Lebih dari Seribu Petani India Bunuh Diri
“Mereka terjerat rentenir”
NEW DELHI — Sebuah kabar mengejutkan datang dari Asosiasi Petani Organik India. 
Sekitar 1.500 petani di India melakukan bunuh diri secara massal. Salah seorang 
pengurus Asosiasi, Bharatendu Prakash, kepada Press Association mengatakan para 
petani itu bunuh diri lantaran tak kuasa membayar utang akibat gagalnya panen 
sejak setahun lalu.

“Mereka terjerat rentenir,” kata Prakash. “Rentenir-rentenir itu merayu petani 
agar meminjam uang. Tapi kalau panen gagal, mereka tak mau tahu.” Shatrughan 
Sahu, salah seorang petani di Negara Bagian Chattisgarh, mengatakan panen gagal 
lantaran debit air menyusut drastis. “Tahun lalu debit airnya masih 12 meter, 
sekarang tinggal 7 meter,” kata Sahu.

Jangankan sekarang, tahun lalu saja di kampung tempat Sahu tinggal tercatat 
lebih dari 200 petani nekat bunuh diri. “Hampir semua petani di sini terlilit 
utang,” ujar Sahu. “Cuma Tuhan yang bisa menyelamatkan mereka.” Sahu adalah 
salah satu petani yang ikut-ikutan tren bunuh diri.

Pemilik lahan seluas 8.000 meter persegi itu memilih menghabisi nyawanya 
sendiri gara-gara padi yang ditanamnya tak kunjung bisa dipanen. Selain itu, 
anak lelaki satu-satunya yang diharapkan membantunya berladang justru memilih 
kabur ke kota dan bekerja sebagai buruh serabutan. Belum lagi ia mesti 
memikirkan utang sebesar Rp 7 juta.

“Tahun ini benar-benar buruk,” kata Santosh, tetangga Beturam. “Tak satu pun 
benih yang selamat.” Maklumlah, tak setitik pun air hujan menetes dari langit. 
Karena itu, kata Prakash, bunuh diri menjadi satu-satunya jalan keluar. “Mereka 
tak punya pilihan lain,” ujar Prakash. Konon, dalam 10 tahun terakhir sudah 10 
ribu petani bunuh diri.

Karena itu, Prakash mendesak pemerintah India segera bertindak. Sejatinya 
pemerintah India tak tinggal diam. New Delhi telah menyiapkan dana pinjaman 
sebesar US$ 15 miliar untuk para petani. Tapi itu tak banyak membantu lantaran 
petani sudah lebih dulu berutang kepada lintah darat.

Isu kemiskinan inilah yang membuat kelompok Moist India kian rajin menggelar 
aksi-aksi bersenjata selama pemilu. Sepak terjang kelompok itu sulit dibendung 
lantaran senantiasa mengatakan aksi mereka demi menuntut hak-hak petani dan 
kaum miskin desa. Sejak mengangkat senjata pada 1967, sudah 15 dari 29 negara 
bagian “dikuasai”.

Sampai-sampai Perdana Menteri India Manmohan Singh pernah menyamakan kelompok 
yang di India dikenal dengan nama Naxalites ini dengan virus. Manmohan juga 
menyamakan Maoist dengan milisi Islam. “Mereka ancaman bagi keamanan nasional 
India,” kata Perdana Menteri Manmohan.

Tapi berbeda dengan pemberontak Islam di Kashmir, Maoist memainkan peranan 
penting lantaran menarik perhatian lebih dari 10 juta kaum miskin India. 
Maklumlah, di tengah booming perekonomian India dewasa ini, tak ada tanda-tanda 
kesejahteraan mengalir ke kaum miskin. STRAITSTIMES | HINDUSTANTIMES | PRESSTV 
| ANDREE

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/27/Internasional/krn.20090427.163656.id.html
-----------------------------------------------------
CARA PASTI Mendaftar di Agromania Business Club (ABC)
(1) Buka: http://www.formulirabc.co.cc
(2) Isi data Anda dengan lengkap dan benar
(3) Tekan tombol Submit Form. Tunggu sebentar
(4) Klik Continue. Data Anda akan langsung masuk
(5) Segera lakukan Pembayaran Iuran dan Infokan
melalui SMS ke: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS Only)
(6) Data keanggotaan Anda akan langsung diproses.
-----------------------------------------------------

Kirim email ke