Anda benar bpk. Namaskara, hal itu pun terjadi pada saya saat ini di daerah saya berternak. Mereka memang sudah tidak lugu. Dan yang saya lakukan saat ini pun sama seperti yang bapak lakukan (ada hitam diatas putih). Pokoknya udah seperti kerja kantoran. Dan untuk lebih menjiwai, saya pun saat ini turut terjun langsung berternak setiap weekend, jadi saya pun ikut merasakan, suka duka yang petani rasakan. Dan mengenai rencana bpk. Bowo, saya setuju, kita memang perlu tindak lanjuti kedepannya. Atau kita contact bpk. Prabowo S. (mantan Pangkostrad) dia kan ketua HTI. Wassalam Triadhy Setyo Poerwolaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya setuju dengan konsep Sdr. Namaskara mengenai petani kita sudah tidak lugu kembali. Untuk itu saya juga mendukung petani kita harus siap kompetisi dengan petani asing dan antar petani lokal ( tidak perlu proteksi dan lainnya, selama ada proteksi malah merugikan kesiapan kita ) yang sekarang kita butuhkan adalah asosiasi pelaku agrobusiness dengan segala kode etik dan perencanaan yang matang untuk survive dengan sehat tanpa adanya tekanan atau preasure dari pihak manapun. ( Contoh manfaat asosiasi adalah : Pasar yang nakal, keseragaman grade/kualitas, standar harga jual ( bukan ditentukan oleh pemodal besar ). dll. Ingat asosiasi ini bukan asosiasi petani tetapi asoisiasi para pelaku trader yang berfungsi membantu harga jual petani. Tugas petani lebih terfokus pada kwantitas dan kualitas produk. Thanks. SAYA TUNGGU!! [EMAIL PROTECTED]> menulis: Pak Tiadhy,
Saya juga dulu idealis seperti Bapak, tapi dalam prakteknya terbentur dengan masalah, yg akan sy ceritakan sbb sekedar untuk sharing aja: Pengalaman saya: Kami, para lulusan universitas, mempunyai sedikit modal, bergabung dengan para petani. Tujuannya agar petani tidak dipermainkan oleh para exportir maupun para pedagang besar. Setelah modal terkumpul, dibagikanlah kepada petani untuk biaya perawatan dan panen, kami kalkulasi hasil para petani sekian ton, termodal kira-kira sekian usd/tonnya dan kami membuka penawaran keluar negeri, kontrak didapatkan dan telah disetujui dengan sistem bagi hasil dengan para petani. Transparan, baik ke petani dan juga sesama kami sendiri, enak. Kenyataanya? Pas benar2 panen, kebetulan harga luar negeri melonjak naik, para pedagang bermunculan, baik pedagang lokal, pedagang kagetan, pembeli langsung (dari LN) maupun pedagang rutin yg sudah eksis. Otomatis harga lokalpun naik, melonjak tajam. Kalau nggak salah, waktu itu kami memegang kontrak sekitar 90ton, sebenarnya tidak ada masalah, kalau para petani tidak berulah! Yah, para petani yg kita kira orang-orang lugu, ternyata tidak selugu dulu lagi, mereka menjual panennya ke para pedagang lain dgn harga baru yg telah naik tsb! Persahabatan yg diajalin sewaktu susah, telah berubah menjadi kucing2an. HP mereka (petani) tidak diangkat2, sewaktu dicari ke rumahnya, sering tidak ketemu dengan bermacam alasan. Sebahagian ada yg memulangkan uang yg telah diambilnya, sebagian lagi nggak mau tau, sebagian uang yg diambil raib, sebagian memang ada yg mengantar barang sesuai perjanjian.. tapi tidak seberapa, itupun dengan kadar persentase yg jauh dari standar. Kami kalang kabut. Importir LN menagih janji, terpaksa kami membeli dari pihak lain mengikuti harga pasaran yg telah naik tsb, otomatis kami mengalami kerugian yg sangat besar..... Itulah pengalaman saya, sejak itu saya tidak bisa mempercayai, baik importir, petani atau siapapun tanpa perjanjian hitam diatas putih dan jaminan yg pasti. Zaman bukan seperti dulu lagi, petani bukan orang bodoh yg lugu, sebenarnya kitalah yg jadi org bodoh kalau berani masuk pasar begitu saja. Itulah pengalaman saya, itu pengalaman paling permulaan, sekarang saya sudah eksis ekspor sendiri dan.... masih tetap ada mitra petani yg setia memasok barang (mereka yg setia ini tetap saya jaga) serta membeli secara bebas di pasaran lokal, juga. Saran saya: Memang niat kita sangatlah mulia hendak menolong petani (yg secara umum) adalah pihak yg lemah, tetapi niat mulia kita tsb harus dibarengi dengan kelihaian dan otak dagang kita juga. Prinsip dagang 'Jangan percaya satu orangpun' tetap harus dipegang. Lengkapilah semua perjanjian dengan akta notaris atau ikatan jaminan yg pasti, kalau bermitra dengan sesama petani / sesama pedagang amankanlah perjanjian dengan akta yg detil dan ber'pahit-pahit' dahulu. Karena, sewaktu menderita kita memang akan bersama tetapi jika sudah melihat keuntungan didepan mata, biasanya sifat 'asli' manusia akan muncul (ketamakan) dan disaat inilah mitra biasanya bisa berantem / bubar..... Demikinalah sharing pengalaman saya sendiri, semoga berguna bagi teman2 yg mau merintis jalan yg sama... Salam, W Namaskara ----- Original Message ----- From: Triadhy Setyo P To: agromania@yahoogroups.com Sent: Friday, November 10, 2006 4:30 PM Subject: Re: Balasan: [agromania] PREEASURE SUPERMARKET/HYPERMARKET Atau mungkin diantara kita (milis agro) ada yang merupakan bagian dari kapitalis. Yang merasa dirinya sudah dalam kondisi nyaman diatas penderitaan petani. Bung ... saya setuju dengan usul anda, tapi tanpa didasari rasa tanggung jawab yang besar dari masing-masing anggota milis terhadap kesejahteraan petani dan kemajuan bangsa ini, saya pesimis. Sekarang kita introspeksi diri kita dulu, sudah kah kita mensejahterakan karyawan kita sendiri, dan masyarakat sekitar kita ? Saya pun suka membayangkan, kita mempunyai kekuatan dalam dunia agro. Dahsyat bung ! . Malah kita dapat eksport keberbagai belahan dunia. Tapi sayang, sulit mencari manusia yang amanah. Wassalam Triadhy dwi yulianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: sudah menjadi hukum alam bagi negara kita yang cenderung berpihak pada kapitalis,keberpihakan terhadap pemilik modal membuat kita tidak bisa memberikan nilai jual lebih terhadap produk2 agro kita,tidak adanya kebijakan yang bisa mengatur kondisi ini yang menurut saya menambah buruk kekuatan sektor agro,masukan yang bisa saya berikan yaitu kita harus mendeklarasikan perkumpulan untuk bisa memayungi segala permasalahan yang menyangkut sektor agro,satu langkah awal untuk membuktikan bahwa kita memiliki kekuatan Bowo W <[EMAIL PROTECTED]> menulis: SAYA INGIN MENCOBA MENYATUKAN KEKUATAN SUPLIER SUPERMARKET DAN HYPERMARKET YANG TERUS DITEKAN OLEH MEREKA YANG SEHARUSNYA DUNIA AGRO MENJADI KEKUATAN OLEH MEREKA, KARENA KITA TIDAK KOMPAK AKHIRNYA SUPLIER DIPECAH BELAH DENGAN MENGADU HARGA DAN KUALITAS BAGUS, KREDIT LAGI.!!!(CONTOH YANG KOMPAK ASOSIASI TRAVEL INDONESIA UNTUK MENGHADANG DUNIA PENERBANGAN) SIAPA TERTARIK, TOLONG IDE ATAU USUL THANKS REGARDS. --------------------------------- Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. [Non-text portions of this message have been removed]