Saya punya pengalaman mengenai hal ini, soal investasi agro yg sempat 
membooming jaman tahun 90 an itu (alam kurnia, klo nggak salah, dll itu).
  Pada awalnya memang berjalan namu yang saya ketahui uang investasi masyarakat 
itu diambil pejabat pemerintahan saat itu sehingga amblas tidak kembali.
   
  Banyak usaha-usaha sejenis yang pada termin pertama kedua memang 
menguntungkan namun setelah itu amblas.
  Kita juga harus memakai logika, sangat jarang suatu usaha yang bisa 
menghasilkan keuntungan perbulannya diatas 2%.
   
  Kemudian saya juga mau cerita soal investasi sawit, pengalaman saya di 
Pekanbaru disana waktu jaman tahun 90 an banyak kebun sawit cicilan atau sering 
dikenal TSM (transmigrasi Swa mandiri). 
  Mekanisme nya kurang lebih seperti menyicil kendaraan, ada uang muka ada 
cicilan.
  Keuntungan sudah mulai kita rasakan setelah buah pasir dst.
  Tidak semua TSM jujur dan lancar, ada juga pengelolanya yang melarikan diri, 
namun rata2 akibat diperas oleh oknum Pemda, yang berkaitan dengan perijinan 
lahan, uang masyarakat habis digunakan untuk menyogok oknum tsb.
   
  Baru-baru ini saya juga ditawari cicilan sawit, dengan harga lahan 8 juta 
perhektar kemudian cicilan untuk tanam dsb nya 300 rb perbulan. Untuk lahan 
sertifikat langsung turun atas nama pembeli, namun utk sawitnya belum ada 
konfirmasi, karena masih menunggu benih hasil riset pengembangan dari bibit 
sampoerna agro.
   
  Demikian, semoga menambah wawasan.
   
  Terimakasih.
   
  

Jeki <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Pak/Bu,

Saran saya sih hati2 dengan bentuk kerja sama agro massal seperti ini. Anda 
benar2 harus kontak dengan bisnis nya, melihat kesahan pemilikan lahan (lahan 
atas nama siapa ?), transaksi pembelian dan penjualan harus dilihat betul 
secara phisik dan verifikasi keuangannya. Uang masuk keluar atas nama siapa ? 
Pembukuan harus benar2 terbuka. Jangan cuma menginvestasikan uang sementara 
anda sibuk dan tidak sempat melakukan survey/cek phisik/verifikasi keuangannya. 
Bisa2 hasil yang diterima cuma janji saja. Saya pernah tertipu dan uang saya 
amblas Rp 75 jt oleh bentuk kerjasama agro mirip yang marak diberita dulu itu. 
Akhirnya usaha diambil alih oleh sekelompok orang/semacam forum begitulah, yang 
akan meneruskan atau menjual aset usaha dan membagikan ke investor. Tapi sudah 
5 tahun gak ada kabar nya.

Kebanyakan penipuan memiliki modus kelemahan spt ini:

1. Kepemilikan lahan tidak jelas, jika terjadi rugi/gagal hak investor 
bagaimana ? Apa lahan/aset bisa dijual dan dibagikan ke investor ?
2. Transaksi tidak memiliki pembukuan, penerimaan dan pemasukan tidak jelas 
baik phisik barang maupun uangnya. Rekening bukan atas nama perusahaan tapi 
pribadi
3. Pengelola bukan orang yang pengalaman di bisnis ini, tapi baru menjalankan 
usaha.
4. Kebanyakan investor adalah orang kota/sibuk yang juga tidak sempat 
mengontrol usaha secara langsung.
4. Tidak diaudit.

Demikian, mudah2an sedikit jadi bahan pertimbangan.

Tambahan lagi, kerja sama yang saya ikuti dulu di iklankan di KOMPAS hampir 
setiap hari, ada perhitungan usaha nya, dan saya sudah tanya/cek ke 3 investor 
lain sebelum gabung. Tapi semua nya tidak menjamin. 

JK

======> KOMUNITAS ONLINE <======
AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
EMAIL: [EMAIL PROTECTED]
MILIS: http://groups.yahoo.com/group/agromania
AKTIVITAS: http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/photos
REFERENSI: http://groups.yahoo.com/group/agromania/files/
ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
TELP/FAX: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0
BERGABUNG: http://groups.yahoo.com/subscribe/agromania
======> I N D O N E S I A <======



                           

       
---------------------------------
 Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist.   Download sekarang juga.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke