Thu, 3 May 2007 14:52:31 +0700 (ICT)
Dari:   "ramada agus" <[EMAIL PROTECTED]>
       
  Teknologi Bio TRIBA, Bio FOB& Mitol 20 EC
  Oleh. Agus Ramada Setiadi
   
              Semoga semilir angin dan kesejukan udara kabupaten Bandung 
menjadikan rasa penasaran bagi para calon peserta pelatihan untuk segera datang 
ke lokasi perkebunan& peternakan Eka Agro Rama. Walaupun tim Agromania telah 
menyiapkan Diktat Pelatihan bagi para calon peserta nanti, ada baiknya sedikit 
dibahas mengenai beberapa materi yang akan dibawakan pada Pelatihan nanti 
berikut gambaran praktek yang akan dilakukan:
   
  A.Teknologi Bio TRIBA
  Teknologi ini adalah hasil penemuan dari Dr. Ir. Mesak Tombe selaku Peneliti 
Utama dari Balai Tanaman Obat& Aromatika. Teknologi ini berupa Formula dalam 
bentuk Cair yang mengandung 2 jenis mikroorganisme yaitu B. Pantotkenticus dan 
Trichoderma. Lactae. 2 jenis mikroorganisme ini sangat membantu sebagai 
Biodekomposer Limbah Organik dan Biofungisida untuk mengendalikan Patogen 
Tanaman serta dapat dicampur dengan Pupuk Organik dalam aplikasinya. B. 
Pantotkenticus adalah jenis mikroba yang ditemukan dan diisolasi dari rizosfera 
pertanaman Jagung dan belum pernah dilaporkan di Indonesia. B. Pantotkenticus 
dapat merangsang perakaran pada tanaman, biodekomposer limbah organik mentah 
(Kotoran Ternak, Sayuran dan Sampah Organik), menghasilkan antibiotik selama 
proses dekomposisi bahan organik serta berfungsi sebagai agen hayati yang akan 
melindungi sistem perakaran tanaman serta bertahan hidup dalam rizosfera 
tanaman. Uji in vitro menunjukkan bahwa isolat ini dapat menghambat
 pertumbuhan beberapa jenis patogen penghuni sel tanah antara lain: R. 
Lignosus, R. Solani, F. Oxysporum, F. Solani, Pythium dan S. Rolfsii. Sedangkan 
Trichoderma. Lactae, mikroorganisme ini ditemukan dan diisolasi dari rizosfera 
pertanaman Jambu Mente. Pada pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan 
Praktek Aplikasi Teknologi ini dalam Pembuatan Pupuk berbahan baku Kotoran dan 
Urine Domba. Tidak hanya pada kotoran Domba, teknologi ini juga dapat 
diaplikasikan di kotoran Sapi, Kambing, Kelinci dan Ayam.
   
  B.Teknologi Bio FOB
  Selain Teknologi Bio Triba, ditemukan pula oleh Dr. Ir. Mesak Tombe yaitu 
Teknologi Bio FOB yang memperkenalkan peranan mikroorganisme dan ekstra tanaman 
(metabolisme sekunder) dalam budidaya tanaman yang berorientasi Organic Farming 
dan Ramah Lingkungan. Mikroorganisme yang digunakan sangat berperan untuk 
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan pula hasil 
produktivitas tanaman. Adapun 3 jenis mikroorganisme yang digunakan pada 
Teknologi adalah,  B. Pantotkenticus  Trichoderma. Lactae dan Ekstrak Tanaman 
Cengkeh. Dari hasil penelitian yang didapat, Teknologi Bio FOB diharapkan dapat 
membantu petani untuk tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintentik 
seperti pada tanaman Jambu Mete, Lada, Coklat, Kopi dan Tanaman Sayuran. Pada 
pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan Praktek Aplikasi Teknologi ini 
pada Bibit Tanaman antara lain Sayuran.
   
  C.Teknologi MITOL 20 EC
  Teknologi ini juga ditemukan oleh Dr. Ir. Mesak Tombe. Formula yang 
mengandung bahan aktif eugenol dan sitral yang diekstrak dari tanaman Cengkeh 
dan Sereh Wangi. Teknologi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BBV 
dan busuk pucuk Phtopthora, terutama yang menyerang bagian atas tanaman.
   
  Situs Portal Iptek Tentang Inseminasi Buatan:
  PENGARANG : 
  Herdis, Ida Kusuma, Maman Surachman dan Epih R. Suhana. 
  P3-TBP Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
  Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
   
  Domba Garut (Ovies aries) merupakan plasma nutfah domba Indonesia khas 
wilayah Priangan. Domba ini merupakan salah satu domba tropis terbaik dunia 
yang mempunyai sifat sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 
Namun demikian perkembangan populasi domba Garut kurang menggembirakan, 
sehingga sudah saatnya diperhatikan untuk dikembangkan. 
  
Pada pengembangbiakan domba Garut, keterbatasan jumlah pejantan unggul domba 
Garut dapat diatasi dengan menerapkan program teknologi reproduksi inseminasi 
buatan (IB) sehingga potensi pejantan unggul domba Garut dapat dimanfaatkan 
secara optimal. 
  
Melalui penerapan teknologi inseminasi buatan, selain dapat mening-katkan 
pemanfaatan pejantan unggul, keuntungan lain yang dapat diperoleh dari 
teknologi IB adalah memperpendek calving interval, mengatasi kendala jarak dan 
waktu, mencegah penularan penyakit menular dan menghemat dana pemeliharaan 
pejantan (1).
  
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan IB adalah kualitas semen beku 
yang digunakan. Pada proses pembekuan semen, masalah yang sering timbul umumnya 
meliputi dua hal, yakni pengaruh kejutan dingin (cold shock) terhadap sel yang 
dibekukan dan perubahan intra-seluler akibat pengeluaran air yang berhubungan 
dengan pembentukkan kristal-kristal es (2).
  
Pemberian gliserol ke dalam medium merupakan upaya untuk mengatasi masalah 
tersebut. Gliserol akan mencegah pengumpulan molekul-molekul air dan 
kristalisasi es pada titik beku larutan. Selain itu gliserol akan memodifikasi 
kristal es yang terbentuk di dalam medium pembekuan sehingga menghambat 
kerusakan sel secara mekanis (3). 
  
Disamping pemberian gliserol, guna mengatasi pengaruh kejutan dingin akibat 
proses pembekuan, maka dilakukan ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah periode yang 
diperlukan spermatozoa untuk menyesuaikan diri dengan pengencer, sehingga pada 
waktu pembekuan, kematian sperma yang berlebihan dapat dihindari (5). 
   
  Tidak hanya sekedar membaca teori, akan sangatlah baik bila Kita mencobanya 
pada pelatihan nanti! Salam Bertani Sehat!
   



       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke