KLIPING PILIHAN: Kelapa Sawit, Produk CPO Indonesia Diminati 
Pakistan 

Produsen minyak kelapa sawit mentah Indonesia dapat melirik pasar 
yang semakin prospektif di negara Pakistan. 

Pertumbuhan ekonomi Pakistan yang semakin positif telah meningkatkan 
permintaan terhadap minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). 

"Selama ini Pakistan mengimpor 60 persen CPO dari Malaysia, sisanya 
dari Indonesia. Saat ini kebutuhan CPO mereka meningkat karena 
industri pengolahan CPO yang ada sudah mulai berproduksi tahun ini," 
kata Yuyun Kamhayun, Kuasa Usaha Kedutaan Besar RI untuk Pakistan, 
di Islamabad, Senin (12/3). 

Pakistan mengimpor 1,3 juta ton CPO dan produk turunannya setiap 
tahun. Biro Statistik Pakistan telah menetapkan impor dari Indonesia 
ke dalam kategori minyak dan lemak nabati tetap. 

Negara yang bertetangga dengan Afganistan dan India ini berpenduduk 
sedikitnya 150 juta jiwa. Kondisi ekonomi yang terus membaik 
menyebabkan tingkat perdagangan pun semakin meningkat. 

Pada perdagangan periode 2004-2005, nilainya masih sekitar 270 juta 
dollar AS. Pada periode selanjutnya, terjadi lonjakan impor sebesar 
50 juta dollar AS sehingga nilainya menjadi 320 juta dollar AS. 

Produksi CPO 

Indonesia sendiri tahun 2006 memproduksi 16 juta ton CPO. Sedikitnya 
11,5 juta ton diekspor, sedangkan sisanya sekitar 4 juta ton lagi 
diserap industri pengolahan di dalam negeri. 

Negara tujuan ekspor terbesar masih tetap India, setelah itu Eropa 
dan China. India mengimpor sedikitnya 1,8 juta ton CPO dari 
Indonesia dan 1,2 juta ton dari Malaysia. 

Perkembangan industri hilir CPO saat ini, terutama sejak menguatnya 
keinginan pengembangan bioenergi di seluruh dunia, mulai menimbulkan 
keresahan di negara-negara importir CPO. 

Oleh karena itu, Indonesia yang merupakan produsen CPO terbesar 
kedua di dunia setelah Malaysia berpeluang besar untuk mengisi 
kekosongan pasar yang ditinggalkan pesaingnya. 

Kertas juga diminati 

Selain CPO dan produk turunannya, Indonesia juga berpeluang 
meningkatkan ekspor komoditas lain ke Pakistan. Kertas dan produk 
kertas merupakan komoditas lain yang juga prospektif dipasarkan ke 
Pakistan. 

Meski menghadapi persaingan yang sangat ketat dari produk China, 
Turki, dan Thailand, kertas Indonesia masih tetap diminati pasar 
Pakistan. 

Kualitasnya yang baik dengan kertas putih yang mengilap membuat 
produk Indonesia laku untuk dipasarkan di Pakistan. 

Pada periode 2004-2005, impor produk kertas Pakistan dari Indonesia 
mencapai nilai 21 juta dollar AS. Adapun pada periode selanjutnya 
terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi 30 juta dollar AS. 

Staf Seksi Ekonomi Kedubes RI di Islamabad, M Niam Sutaman, 
mengatakan, peningkatan tersebut terjadi karena belum banyak 
produsen kertas dan produk kertas di Indonesia yang serius menggarap 
pasar Pakistan. 

"Sudah saatnya produsen minyak kelapa sawit di Indonesia menjajaki 
pasar di Pakistan untuk meningkatkan pangsa pasar ekspornya di pasar 
internasional," ungkap Niam Sutaman. (Hamzirwan) 


Kompas -  Selasa, 13 Maret 2007 

Kirim email ke