Salam, Saya juga menjual bibit anakan sengon unggul bersertifikat, tetapi lokasi saya di Semarang , Jawa Tengah.Kalau terlalu jauh , memang ongkos angkutnya bisa habis banyak jika hanya pakai sedikit. Satu mobil Mitsubishi L 300 bisa muat sampai 12.000 bibit. Saya tidak tahu lokasi Bapak di mana , tapi untuk di Jawa Barat , di daerah Karawang , Sukabumi & Bogor ada beberapa penjual sengon UB. Mintalah penjual menunjukkan minimal fotocopy asal usul benih teridentifikasi ( Sertifikat Benih Teridentifikasi dari Perhutani ). Lihat orangnya bisa dipercaya / tidak. Sebabnya begini , dari benih unggul , ataupun benih biasa, selalu saja ada sekian persen dengan pertumbuhan lambat. Misalkan , di pembibitan , ada batch dengan usia 5 bulan. Tingginya 45 - 80 cm. Nah , yang terbaik adalah kalau yang Anda beli tinggi 65 cm ke atas , karena dari seangkatan/batch , mereka adalah dengan pertumbuhan yang baik. Masalahnya adalah , pembibit sering kali mengelompokkan bibit yang pertumbuhannya lambat ke dalam angkatan di bawahnya/ umur 3 - 4 bulan , yang ukuran tingginya sama. Yang kasihan adalah pembeli yang mendapat barang afkiran ini. Sulit membedakannya , karena ukuran mereka sama. Jadi ini lebih kepada unsur kepercayaan. Mungkin kalau ditotal bedanya biaya bibit per hektar tidak sampai Rp. 1.000.000 , tapi dari perbedaan potensi tumbuh , Bapak bisa lihat perbedaan hasil akhirnya , kan ? Sayangnya kebanyakan orang lebih memikirkan selisih sekian ratus / ribu rupiah untuk pengeluaran bibit , padahal ruginya jauh lebih besar saat panen. Penjarangan tidak harus dilakukan. Hanya saja , biasanya , karena populasinya berkurang , perebutan unsur hara juga akan berkurang , dan pohon di sekitar tebangan penjarangan akan segera mempercepat pertumbuhan mereka. Pilihannya adalah , jika populasi penjarangan rendah , tebang dan jangan disulam / ditanam ulang , karena secara ekonomis kurang bermanfaat. Bibit sulaman juga akan kekurangan paparan sinar matahari & pertumbuhannya terganggu.. Untuk kasus benih sengon asal - asalan , penjarangan bisa 30 - 50 %. Nah , bukaan lahan seluas ini memungkinkan untuk ditanam ulang, karena cukup space kosong terbuka untuk paparan sinar. hanya saja sulaman ini tidak akan tumbuh maksimal , karena cahayanya terganggu.
Rudy ----------------------------------------------------- AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC) INFORMASI: http://www.agromania.co.cc DAFTAR: http://www.formulirabc.co.cc DIREKTORI: http://www.direktoriabc.co.cc MAILING LIST: http://www.milisabc.co.cc INFO BISNIS: http://www.infoabc.co.cc PUSAT DATA: http://www.agrodata.co.cc ----------------------------------------------------- --- On Sat, 3/7/09, cealdl <cea...@yahoo.com> wrote: From: cealdl <cea...@yahoo.com> Subject: [agromania] Re: Bibit Sengon Solomon & Sengon Unggul,Hitung-Hitungan Bisnisnya To: agromania@yahoogroups.com Date: Saturday, March 7, 2009, 12:38 AM selamat pagi, kalau untuk beli sengon bersertifikatnya di mana? (mohon infrmasinya) dan jika kita tidak melakukan penjarangan seperti bapak terangkan di atas apa ada pengaruhnya apakah ada pengaruhnya untuk pertumbuhan sengon tersebut. terimakasih. Salam, > > Ini salah satu topik yang sangat heboh , sampai - sampai banyak orang yang > memanfaatkannya dengan mengaku memiliki biji sengon solomon / bisa mengimport > dalam waktu singkat. Saya akan coba jelaskan ulang apa yang saya tahu / > dapatkan. Nara sumber saya adalah tangan pertama yang membawa masuk sengon > solomon ke Indonesia hampir sepuluh tahun yang lalu , dan dari pegawai > Perhutani / Departemen Kehutanan. > > 1. Terakhir dicoba , 9 bulan yang lalu , dikeluarkan PO dari nara sumber saya > ke instansi Balai Benih Kehutanan di Ministry of Forestry di Solomon. Pro > Forma Invoice sudah di e...@il, untungnya sebelum transfer dilakukan , pihak > Indonesia minta surat re-konfirmasi stok & sertifikasi badan surveyor ( > seperti kalau di sini SUCOFINDO ) di Solomon. TIDAK ADA dokumen survey & > verifikasi stok yang bisa dikirim sampai hari ini. Asumsinya , tidak ada > stok/tidak lolos sertifikasi untuk ekspor. > > Proses ini sudah memakan waktu 9 bulan,dan belum ada hasil. > > 2. Sumber di Departemen Kehutanan menyatakan , tidak akan ada import permit > yang akan diterbitkan untuk benih sengon solomon. Untuk membawanya masuk > secara legal , harus memiliki surat ijin import benih ini. Kalau misalnya > memang ada yang masuk ,berarti tanpa dokumen yang sah. Dan tanpa dokumen yang > sah , bagaimana kita tahu itu