Dear Pak Dani and all,
Sebetulnya mengenai sertifikasi organik masih banyak sekalai ketidak-jelasan
apalagi menyangkut kelembagaan yang memberikan sertifikat.
Dari tulisan di bawah ini diusulkan ada sertifikasi internatisional ada
sertifikasi Organik lokal. Di mana untuk sertikasi organik lokal agar bisa
dikompromi sedikit dengan menggunakan Low External Input Sustainable
Agriculture (LEISA). Menurut saya, mengijinkan LEISA untuk sertifikasi
organik lokal ini tetap menyalah pengertian organik (in termis) jadi menurut
saya kalau organik itu pengertiannya *harus bebas bahan kimia
inorganik*yang semua bahan kimia ini sulit diurai atau diurai dalam
waktu yang lama
atau sangat lama.
Jadi kembali kepada contoh kasus Pak Aries mau jual Beras Ciherang (bibit
lokal bebas GMO) di tanam di lahan yang sudah tak pakai bahan-bahan pupuk
dan pestisida inorganik selama 4 masa tanam, maka usul saya dia berhak pakai
label: DIPROSES SECARA ORGANIK tapi tidak boleh pakai label : PRODUK BERAS
ORGANIK.
Kerapkali orang merasa (petani) 10 tahun itu kelamaan, jadi mereka minta
cara sertifikasi lain, hasil produk pertaniaanya yang di bawa ke SGS atau ke
Sucofindo.Kerapkali, kalau usaha proses perbaikan struktur dan kimia tanah
dilakukan secara serius dan dikelola dengan baik (misalnya menggunakan
mircro organisme untuk menetralisir racun-racun tanah yang diakibatkan
pencemaran oleh sistem BIMAS, Revolusi Hijau, Green Revolution dulu karena
sangat ramah dengan penggunaaan racun-racun kimia; Biasanya kalau dalam dua
sampai tiga tahun lahan diproses secara Organik, hasil testing dari
Sucofindo bisa negative artinya tak ditemukan bahan-bahan kimia inorganik
aktif buatan pabrik.
Meskipun demikian tetap tak bisa dibenarkan memberikan label BERAS ORGANIK,
Pelabelan harus tetap menggunakan Organically Processed atau DIPROSES SECARA
ORGANIK dan hasil testing laboratorium Sucofindo bisa disertakan
fotokopi-nya.
Untuk testing laboratorium Sucofindo ini beayanya tak murah juga, saya
dengar sekitar tujuh jutaan rupiah per test.

Untuk lebih mantap lagi silahkan cek via mbah Google: masukan kata kunci
SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK kalau dalam bahasa Indonesia, Kalau dalam
bahasa Inggris: ORGANIC CERTIFICATION PROSESS.

Semoga tulisan kecil saya ini membantu mencerahkan.
Salam hangat,
Elias
--
*Dr. Elias Tana Moning, BA Phil, M. Agr., Ed. D.
Outreach International Bioenergy*
Location: Jakarta, Indonesia
Local time: GMT + 7 hours
Skype: emoning
YM:emoning2000

*Prospek** Pertanian Organik di Indonesia*

*General <http://www.amani.co.id/news/index.php?topic=general>*

05/03/2006 @ 01:50 (GMT +7)

***************************************************
FREE DOWNLOAD (Ebook)!
Direktori Pengusaha Agrobisnis Indonesia (ABC)
Silahkan download di: http://www.direktoriabc.co.cc
***************************************************


Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh
pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam
memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya
hidup sehat dengan slogan “Back to Nature” telah menjadi trend baru
meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti
pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian.
Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baruyang
dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama
pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan
pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak
lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasionalyang
mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman
dikonsumsi(food safety attributes),
kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-
labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan
permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan
sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam,
potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia
meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian
organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Peluang Pertanian Organik di Indonesia

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar.
Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru
sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS,
2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum
tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas
dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum
tercemar adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan
demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara
intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan
lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun
.

Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanianyang
diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay oleh
negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar
produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur
jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea.

Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya
terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi
antara lain: 1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk
pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena
harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum
ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas
yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara
masing-masing sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta hektar. Areal tanam
komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah yaitu
sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta hektar (Tabel 1). Sayuran, kopi dan teh
mendominasi pasar produk pertanian organik internasional di samping produk
peternakan.

Tabel 1. Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, 2002

No. Wilayah Areal Tanam (juta ha)

1. Australia dan Oceania 7,70
2. Eropa 4,20
3. Amerika Latin 3,70
4. Amerika Utar 1,30
5. Asia 0,09
6. Afrika 0,06

Sumber: IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar
internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan
komparatif antara lain : 1) masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka
untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2) teknologi untuk mendukung
pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa
olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan
untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas
eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki
potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya,
Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di
pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang.

Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur
kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian
intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani,
koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling
penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.

Pertanian Organik Modern

Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem
pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organikmodern
berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem
produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian
organikmodern
belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan sementara ini
lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin
berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup,
mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian
organik terus berkembang.

Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini
diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu
produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor
termasuk keIndonesia
karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya
.

Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang
tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk
pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:

a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini
masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetisdalam jumlah yang minimal
atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat
membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan
biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan
sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan
melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait.

b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di
dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL
ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa
konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan
pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu
sebagai produk pertanian organik.

Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem
pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan, (Tabel 2). Menghadapiera
perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian
organikIndonesia
sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.

Tabel 2. Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik

No. Kategori Komoditi

1. Tanaman Pangan Padi
2. Hortikultura Sayuran: brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih,
kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian,
salak, mangga, jeruk dan manggis.
3. Perkebunan Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi.
4. Rempah dan obat Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan lainnya.
5. Peternakan Susu, telur dan daging

Sumber : www.amani.co.id



2009/3/30 Dani A Basyir <da.bas...@yahoo.com>

> Dear Dr. Elias Tana Moning,
>
> Perkenalkan, saya Dani, Saya orang baru yang memiliki minat dengan produk
> pertanian organik dan tertarik dengan sertifikasi produk organik yang Dr.
> Moning sampaikan. Bolehkah saya tahu badan yang menangani sertifikasi produk
> pertanian organik di Indonesia?
>
> Atas perhatian dan jawaban Dr. Moning saya ucapkan terima kasih
>
> ------------------------------
> *From:* Elias Moning <emon...@gmail.com>
> *Sent:* Wednesday, March 25, 2009 4:06:13 PM
> *Subject:* [agromania] Fwd: Beras Organik
>
>   Dear Kawans,
> Postingan saya sendiri di milis tetangga. Mungkin bermanfaat untukkita
> semua.
> Elias
> --
> *Dr. Elias Tana Moning, BA Phil, M. Agr., Ed. D.
> Outreach International Bioenergy*
> Location: Jakarta, Indonesia
> Local time: GMT + 7 hours
> Skype: emoning
> YM:emoning2000
>
> ************ ********* ********* ********* ********* ***
> FREE DOWNLOAD!
> Direktori Pengusaha Agrobisnis Indonesia (ABC)
> Silahkan download di: http://www.direktoriabc.co.cc
> ************ ********* ********* ********* ********* ***
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Elias Moning <emon...@gmail. com <emoning%40gmail.com>>
> Date: 2009/3/25
> Subject: Re: ( FTI ) Beras Organik
> To: Forum_Tani_Indonesi a...@yahoogroups. 
> com<Forum_Tani_Indonesia%40yahoogroups.com>
> Cc: Elias Moning <emon...@gmail. com <emoning%40gmail.com>>, Outreach
> International <
> outreachinternation a...@gmail. com <outreachinternational%40gmail.com>>
>
> Dear Pak Aries,
> Melabel "Beras Organik" untuk 4 masa tanam berturut-turut ini adalah tidak
> tepat.
> Peraturan EU mewajibkan 10 tahun moratorium, ini bukan 10 musim tanam.
> Karena ada padi yang ditanam lebih dari sekali dalam setahun. Persaratan
> pelabelan produk pertanian organik rame dan rumit Pak Aries dan seluruh
> anggota Forum yang terhormat:
> secara kasar saya bisa sebutkan beberapa diantaranya:
>
> 1. Minimal 10 tahun moratorium dan selama itu pula tak boleh ada saprodi
> atau inout kimia diaplikasikan di lahan penanaman tersebut.
> 2. Tak boleh terkena imbas pencemaran dari tetangga, jadi lahan harus
> terisolir atau tetangga juga mempraktekan pertanian organik sama-sama
> dengan
> lahan anda. Dengan sistim sawah tergenang yang umum di Indonesia, hal ini
> hampir mustahil. Air dari tetangga tercemar masuk ke lahan "Organik" anda
> itu sudah menyalahi prosedur. Untuk praktek penanaman padi organik perlu
> seluruh hamparan itu juga melakukan penanaman padi organik.
> 3. Kalau mau terdaftar "Organik" beberan dan dipasang label "Organik"
>
> harus lewat prosedur sertifikasi..
>
> Pelabelan yang cocok untuk beras Ciherang pak Aries adalah "Organically
> Processed" di mana di sini memang untuk memproduksi Beras Ciherang anda
> tidak lagi mengaplikasikan input-input Kimia.
>
> Link di bawah ini menjelaskan prosedur pelabelan "Organic: di Manca negara.
> Di Indonesia pun tak kalah rumitnya.
> http://attra. ncat.org/ attra-pub/ organic_certific ation.html#
> StepstoOrganicCe 
> rtification<http://attra.ncat.org/attra-pub/organic_certification.html#StepstoOrganicCertification>
> Jadi istilah : "BERAS ORGANIK" jelas tidak bisa diberikan kepada beras
> Ciherang pak Aries, mohon maaf Pak Aries kalau tak berkenan.
>
> Sebagai informasi tambahan, teman-teman petani organik saya di Sawangan,
> Mungkid di Lerang Gn. Merapi dan Bantul yang tahun 1980an ikut IPM atau PHT
> dan sudah lebih 10 tahun mempraktekan pertanian organik semula me-mark-up
> jualan padi organik mereka sekitar 40% dari harga beras biasa yang setara.
> Tapi kemudian mereka sadar, dengan mark-up 40% mereka ternyata hanya
> mengarahkan produksi beras oraganik mereka hanya untuk dinikmati orang kaya
> dan mampu; akhirnya mereka memutuskan untuk mark-up Beras Organik Tulen
> mereka cukup 10% dari harga pasar sehingga orang-orang dari kelas menengah
> ke bawah juga bisa beli beras organik mereka..
>
> Semoga mencerahkan dan Salam hangat selalu,
> Elias
> --
> *Dr. Elias Tana Moning, BA Phil, M. Agr., Ed. D.
> Outreach International Bioenergy*
> Location: Jakarta, Indonesia
> Local time: GMT + 7 hours
> Skype: emoning
> YM:emoning2000
>
> 2009/3/25 aries arlian <aries1...@yahoo. com <aries1607%40yahoo.com>>
>
> Mohon maaf sebelumnya kalau mengganggu…..
> > Saya mau menawarkan beras organik jenis Ciherang yang menggunakan
> pemupukan
> > & obat-obatan murni organik.
> > Sebagai informasi tambahan, padi tersebut sudah 4 kali masa panen,
> > pemupukan, maupun obat-obatan menggunakan organic murni & kira-kira 1
> bulan
> > lagi panen yang ke 5 & diperkirakan panen 7 ton. Lokasi lahan di
> Banyuwangi
> > (genteng)
> > Mohon maaf sebelumnya beras organic tersebut belum uji lab & apabila ada
> > yang berminat untuk uji lab monggo….
> > Harga Rp 8.000/kg,
> > Mungkin ada rekan-rekan yang berminat untuk menampung beras tersebut bisa
> > menghubungi saya di 081380824242 atau japri.
> >
> > Terima kasih Pak Moderator atas bantuannya
> >
> >
> > ------------ --------- ---------
> > Dapatkan nama yang Anda sukai!
> > <http://sg.rd. yahoo.com/ id/mail/domainch oice/mail/ signature/
> *http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ 
> id/<http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
> >
> > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
> >
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke