Hallo Pak Mangun. Kalau melihat tumbuh kembang LAT (Lobster Air Tawar) secara global di dunia, saat ini pasar LAT emang untuk konsumsi. Hanya saja di Indonesia banyak yang salah kaprah menjadikannya dan memainkannya di pasar hias. Sehingga pada akhirnya harga LAT jadi ngga karu-karuan.
Tetapi Koplati dari sejak semua didirikan sudah berkonsentrasi ke arah konsumsi. Dan LAT ini sudah juga masuk ke beberapa resto di Jakarta maupun Bali. Di Jakarta bisa dijumpai di resto Samudera, Resto Pasar Ikan Seafood - Cibubur, atau di beberapa resto yang lain. Dan kalau melihat dari antusiasnya pasar konsumsi di resto2 ini, kebutuhan akan LAT akan terus meningkat. Di Bali misalnya, awal2 rata2 resto hanya berani beli 5 kg/ minggu. Tapi saat ini mereka sudah berani beli sampai 20-25kg/minggu. Kalau Anda jalan-jalan ke S'Pore atau Australia, disana LAT ini dikenal dengan sebutan "Baby Lobster". Anda pun bisa menikmatinya di banyak resto di kedua negara terdekat dengan Indonesia ini. Dan Australia sampai saat ini masih sebagai pemasok terbesar LAT untuk pasar Amerika, Eropa dan Asia. JAdi peluang usaha LAT ini masih amat sangat besar. Apalagi ada beberapa hotel yang pada saat2 tertentu merayakan pesta Lobster dengan salah satu menunya Lobster Air Tawar ini. Yang mana, mereka masih mendatangkan LAT ini dari Aussie atau China. Padahal Indonesia sendiri merupakan tempat yang paling cocok untuk membudidayakan LAT ini. Why? Karena disini iklimnya tropis dan cuman ada 2 musim, hujan dan panas. Sedangkan di Aussie atau di China, ada 4 musim. Dimana pada saat musim dingin, LAT tidak dapat bertumbuh dan berkembang biak dengan baik. Nah Pak Mangun, semoga dari penjelasan saya ini cukup bermanfaat. Jika Anda ingin belajar berbudidaya LAT ini, bisa klik web http://www.budidayalobsterairtawar.com atau (karena posisi Anda di Jakarta), Anda bisa kontak dengan Pak David/Pak Lim (silahkan lihat nomor yang dapat di hubungin di web koplati : http://www.koplati.com Salam, win www.dapurweb.com Web that Works! Mangun Antoro wrote: Dear Pak Erwin, Tks atas tanggapan Bapak. Oh jadi Bapak juga sedang menggeluti lobster dan sementara Bapak juga berada dalam koplati, selamat ya. Betul pak Erwin, kita sudah semestinya melirik prospek market apa yang bisa digarap. Saya tidak mengetahui lobster redclaw ini Bapak: berapa ukuran panjang dewasanya, apakah bisa dikonsumsi, prospek ke depannya dll? Maaf juga Bapak, semula pertanyaan yang saya ajukan adalah mengenai lobster yang biasa kita konsumsi di restoran. Karena saya pernah beberapa kali melihat pengekspor lobster yang di daerah Kapuk. Saya berada di Jakarta. Salam, Mangun To : [EMAIL PROTECTED] Sub : Re: Minta tolong Wadow... jadi susah nich ya.. Soalnya... saya balas email sambil cc-kan ke milis itu dengan tujuan supaya teman-teman bisa membantu memberi masukan yang mungkin saya terlewatkan. Sehingga orang yang saya prospek pun akan semakin respect, karena tiba2 dia sudah merasa ada di lingkungan para peternak LAT. Gitu lho... nah kalau ternyata sampai kejadian dicuri, kita kan juga tidak bisa memantau terus.. Mana yang aku emailin tawarin LAT juga banyak lho... dan tidak pernah aku catat atau aku cek perkembangannya sampai mereka email kembali ke aku. Kalau masalah Aldino nanya kok gak pernah nerima.. mestinya bisa dibilang mungkin kena bouncing karena gak pernah kirim2 email. Beres kan? Hehehehehehe.... Karena secara kasat mata aja kita sudah tahu karakter Aldino, berusaha curi2 pelanggan. Apalagi yang via dunia maya. Wah.... Ya oke dech kalau begitu, ntar setelah ini jika saya balas2 email mengenai LAT lagi, saya cc-kan ke koplati marketing saja dech. Hehehehehehe.. soalnya kalau saya harus cc-kan ke 1-1 orang, saya yang ribet. Dan takutnya malah kelupaan. Thanks untuk masukannya...