sengon Solomon atau bukan ? > > Dan misalkan dengan satu dan lain hal , bisa "meyakinkan" Dep Hut untuk > menerbitkan import permit , sama seperti waktu yang dibutuhkan untuk > menerbitkan sertifikasi benih , minimal akan dibutuhkan waktu 3 - 5 bulan > sampai permit tersebut terbit.Dan masih ada masalah , apakah biji dari sana > lolos sertifikasi untuk diekspor. > > 3. Sengon solomon memiliki tingkat pertumbuhan vegetatif di atas rata - rata > sengon lokal. Perbedaan pertumbuhannya , dari data lapangan tegakan pohon di > perhutani , usia 5 tahun , rata - rata perbedaan diameternya bisa 5 - 10 cm > lebih besar, tapi dari pertumbuhan generatif / kembang biaknya , jumlah biji > yang dihasilkan setelah berumur matang 7 - 8 tahun , jauh kebih rendah dari > sengon lokal. Jadi ,kemampuan menghasilkan biji solomon dari indukan yang > sudah ada di Indonesia sangat lambat. > > 4. Alternatif lain adalah sengon unggul lokal bersertifikat , yang meskipun > masih kalah dari sengon solomon , tapi masih jauh lebih menguntungkan > daripada sengon lokal non - sertifikat. Balai Benih Kehutanan HANYA > menerbitkan sertifikasi atas kebun / petak khusus benih , dengan tegakan > pohon yang teridentifikasi , dan tingkat keseragaman tumbuh yang baik. > > Petak husus benih ini hanya membiarkan tanaman dengan tingkat pertumbuhan , > bentuk fisik dan tingkat perkecambahan yang baik untuk tetap tumbuh di situ , > jauh terisolasi dari pohon sengon / albasia yang lain , agar tidak terjadi > penyerbukan dari sengon non-unggulan. > > Meskipun petak ini memiliki tegakan induk yang baik , masih tetap diseleksi , > pohon mana yang memiliki perkecambahan tinggi. Yang di bawah 80 % akan > ditebang untuk digunakan kayunya. > > Perbandingan sengon lokal biasa ( SL ) dengan unggul bersertifikat ( UB ) , > dalam sudut pandang bisnisnya : > Contoh kasus ( angka keluaran di lapangan masih bisa bervariasi sedikit ) : > Penanaman luas 1 hektar, misalkan sama - sama dengan jarak ideal kurang lebih > 3 meter x 3 meter , populasi per hektar idealnya kira - kira 1150 batang. > Biaya pemeliharaan dengan pemupukan & tenaga kerja dll selama 2 tahun pertama > Rp. 10.000/pohon. > > Sengon Lokal ( SL )asumsi rata - rata diameter 24 pada tahun ke 5. > Biaya Bibit Rp. 900 x 1150 = Rp. 1.035.000 > Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000 > Jumlah Pengeluaran = Rp. 12.535.000 > > Pemasukan > Penjarangan Tahun ke 1= 25% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 4.312.500 > Penjarangan Tahun ke 2= 15% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 6.900.000 > Hasil tebang Tahun ke 5= 60% x 1150 x @ Rp. 260.000= Rp.179.400.000 > Jumlah Pemasukan = Rp.190.612.500 > > ( menarik , karena Pak MenHut MS Kaban di TRUBUS menyebutkan , hasil sengon > kira - kira Rp. 170 juta/Ha , mari kita lihat ) > > Pemasukan SL - Pengeluaran SL = Rp.190.612.500 - Rp.12.535.000 > Hasil per Ha Sengon Lokal = Rp.178.077.500 > > Sengon Unggul Bersertifikat ( UB ) asumsi rata - rata diameter 29 di tahun ke > 5. > Biaya Bibit Rp. 1600 x 1150 = Rp. 1.840.000 > Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000 > Jumlah Pengeluaran = Rp. 13.340.000 > > Pemasukan > Penjarangan Tahun ke 1= 10% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 1.725.000 > Penjarangan Tahun ke 2= 5% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 862.500 > Hasil tebang Tahun ke 5= 85% x 1150 x @ Rp.325.000 = Rp.317.687.500 > Jumlah Pemasukan = Rp.320.275.000 > > > Pemasukan UB - Pengeluaran UB = Rp.320.275.000 - Rp.13.340.000 > Hasil per Ha Sengon UB = Rp.306.935.000 > > Untik sengon solomon , angka ini mungkin masih bisa + 15-20 %. > > Nah , silakan Anda pilih , tanam sengon asalan , atau Unggul Bersertifikat. > Tapi , hasil masih bisa beragam , tergantung pemeliharaan , penyakit , > gangguan karena daunnya banyak dipangkas / dicuri orang untuk pakan ternak , > pengolahan lahan , dsb. Tapi , dengan asumsi semua faktor negatif bisa > diatasi , perbandingannya seperti di atas. > > Hormat saya , > > Rudy > > ------------ --------- --------- --------- --------- ----- > AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC) > INFORMASI: http://www.agromani a.co.cc > DAFTAR: http://www.formulir abc.co.cc > DIREKTORI: http://www.direktor iabc.co.cc > MAILING LIST: http://www.milisabc .co.cc > INFO BISNIS: http://www.infoabc. co.cc > PUSAT DATA: http://www.agrodata .co.cc > ------------ --------- --------- --------- --------- ----- > [Non-text portions of this message have been removed]