--- fadelis sukya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> salam,
> 
> wah kayaknya menarik sekali ini pak fajar, dan ini bisa dikatakan
> langkah maju untuk meningkatkan kualitas dari produk jamur kuping
> sendiri. akan tetapi saya masih blm banyak tau kalo lebih konkritnya
> untuk solusi masalah ini.

Pak Fadelis,

Jujur saja saya juga masih mempelajari bagaimana untuk memecahkan
permasalahan yang ada. Kalau saya amati dan alami, sebenarnya proses
produksi tidak mengalami banyak kendala. Demikian juga dengan proses
pasca produksi seperti pengeringan dan penyimpanan, juga tidak begitu
bermasalah. Yang jadi masalah adalah pemasarannya. Kalau tidak ada
pembeli (itulah kenapa saya katakan ada missing link antara petani dan
customer), ya produk kita dibeli dengan harga yang rendah sehingga tak
jarang merugi. Impas saja sudah bagus. Padahal pasar jamur pada umumnya
masih terbuka lebar, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.

> sebenarnya faktor-faktor yang sudah dijelaskan oleh pak fajar
> tepat sekali, akan tetapi disini kurang melihat adanya dukungan dari
> sebuah komunitas itu sendiri (komunitas petani/produsen jamur
> kuping) atau mungkin saya saja yg blm tau kalo sudah ada komunitas
> jamur kuping yang telah diakui di tanah air ini.

Sejauh pengetahuan saya, memang belum saya temui adanya komunitas
semacam itu. Yang sering saya temui adalah kebingungan produsen dalam
menjual produknya dan penawaran harga yang rendah dari pembeli
(pengepul?). Padahal jika rantai dari produsen ke customer bisa
dipangkas seramping mungkin, tidak mustahil kalau kedua pihak saling
diuntungkan. Produsen bisa memperoleh kepastian ke mana harus melempar
produk dengan harga yang pantas sementara customer bisa memperoleh
produk dengan harga yang pantas juga dan suplai yang konstan.

> sehingga menurut saya dengan adanya komunitas apalagi kalo komunitas
> ini sudah punya semacam system sertifikasi, maka insyaallah akan
> lebih membantu lagi untuk meningkatkan nilai jual dari produk ini.

Itulah yang coba saya mulai. Sebab jika tidak ada standar yang baku
yang disepakati bersama, harga menjadi tidak terkendali. Ini karena ada
kecenderungan (semoga saya salah) bahwa rata-rata pihak pembeli adalah
membeli produk (dengan harga semurah mungkin) untuk dijual lagi dengan
harga yang lebih tinggi. Produsen juga akan kesulitan untuk menentukan
standar produknya dan tingkatan harga wajarnya.

Dengan adanya standar dan semacam sertifikasi seperti yang Bapak
sampaikan, otomatis (semoga) akan memacu produsen untuk mencapai produk
yang lebih berkualitas sementara pembeli bisa memperoleh berbagai
pilihan sesuai dengan keinginannya.

> mungkin ini yang bisa saya sampaikan.
> 
> br
> 
> fadelis
> petani jamur -kediri

Terima kasih Pak Fadelis atas perhatiannya. Semoga langkah yang kecil
ini bisa memulai sesuatu yang lebih baik lagi.

Salam,
Desianto F. W.
********************************************************************
Dicari: Mitra Kerjasama!!
Kami mencari mitra kerja yang punya modal untuk mengembangkan AGROMANIA dalam 
berbagai bentuk bidang usaha (non-online) di bidang Agrobisnis. Misalnya, 
menerbitkan majalajah/tabloid/bulletin , mendirikan usaha pemasaran komoditi 
Agro, mengadakan usaha pelatihan Agrobisnis, dan berbagai bidang usaha yang 
kami yakin akan sangat menguntungkan. Jika ada yang berminat, silahkan hubungi 
kami dengan mengajukan ide dan bentuk kerjasama yang diinginkan untuk kami 
pertimbangkan.

AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
SMS: 0811-185-929, EMAIL: [EMAIL PROTECTED]
MILIS: http://groups.yahoo.com/group/agromania
KEYWORD GOOGLE: agromania, agrobisnis, pembeli agrobisnis, dll.
********************************************************************

Kirim email ke