Tanggal:  Thu, 19 Apr 2007 23:48:45 +0700 (ICT)
Dari:   "ramada agus" <[EMAIL PROTECTED]>

  Dear pak Andre.

  Perkenankan Saya untuk memberikan informasi tentang pertanyaan pak Andre 
seputar bawang merah. Informasi ini juga Saya dapat dari sumber yang ada di 
Internet. Website www.iptek.net.id:

  Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, 
yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian optimalnya 
adalah 0-400 m dpl saja. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang merah 
ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, 
memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5.

  Syarat lain, penyinaran matahari minimum 70%, suhu udara harian 25-32°C, dan 
kelembapan nisbi sedang 50-70%. Penanaman Bawang merah paling baik ditanam saat 
musim kemarau dengan syarat air cukup untuk irigasi. Awal tanam bisa pada bulan 
April/Mei setelah musim panen padi atau pada bulan Juli/Agustus. Biasanya 
petani melakukan penanaman di sawah yang telah ditanami padi.

  Pada lahan dibuat bedengan-bedengan dengan lebar antara 1,2-1,8 m. Di 
sela-sela bedengan dibuat parit yang lebarnya 40-50 cm, kedalaman parit antara 
50-60 cm. Parit nantinya berfungsi sebagai pemasukan air ataupun pengeluaran 
air yang berlebihan. Sebelum penanaman sawah dikeringkan, kemudian tanah diolah 
dan dihaluskan. Bedengan tanam yang belum baik diperbaiki.

  Pengolahan manual perlu 2-3 kali. Bila pH lahan kurang 5,5, tambahkan kapur 
dolomit atau kaptan sebanyak 1-1,5 ton/ha. Kapur ini sebaiknya diberikan jauh 
sebelum tanam, minimum 2 minggu, Pengapuran bisa bersamaan dengan pengolahan 
tanah. Selesai pengolahan tanah dilanjutkan dengan penanaman. Jarak tanam 20 x 
15 cm atau 15 x 15 cm. Bibit yang hendak ditanam dirompes ujungnya. Perompesan 
ujung bibit berfungsi untuk memecahkan masa dormansi bibit.

  Penyiraman perlu diperhatikan dalam budi daya bawang merah. Tanaman ini tidak 
menyukai banyak hujan, tetapi kebutuhan aimya banyak. Pada saat musim kemarau 
kita harus bisa menyiram tanaman setiap hari sejak ditanam hingga satu minggu 
sebelum panen. Penyiraman dilakukan pagi dan sore. Kalau sulit pelaksanaannya 
paling tidak dilakukan pada pagi hari saja.

  Sejak awal tanam hingga tanaman bawang merah berumur 2 minggu, gulma tumbuh 
dengan cepat sehingga mengganggu pertumbuhan bawang merah. Untuk itu perlu 
dilakukan tindakan penyiangan. Petani biasanya melakukan penyiangan secara 
manual, baik dengan mencabut langsung atau memakai kored.

  Tanaman bawang merah membutuhkan pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk 
organik yang diberikan ialah pupuk kandang. Dosisnya ialah 10-20 ton/ha, 
diberikan sebelum tanam yakni saat melakukan pengolahan. Pupuk anorganik yang 
dibutuhkan adalah TSP sebanyak 150-200 kg/ ha. Pupuk ini diberikan seraya 
mencampur pupuk kandang. Selain itu kita berikan pupuk tambahan berupa 300 kg 
Urea dan 200 kg KCl/ha. Pupuk ini diberikan dengan cara larikan/barisan saat 
tanaman berumur 10-15 hari.

  Bawang merah di dataran rendah lebih cepat memasuki masa panen dibandingkan 
dengan yang di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen ialah leher batang 
mengeras dan daun menguning. Bila ciri tersebut sudah mencapai 70-80% dari 
jumlah tanaman maka panen bisa dilaksanakan. Panen dilakukan saat cuaca cerah 
dan tanah kering. Panen dilakukan panen cara mencabut tanaman. Kemudian 
beberapa tanaman diikat menjadi satu pada bagian daunnya untuk mempermudah 
penanganan selanjutnya. Umbi diangkut dengan cara mengangkat ikatannya.

  Tindakan pcmjemuran diperlukan untuk mendapatkan kadar air umbi 80%. Jangan 
dijemur langsung menghadap cahaya matahari terik, melainkan cukup di tempat 
terlindung. Bila memiliki alat pengering maka bisa dikeringkan sebentar. 
Setelah itu umbi disimpan di gudang dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan 
tadi. Suhu ruang penyimpanan sebaiknya 25-30° C dengan kelembapan nisbi 60-70%. 
Perlu diingat bahwa gudang yang dingin dan lembap dapat menurunkan kualitas 
bawang merah yang disimpan.

  Varietas yang dianjurkan ditanam di dataran rendah adalah sebagai berikut:

  a. Bima brebes Varietas lokal asal Brebes ini mampu menghasilkan 10 ton/ha 
umbi kering dengan bobot susut panen mencapai 22%. Varietas ini dipanen pada 
umur 60 hari. Anakan dalam satu rumpun mencapai 7-12 buah. Di Brebes tanaman 
ini jarang berbunga. Umbi berwarna merah muda, bentuknya lonjong kecil dengan 
suatu cincin kecil pada cakram. Jenis ini cocok sekali untuk dikembangkan di 
dataran rendah. Bima brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis 
allii), tetapi peka terhadap penyakit busuk daun (Phytoptora porii).

  b. Medan Banyak ditanam di daerah Samosir, Sumatera Utara. Dipanen pada umur 
70 hari dengan produksi rata-rata 7 ton/ha umbi kering. Bobot susut varietas 
ini tergolong tinggi, yakni 25% dar7 bobot panen basah. Satu rumpun terdiri 
dari 6-12 anakan. Mudah berbunga, wama umbi merah, berbentuk bulat dengan ujung 
runcing. Jenis ini fleksibel untuk dataran tinggi maupun rendah. Varietas ini 
cukup resisten terhadap busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung 
daun.

  c. Keling Merupakan varietas lokal yang banyak ditanam di Majalengka. 
Produksinya agak rendah yakni 8 ton/ha umbi kering dengan susut bobotnya hanya 
15%. Umur 70 hari setelah tanam varietas ini sudah bisa dipanen. Satu rumpun 
memiliki 7-13 anakan, sukar berbunga, dan umbinya merah berbentuk bulat. Jenis 
ini cocok dikembangkan di dataran rendah. Keling cukup tahan terhadap busuk 
umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun. Selain varietas di atas 
ada lagi jenis bawang merah, yakrni kuning dan bangkok. Sayangnya kemampuan 
produksinya rendah, hanya mampu menghasilkan 7 ton/ha. Hampir semua varietas di 
atas ditanam pada musim kemarau. Hanya varietas medan dan kuning yang tahan 
ditanam di musim hujan.

  Terkait dengan budidaya bawang merah, hasil aplikasi pupuk Organo Triba, 
disamping meningkatkan kesuburan tanah, pemberian 1 kg pupuk Organo Triba per 
m2 berbahan baku kotoran ternak adalah dapat meningkatkan produktivitas tanaman 
dengan produksi 21,50 ton per ha. Dan pupuk ini dapat dibuat sendiri dengan 
kombinasi teknologi Bio Triba dan kotoran ternak seperti Domba, Kambing ataupun 
Sapi.

  Salam Bertani Sehat.

  Agus Ramada S.





---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke