Jadi tergelitik untuk memberi komentar. Kebetulan saya adalah orang kota yang coba-coba menanam cabe merah besar di desa. Sangat menarik begitu saya melihat di supermarket surabaya, harga cabe merah bisa mencapai 28.000/kg, sedangkan di desa harga jualnya cuman rp. 9000/kg. Bahkan pernah saya lihat di supermarket harga rp. 18.000, tapi didesa cuman 4000/kg. Apa yang menyebabkan semua ini? Sama seperti dalam kasus gabah petani tadi yang dijual murah sekali.
Saya mencoba menganalisa mengapa terjadi disparitas sbb: 1. Susut/rusak di kalangan pengepul. Biaya ini tentu saja menambah harga di tengah2 jalur distribusi. 2. Biaya angkut. 3. Sortasi. Mutu yang tidak seragam, sehingga perlu di sortir. Akibatnya pengepul juga perlu menambah biaya disitu. 4. Ongkos kemasan ditingkat pengepul, pedagang. 5. Pengepul/pedagang perantara, mengambil keuntungan lumayan besar. 6. kesulitan cashflow ditingkat petani, sehingga pengijon mengambil keuntungan disitu. 7. dlsb... faktor x. saya pikir pemerintah harusnya ikut membenahi terutama agar faktor 5-7 bisa dikendalikan. Sangat disayangkan bahwa petani yang notabene sebagai produsen, justru tidak menikmati jerih payahnya sama sekali. ok.. ini sekedar mengolah pikiran saja... Gunawan S. --- In agromania@yahoogroups.com, fahrizal thaher akip <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > salam agro..... > makin lama penduduk indonesia makin bertambah apalagi KB/BKKBN nya setelah reformasi atau lesu darah.....konsumsi beras kita makin bertambah,,,,dulu sewaktu kita SR / SD kita belajar bahwa orang madura makannya jagung , orang ambon dan irian makannya sagu....... > lha sekarang se indonesia itu sudah makan nasi semuanya sedang ada daerah yang sama sekali tidak memproduksi padi ....tapi nasib petaninya walaupun harga berasnya di ps induk jakarta lebih dari 5000 perak sekilo tapi gabah petani tetap saja rendah harganya.kabarnya djual jauh dari harga bulog ,katanya hanya 1700 rupiah saja.maklum petani gurem atawa penggarap saja > bagaimana kalau kita ubah pola makan pagi kita dengan makan umbi2an seperti singkong,kentang,ubi jalar/batas atau pisang dan jagung. dll ..... > selain gizinya juga baik,ini akan membantu konsumsi produksi lokal petani2 kita ,tapi jangan makan mie karena gandumnya impor ...kan belum ada gandum made in gunung kidul........ > tolong dihitung berapa kebutuhan pengganti beras ini........berarti petani akan membuat pola produksi secara terus menerus sepanjang tahun ........ > selamat mencoba > salam > fahrizal /duren sawit jaktim > > > ******************************************* > AGROMANIA, SIAP MEMBANTU ANDA! > Agromania kembali siap membantu Anda secara langsung menjualkan atau mencarikan beragam komoditi agrobisnis (pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, pertamanan, kehutanan, agroindustri). Kirim spesifikasi, stok, jumlah dan harga atau kisaran harga komoditi yang Anda jual atau Anda cari ke email atau SMS kami. Jangan lupa, cantumkan juga data Anda (telepon/hp, nama dan alamat Anda) dan besarnya komisi yang akan Anda berikan. Jika berkenan, petugas kami akan langsung menghubungi Anda. > > AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000) > MILIS: http://groups.yahoo.com/group/agromania > SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 > EMAIL: [EMAIL PROTECTED] > ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510 > ******************************************* >