiap informasi semestinya ada manfaatnya (hikmah kalo pak yai bilang), 
maka P Dahlan Iskan patut diberi ucapan terimakasih. Tinggal bagaimana kita 
mengolah info lebih lanjut, jadi bahan belajar atau malah gegeran?

Semoga ada jawaban dari rekan2 sains, praktisi dan rekan agromania tuk masalah 
sususapi ini. Ayo bangkit bersama bukan berantem bersama.

r...@jombang

NDAK IKUT NYESEL!!
******************************************
Acara Temu Penjual-Pembeli Agro 2009
PELAKSANA: Agromania, Deptan RI & Wahyu Promocitra
PENDUKUNG: Kadin, Gapmmi, Ina, Ekonid, dll
TANGGAL: 6 s/d 7 Juni 2009
TEMPAT: JCC (Balai Sidang Jakarta)
BIAYA: Rp 250ribu (disc.10% untuk anggota ABC)
PENDAFTARAN: http://www.agromall.co.cc
PESAN-ANTAR TIKET: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS Only)
******************************************
BERGABUNG: http://www.milisabc.co.cc


--- On Mon, 5/18/09, Ally Wardhana <s_crab_...@yahoo.com> wrote:

From: Ally Wardhana <s_crab_...@yahoo.com>
Subject: Re: Bls: [agromania] Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan Untuk Manusia
To: agromania@yahoogroups.com
Date: Monday, May 18, 2009, 8:52 PM

















      ya gnilah kalo kita di didik tuk bersaing secara tak sehat. qt jelek2 kan 
produk org lain dg harapan produk qt naik. itu cara yahudi bro....,sama kyk 
sekarang..,amerika gembar-gemborkan kejelekan produk kelapa sawit..,it cz 
mereka mau menaikkan minyak kedelai mereka.bersainglah secara sehat..,ga ush 
jelek2kn produk org lain kalo produk qt belum bs mengalahkn qualitas produk 
lain.

salam sukses..==> hidup peternak sapi



^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^

PEMINAT MEMBLUDAK, SILAHKAN PROMOSIKAN USAHA ANDA!

Kami membuka kesempatan mempromosikan usaha & bisnis Anda di dengan biaya murah 
& efektif di acara TEMU PENJUAL-PEMBELI AGRO 2009 (6 & 7 Juni 2009, Balai 
Sidang Senayan Jakarta) dengan cara: pasang standing banner, titip brosur atau 
kartu nama, atau pasang iklan di buklet promosi. Info lengkap lihat di: 
http://www.agromall .co.cc

^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^

BERGABUNG: http://www.milisabc .co.cc



--- On Sun, 5/17/09, hery winarno <herywinarno@ yahoo.com> wrote:



From: hery winarno <herywinarno@ yahoo.com>

Subject: Re: Bls: [agromania] Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan Untuk Manusia

To: agroma...@yahoogrou ps.com

Date: Sunday, May 17, 2009, 6:48 PM



Pak Eka Budhi,



 



Benar kata bapak,



 



Kebetulan kami dulu saat kecil dan juga sampai saat ini sering beli dan 
mengkonsumsi Susu sapi perah juga Kambing yang diantar/dibawa pakai sepedah 
ditaruh di karung yang ber-kantong2, Alhamdulillah tidak ada masalah, 
sehat2 dan baik2 saja.



 



Sebelum diminum susu yang dari pengider pakai sepedah, kita rebus dan ditambah 
pemanis dari syrup Marjan sesuai rasa yang kami inginkan.



 



Makanya saya heran dengan tulisan tersebut, apa tendensi menulis artikel 
tersebut.



 



Di Indonesia banyak peternak sapi perah yang menjalankan usaha tersebut untuk 
menghidupi keluarga, saya berharap kita tidak terpancing isu2 yang dengan 
alasan macam tersebut yang mengatas namakan Prof, Dr, etc.



 



Kenapa ada Calustrum yang sangat terkenal dengan kelebihanya / advantages-nya, 
yang dibuat dari susu sapi dan dijual dengan harga tidak murah dan 
banyakdikonsumsi masyarakat. Sampai saat ini saya belum pernah dengar yang 
minum susu sapi dan product olahan dari susu sapi menjadi sakit seperti yang 
dialami "dahlan iksan" , kemungkinan sakitnya dia karena other things.



