Teman-teman..
Apabila ada yang mau beli kebun karet dan sawit, ada kebun sawit dan karet  mau 
dijual di sumatera selatan, ada 2000 hektar karet, 7000 hektar sawit dan 680 
hektar sawit..
Terima kasih..


*************************************
DICARI LAHAN SAWIT!
Relasi kami banyak yang mencari lahan
sawit. Jika Anda punya info terbaru lahan
yang mau dijual, kirim data lengkap dan
copy dokumen2 pendukungnya langsung ke
AGROMANIA: [EMAIL PROTECTED]
atau SMS ke: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
*************************************


----- Pesan Asli ----
Dari: riksanagara <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: agromania@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 11 Agustus, 2008 07:39:46n
Topik: [agromania] Informasi Sawit


Rekan2 Agromania yang sedang dan akan berkecimpung di dunia
per-sawit-an, barangkali informasi terlampir bermanfaat

salam
Riksanagara

************ ********* ********* *******
DICARI LAHAN SAWIT!
Relasi kami banyak yang mencari lahan
sawit. Jika Anda punya info terbaru lahan
yang mau dijual, kirim data lengkap dan
copy dokumen2 pendukungnya langsung ke
AGROMANIA: [EMAIL PROTECTED] co.id
atau SMS ke: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
************ ********* ********* *******

Agribisnis Kamis, 07/08/2008 Malaysia kelebihan stok CPO 2,1 juta ton
Harga minyak sawit terancam turun JAKARTA: Produksi minyak sawit
mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia yang tidak terserap pabrik
pengolahan untuk pasar domestiknya mencapai 2,1 juta ton. Negara ini
berpotensi melepas kelebihan produksi itu ke pasar. Akibatnya, harga
CPO cenderung berlanjut turun karena kelebihan stok CPO yang tinggi
akhir-akhir ini, baik di Malaysia maupun Indonesia, berpotensi
melemahkan pasar.
Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Peter Fak
Hui mengakui kelebihan stok di negaranya kini mencapai kisaran 2 juta
ton. Pihaknya kini akan mengizinkan ekspor CPO dilakukan tanpa
pengenaan cukai.
"Biasanya pengusaha tidak mau ekspor karena kena cukai yang tinggi.
Kami akan mengecualikan ini [penghapusan cukai untuk ekspor CPO] untuk
merendahkan stok," katanya kepada Bisnis di sela-sela kunjungannya ke
Indonesia Senin lalu.
Selain mengupayakan ekspor ke pasar tradisional seperti China,
Pakistan, dan India, Datuk Peter menyebutkan sasaran penjualan CPO ke
pasar baru a.l. Timur Tengah dan Eropa Timur seperti Rusia.
Untuk sementara ini, dia mengakui, dua produsen besar CPO, yaitu
Indonesia dan Malaysia, perlu bekerja sama untuk menurunkan kelebihan
stok ini agar mencapai keseimbangan pasokan dan permintaan.
"Harga ini turun karena pasar terlalu lembap. Jadi yang akan kami
lakukan adalah menurunkan stok dulu sampai seimbang. Setelah itu kita
jaga harga di kisaran 2.000-3.000 ringgit Malaysia agar tidak fluktuatif."
Kinerja industri minyak sawit Malaysia 2008
(ribu ton)
Mei Juni Kenaikan Minyak sawit mentah P. Malaysia 530 532 0,31% Sabah
321 323 0,63% Sarawak 86 100 16,15% Minyak sawit proses P. Malysia 557
586 5,15% Sabah 338 377 11,59% Sarawak 77 114 46,81%Sumber: Malaysia
Palm Oil Board
Selain melepas produknya ke pasar asing, Datuk Peter juga menegaskan
Malaysia akan memacu penyerapan CPO untuk biodiesel.
Apalagi, ujarnya, harga bahan baku yang sempat melambung di level
4.000 ringgit Malaysia per ton menyebabkan 1,5 juta per tahun
kapasitas terpasang pabrik biodiesel di negeri jiran itu hanya
beroperasi 100.000 ton.
"Kalau tidak bisa diekspor dan tidak ada yang mau beli dengan harga
bagus, lebih baik CPO kami pakai sendiri untuk biodiesel. Ini akan
kami pakai untuk keperluan domestik. Untuk pasar sendiri saja," ujarnya.
Indonesia dan Malaysia telah memiliki kesepakatan bersama untuk
mengoptimalkan penyerapan CPO sebagai bahan baku biodiesel.
Kesepakatan dua negara di Medan pada 2006 itu memungkinkan penggunaan
CPO untuk biodiesel maksimal hingga 6 juta ton per tahun. Sayangnya,
kata Datuk Peter, sejak kesepakatan itu diambil, harga CPO terus
melambung.
"Dengan harga 4.000 ringgit per ton, ini tidak ekonomis untuk
biodiesel. Kalau sekarang, dengan kisaran harga 2.800 ringgit per ton
sudah mulai bagus. Asalkan harga minyak fosil juga tidak ikut turun."
Datuk Peter bertemu Mentan Anton Apriyantono di Jakarta Senin lalu
untuk menindaklanjuti pertemuan di Bali April lalu yang membahas kerja
sama dua negara di sektor pertanian, khususnya dalam hal praktik
pertanian, pembenihan dan pengolahan.
Empat komoditas utama yang menjadi fokus perhatian dua negara adalah
sawit, karet, kakao, dan jathropa. (aprika.hernanda@ bisnis.co. id)
Oleh Aprika R. Hernanda
Bisnis Indonesia
© Copyright 2001 Bisnis Indonesia. All rights reserved. Reproduction
in whole or in part without permission is prohibited.




      
___________________________________________________________________________
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke