Dear P Prabowo & all, Belajar dari Barack Obama, yang salah satu faktor penunjang kemenangannya adalah kesigapan dan kejelian beliau memanfaatkan "ruang kampanye" di dunia maya. Mudah2an P Prabowo dapat menyerap berbagai aspirasi rakyat melalui internet; yang tentu saja akan sangat bermanfaat dalam menentukan langkah2 selanjutnya.
Sampai sejauh ini .... saya menganggap bahwa P Prabowo telah "berhasil" meraih sebagaian targetnya melalui internet ... termasuk milis ini. Selamat Berjuang. Salam. --- Pada Kam, 5/3/09, Prabowo Subianto <salam.prab...@yahoo.com> menulis: Dari: Prabowo Subianto <salam.prab...@yahoo.com> Topik: [agromania] Prabowo Subianto: Pengalaman Nge-blog 24 Jam Kepada: agromania@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 5 Maret, 2009, 2:41 AM Salam Indonesia Raya, Ke dalam blog publik Kompasiana.com, saya menulis kemarin pagi berjudul Prabowo Subianto: Pangalaman Singkat Bermilis. Di luar dugaan saya, hingga tulisan ini saya ketikkan sudah dibaca 1.119 kali dengan 70 penanggap. Dalam tempo tak sampai 24 jam sudah masuk menjadi urutan 8 tulisan yang banyak dibaca dalam seminggu dan paling banyak dibaca hari ini. Bagi saya pribadi, perihal ini sebuah pengalaman baru. Tidak bisa lagi diabaikan komunitas online Indonesia yang berlalu lintas mencapai 33 juta orang itu - - sudah menjadi sebuah "negara" tersendiri. Banyak tanggapan, kritik dan saran, semuanya luar biasa. Bahkan di Kompasiana.com, saya bisa bertemu dan mendapatkan cerita lama dari seorang guru anak saya di Lab School dulu, Bapak Wijaya Kusumah, di mana kala itu saya diberi fasilitas untuk duluan mengambil rapor anak. Saya memilih antri, ingin ditempatkan sebagaimana orangtua murid lainnya. Sekali lagi terimalah pengakuan jujur saya bahwa dunia online memang suatu yang luar biasa. Dan terima kasih atas sambutan yang telah luar biasa diberikan komunitas. Mohon maaf saya jika masih terlambat merespon, menjawab segalanya. Namun yakinlah bahwa seluruh tanggapan yang diberikan saya baca semuanya. Terima kasih, Prabowo Subianto ============ ========= ========= ========= ========= ======= Tulisan di bawah ini dikutip dari KOMPASIANA oleh moderator AGROMANIA: Prabowo Subianto: Pengalaman Singkat Saya Bermilis Oleh Prabowo Subianto - 4 Maret 2009 - Dibaca 1138 Kali - Pada akhir pekan lalu, saya menitipkan email pribadi kepada Sudara Iwan Piliang, yang kami kenal ketika yang bersangkutan menang lomba menulis blog yang diselenggarakan oleh TIM Facebook Prabowo Subianto penghujung 2008 lalu. Tulisannya soal Pasar Tradisonal. Hasilnya, mulai dari milis Apwkomitel, AGROMANIA, Tionghoa-Net (T-Net), Jurnalisme dan terakhir Forum Pembaca Kompas, telah menyertakan saya sebagai anggota. Saya akan terus berusaha mengikuti milis komunitas lain yang berkenan menerima saya sebagai anggota. Pengalaman singkat ini ingin pula saya share kepada pembaca blog publik di Kompasiana.com Jujur saya katakan, saya menyesal, mengapa baru kini ikut bermilis di internet. Email pribadi dan tanggapan, begitu banyak masuk. Bahkan kehadiran saya di milis Tionghoa-net (T-net), telah membuat “kemeriahan”, timbul pro dan kontra seorang Capres ikut milis, apalagi capres seperti saya dikaitkan sebagai “aktor” kerusuhan Mei 1998. Bagi saya pribadi melihat milis T-Net dan milis-milis lainnya, memiliki karakter yang khas. Sebanyak 33 juta orang Indonesia berlalu lintas di internet di antaranya melalui milis. Banyak milis membahas perihal yang sangat strategis. Pandangan-pandangan yang disampaikan sarat dengan inovasi, kreativitas, dan terobosan dalam berpikir. Gambaran seperti ini, tentu saja menarik. Bukan saja karena meniupkan aura perubahan, namun dari lubuk hati yang terdalam, perlu saya sampaikan bahwa milis-milis tersebut sebagian besar, termasuk di dalamnya milis T-Net, betul-betul menawarkan wawasan baru dalam mencari solusi bangsa dan negeri tercinta. Pro kontra adalah suatu hal yang wajar terjadi. Jangankan dalam sebuah mlis seperti T-Net, dimana di dalam nya bergabung sesama anak bangsa yang berlainan latar belakang keilmuan, namun dalam sebuah keluarga saja, suasana berbeda pendapat itu sering kita temui. Dalam pandangan saya, hal semacam itu lumrah terjadi dan perlu terus didorong selama dalam rambu-rambu dan norma-norma yang kita sepakati. Ingin saya tegaskan: berbeda pendapat itu sebuah hikmah dan bukan sebuah tragedi. Tinggal bagaimana kita memandangnya secara bijak dan penuh kearifan, sehingga menggumpal menjadi pola pikir, pola sikap dan perilaku yang harmoni dan menendang jauh-jauh perilaku yang dikhotomis. Macam-macam pertanyan pribadi yang saya terima, jumlahnya ratusan perhari. Isinya mulai dari dukungan, keluhan, kemarahan, hingga pembuktian peran nyata di bidang pertanian. Kesemuanya belum seluruhnya bisa langsung saya jawab, tetapi seluruhnya saya baca. Minimal dari rangkuman yang dibuat oleh tim sya. Kepada Saudara Rudi Rusdiah, moderator moderator milis Apwkomitel, jaringan warnet, saya menyampaikan terima kasih. Banyak email pribadi yang masuk ke saya, di antaranya dari Tulungagung, yang menyampaikan upaya mengembangkan Internet Gotong Royong (IGR), internet murah masuk desa. IGR sebuah upaya mulia untuk mengatasi kesenjangan digital. Adalah tanggung-jwab negara semestinya mengatasi kesenjangan itu. Apabila swasta melakukan hal macam ini, apalagi perorangan dan LSM, sudah semestinya mendapatkan apresiasi tinggi. Maka, melalui jaringan dan jajaran kami, perihal Internet Gotong Royong ini, akan kami dukung. Banyak sosok individu hebat di dunia telematika Indonesia, sekadar menyebutkan nama, Saudara Onno W. Purbo, namun belakangan, kami amati, kemampuannya justeru banyak dipakai oleh Thailand, dan negara lain untuk akses telepon pedesaan, internet wireless murah. Dari milis APWKOMITEL pula saya direferensi masuk ke milis AGROMANIA. Senin, 2 Februari 2008 pukul 22-23, kemarin, di saluran Jaktv, saya tampil dalam perbincangan sejam dengan Irma Hutabarat. Topik utama yang saya sampaikan: ihwal pertumbuhan ekonomi yang harus dua digit, setidaknya 12% setahun, agar GDP kita bisa di atas US $ 2.000.. Bila tidak dua digit, maka sudah bisa dipastikan di ulang tahun seabad kemerdekaan RI, 2045, negeri ini bukan makin sejahtera, tetapi sebaliknya. Apalagi pertumbuhan ekonomi secara signifikan hanya dinikmati oleh sekitar 3% saja dari total populasi penduduk. Saya memaparkan bagaimana mencapai pertumbuhan ekonomi di angka dua digit itu. Tiada lain tumpuan memang ke sektor pertanian. Salah satu yang saya ungkap dari dialog tadi malam, Tuhan telah begitu menyayangi Indonesia, melalui keajaiban yang diberikan dengan menumbuhkan beragam tanaman bernilai ekonomi tinggi. Salah satu tanaman bernilai ekonomi tinggi yang tidak tumbuh di negeri lain itu adalah Aren. Tanaman yang selama ini seakan dilupakan. Dari satu hektar pohon Aren, menghasilkan bio-etanol 19 ton pertahun. Saat ini Kolombia, Nigeria, bahkan Brazil, sudah mulai mengambil bibit Aren dari Sulawesi Utara untuk ditanam secara massal di negara mereka, mengingat pentingnya Aren bagi menghasilkan energi alternatif. Sebanyak 59 juta hektar hutan kita harus dihijaukan kembali. Sekitar 13 juta petani tidak memiliki lahan sendiri. Sementara untuk menggarap satu hektar lahan Aren dibutuhkan SDM 3 orang. Jika saja 20 juta hektar hutan mampu dihijaukan dengan Aren, sudah akan menyerap tenaga kerja 60 juta. Otomatis petani yang tidak memiliki lahan bisa terserap di sini. Dan potensi Indonesia menjadi negeri petro dolar mengganti Timur Tengah bukan suatu yang mustahil terjadi, melalui produksi etanol yang melimpah. Oleh sebab itu, lebih dari 60% penduduk yang bergerak di sektor pertanian kini, dengan anggaran di APBN ke pertanian hanya 1,6% saja, inilah seharusnya diubah. Jika untuk pendidikan saja 20% belum menunjukkan perubahan signifikan, maka angka 1,6 % ke pertanian tersebut, memang membuat keadaan seakan kufur nikmat: potensi pertanian, perkebunan, perikanan sulit bergerak tumbuh. Poin saya kepada Saudara-Saudara di milis Apwkomitel, adalah, jika di beberapa desa, kecamatan sudah masuk internet murah, konten-konten peluang informasi pertanian seperti di atas, kelak dapat kita sosialisasikan. Memotivasi bagi bergeraknya semangat meningkatkan kualitas kehidupan. Dan pokok pikiran di atas dengan kerendahan hati ingin saya diskusikan dan kritisi bersama. Barangkali dengan menulis di blog Kompasiana.com, publik lebih luas dapat mengkritisi saya, sebaliknya saya pun dapat menyampaikan pokok pikiran melalui tulisan. Saya belajar dari Bapak Chappy Hakim, yang sudah duluan menjadi tokoh di blog Kompasiana.com ini. Saya membaca tulisannya. Semoga saya dapat pula menulis seaktif bapak Chappy Hakim, paling tidak Saudara Boyke Ambo Setiawan, kordinator TIM Facebook saya di: http://tinyurl. com/prabowo, yang juga kawan Bapak Chappy Hakim di udara, dapat pula menjadi warga Kompasina.com, menulis bersama di sini. Kepada Kompasiana.com, khususnya moderator blog ini, Saudara Pepih Nugraha, dan Saudara-Saudara Jurnalis Kompas, saya mengucapkan terima kasih, jika tulisan dan keberadaan saya di sini dapat diterima. Salam Indonesia Raya. ___________________________________________________________________________ Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas. Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang. http://id.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]