 



Maaf bapak2 agromaniasekalian, saya bukan peternak sapi perah lho, semoga saja 
peternak sapi perah kita tidak berkecil hati, dan bisa cari option/pilihan 
untuk menjual/mengolah hasil susunya supaya tidak rugi dengan harga susu yang 
jatuh saat ini yng saya dengar dan baca dari koran.  



 



Btw, harapan saya kita tidak mudah terpancing isu yang bisa menghancurkan 
Peternak, Petani  dan Producer anak bangsa / bumi putera.



 



Salam,



HW 



NDAK IKUT NYESEL!!



************ ********* ********* ********* ***



Acara Temu Penjual-Pembeli Agro 2009



PELAKSANA: Agromania, Deptan RI & Wahyu Promocitra



PENDUKUNG: Kadin, Gapmmi, Ina, Ekonid, dll



TANGGAL: 6 s/d 7 Juni 2009



TEMPAT: JCC (Balai Sidang Jakarta)



BIAYA: Rp 250ribu (disc.10% untuk anggota ABC)



PENDAFTARAN: http://www.agromall .co.cc



PESAN-ANTAR TIKET: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS Only)



************ ********* ********* ********* ***



BERGABUNG: http://www.milisabc .co.cc



--- On Sun, 5/17/09, eka budhi sulistyo <ekabe...@yahoo. co.id> wrote:



From: eka budhi sulistyo <ekabe...@yahoo. co.id>



Subject: Bls: [agromania] Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan Untuk Manusia



To: agroma...@yahoogrou ps.com



Date: Sunday, May 17, 2009, 10:39 AM



harus ada penjelasan lanjutan tentang artikel ini ... hal ini harus disikapi 
dengan bijak dan penuh penjelasan



best regards,



ekabees



NDAK IKUT NYESEL!!



************ ********* ********* ********* ***



Acara Temu Penjual-Pembeli Agro 2009



PELAKSANA: Agromania, Deptan RI & Wahyu Promocitra



PENDUKUNG: Kadin, Gapmmi, Ina, Ekonid, dll



TANGGAL: 6 s/d 7 Juni 2009



TEMPAT: JCC (Balai Sidang Jakarta)



BIAYA: Rp 250ribu (disc.10% untuk anggota ABC)



PENDAFTARAN: http://www.agromall .co.cc



PESAN-ANTAR TIKET: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS Only)



************ ********* ********* ********* ***



BERGABUNG: http://www.milisabc .co.cc



--- Pada Sab, 16/5/09, ekabudi_setiyawan <eka.budisetiyawan@ gmail.com> menulis:



Dari: ekabudi_setiyawan <eka.budisetiyawan@ gmail.com>



Topik: [agromania] Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan Untuk Manusia



Kepada: agroma...@yahoogrou ps.com



Tanggal: Sabtu, 16 Mei, 2009, 7:57 PM



Jum'at, 15 Mei 2009 , 08:50:00



Susu Sapi Bukan untuk Manusia



catatan dahlan iskan



Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu 
–kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah 
tidak anak-anak lagi ti­dak akan minum susu. Mengapa manusia seper­ti menyalahi 
perilaku yang alami seperti itu?



"Itu gara-gara pabrik susu yang terus meng­iklankan produknya," ujar Prof Dr 
Hiromi Shi­nya, penulis buku yang sangat laris: The Mira­cle of Enzyme 
(Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang 
sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk 
manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi 
yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.



Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab 
osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut 
langsung menga­lir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang 
diproduksi mulut kita.



Aki­bat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat.



Begitu sampai di usus, susu tersebut lang­sung menggumpal dan sulit sekali 
dicerna. Un­tuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa menge­luar­kan cadangan "enzim 
induk" yang seha­rus­nya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk 
pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk 
terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih 
mu­dah terkena osteoporosis.



Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sen­sasi. Dia ahli usus terkemuka di 
dunia. Dia­lah dokter pertama di dunia yang melakukan ope­rasi polip dan tumor 
di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti 
dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah 
me­me­riksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan 
Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai 
dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.



Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiro­mi sekalian melakukan penelitian. 
Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus de­ngan kebiasaan makan dan 
minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang 
makan atau minumnya tidak ber­mu­tu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu 
antara lain susu dan daging.



Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan 
makanan/mi­nu­ man yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bi­sul-bisul, 
bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet 
gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. 
Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sa­ngat bagus, 
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.



Karena tugas usus adalah menyerap maka­nan, tugas itu tidak bisa dia lakukan 
kalau ma­kanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bu­kan saja ususnya 
kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Aki­batnya, 
per­tumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel 
radikal bebas ber­mun­cu­lan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, 
makanan yang tidak berserat seperti da­ging, bisa menyisakan kotoran yang 
menem­pel di din­ding usus: menjadi tinja stagnan yang kemu­dian membusuk dan 
me­nimbulkan penyakit lagi.



Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomen­da­sikan daging sebagai makanan. Dia 
hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 per­sen dari seluruh makanan yang 
masuk ke perut.



Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, 
keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabk an. Misalnya, dia minta kita 
menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak 
makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti 
bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari 
seluruh makanan yang kita perlukan.



Dia juga menyebut contoh harimau yang ha­nya makan daging. Larinya memang 
kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh 
mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak 
makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.



Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan 
itu, kata­nya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, un­tuk makanan yang agak 
keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang le­bih penting 
agar di mulut makanan bisa ber­cam­pur dengan enzim secara sempurna. Demikian 
juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, 
tulisnya, se­baiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap 
usus lebih dulu.



Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. 
Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga me­nganjurkan agar setelah 
makan sebaiknya ja­ngan tidur sebelum empat atau lima jam ke­mu­­dian. Tidur 
itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya 
diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, 
dan tidak akan gembrot.



Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi 
"modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah ter­tentu yang tersimpan di 
dalam "lumbung en­zim-induk" . Enzim-induk ini setiap hari dike­luarkan dari 
"lumbung"-nya untuk diubah men­jadi berbagai macam enzim sesuai keper­luan hari 
itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras 
lum­bung enzim-induk. Mati, menurut dia, ada­lah habisnya enzim di lumbung 
masing-masing.



Maka untuk bisa berumur panjang, awet mu­da, tidak pernah sakit, dan langsing 
haruslah meng­hemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara 
selalu makan ma­ka­nan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. 
Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara 
akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di 
udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.



Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah 
persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan 
makanan yang digo­reng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan 
itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, 
sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, me­ngolah makanan seperti itu memerlukan 
enzim yang banyak.



Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan 
terlalu ba­nyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan 
tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Mem­buangnya pun 
memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk 
apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan 
untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.



Prof Hiromi sendiri secara konsekuen men­jalani prinsip hidup seperti itu 
dengan sung­guh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 ta­hun, tapi belum pernah 
sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan 
makanan yang di luar itu. Se­bab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya 
kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara 
terus-menerus atau terlalu sering.



Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga mene­rapkan "pengobatan" seperti itu. 
Pasien-pa­sien penyakit usus, termasuk kanker usus, ba­nyak dia selesaikan 
dengan "pengobatan" ala­miah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta 
mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, 
katanya, banyak melihat pasien hanya dari sa­tu sisi di bidang sakitnya itu. 
Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh se­cara keseluruhan. 
Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi 
justru di usus. Demikian juga dokter-dok­ter spesialis lain. Pendidikan dokter 
spe­sia­lis­lah yang menghancurkan ilmu kedok­te­ran yang sesungguhnya.



Saya mencoba mengikuti saran buku ini se­bulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 
persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan 
ke depan.



Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan 
makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya se­nang. Kalau hatinya sudah 
senang dan pi­kirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa 
membuat enzim-induk ber­tambah. Nah... gan pei!



=======



>> Saya gak tau alasan Dahlan memuat tulisan ini di korannya...apakah dia nggak 
>> ngerti bahwa di balik industri persusuan itu ada banyak petenak rakyat yg 
>> menggantungkan hidupnya dari hsl jual susu ternaknya, kalau setelah membaca 
>> berita tersebut semua orang di Indonesia takut minum susu...habislah riwayat 
>> peternakan sapi perah di Indonesia...



Salam,



Eka Budi



Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger 
.yahoo.com/ pingbox/



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]

















[Non-text portions of this message have been removed]































[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke