Pa kalo penyuluh nya di ikut kan ke program Bisnis sekalian gimana ?
Supaya memacu banyak penyuluh dan bisa menghasilkan income sekalian tidak hanya 
dari pemerintah saja.
Saya sudah jalan di Lampung Selatan dan hasil nya juga 2x lipat dari panen 
biasa.
Memang di Sulawesi penghasil kakao no.1 di indonesia mungkin Lampung nanti 
menyusul.
Dan sudah 2 thn disana penggunaan pupuk Power Nutrision hasil buah tidak kenal 
musim.
Ok itu saja informasinya semoga banyak anak muda yg tergerak ikut juga 
membangun daerah nya kembali.


Wassalam


Edian


  ----- Original Message ----- 
  From: klipingmedia 
  To: agromania@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 1:10 PM
  Subject: [agromania] KLIPING PILIHAN: Askindo butuh 900 penyuluh bagi petani



  JAKARTA: Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) meminta pemerintah
  menyediakan sekitar 900

  petugas penyuluh petani kakao agar bisa meningkatkan produksi sampai
  tiga kali lipat

  dalam waktu lima tahun ke depan.

  "Diperlukan satu petugas dalam 1.000 hektare, jadi dengan luasan lahan
  sekitar 900.000

  hektare diperlukan 900 petugas untuk meningkatkan produksi," kata Ketua
  Askindo Halim A.

  Razak saat dihubungi Bisnis, kemarin.

  Produksi kakao Indonesia pada 2006 sebanyak 500.000 ton, sedangkan pada
  tahun ini

  ditargetkan akan meningkat sekitar 600.000 biji kakao yang dihasilkan
  petani.

  Permasalahan yang dihadapi petani kakao saat ini, ungkapnya, maraknya
  penyakit biji

  kakao (PBK) yang mengakibatkan menurunnya kualitas dan bobot kakao
  mencapai 20%.

  "Petani terkadang tidak bisa menentukan cara pemupukan, kemudian
  penentuan kualitas

  pohon yang masih produktif dan mengetahui hama yang menyerang serta
  bagaimana

  mengatasinya," tuturnya.

  Uluran tangan dari pemerintah, lanjutnya, sangat diperlukan untuk
  revitalisasi

  pertanian. "Revitalisasi dengan perluasan lahan dan penanaman bibit
  berkualitas memang

  perlu, tapi sebenarnya yang lebih utama dengan pengadaan penyuluh,"
  ujarnya.

  Peningkatan produksi tersebut benar-benar terbukti dengan percontohan
  lahan Coco Philips

  model milik Askindo di Sulawesi Selatan, seluas 2.500 hektare. Dengan
  adanya tiga

  penyuluh, pihaknya mampu menaikan produksi menjadi 1,8 ton/hektar dari
  sebelumnya 400

  ribu kg/hektar.

  Mengenai insentif yang diberikan, menurut dia, sebenarnya tidak terlalu
  mahal.

  Pemerintah cukup menyediakan anggaran sekitar Rp2 juta untuk
  masing-masing penyuluh

  dalam setiap bulannya.

  "Seperti halnya yang program Askindo yang saat ini menyediakan
  menyediakan 30 penyuluh

  di Sulawesi Selatan," tandasnya.

  Senada dengan pernyataan Halim, Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia
  (APKAI) M. Hasyim

  menyetujui adanya penyuluh bisa meningkatkan produksi dengan mengkontrol
  pola perawatan

  dan penanaman petani kakao.

  Selama ini, paparnya, petani kakao dalam negeri kehilangan 10% berat
  dalam setiap

  kilogramnya jika biji kakao itu telah diolah. Pasalnya, terjadi PBK yang
  ada dalam

  buahnya.

  "Jika telah musim PBK, antisipasinya hanya membungkus buah dengan
  plastik atau kertas.

  Padahal ada obat yang bisa menghilangkan, tapi petani tidak
  mengetahuinya," jelasnya.

  Dia sebenarnya telah menyampaikan kepada pemerintah mengenai kebutuhan
  penyuluh

  tersebut, tapi perhitungannya setelah masa kontrak itu apa yang akan
  dilakukan dengan

  tenaga penyuluh itu.

  "Sebenarnya bisa terus difungsikan, lahan kan akan tersu meningkat dan
  kebutuhan

  penyuluh akan terus digunakan," tegasnya. (ln)

  oleh : Hendri Tri Widiasworo

  SUMBER: .bisnis.com
  Kamis, 08/02/2007 10:21 WIB



   


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke