Perkebunan
Potensi Kakao Belum Tergarap Maksimal

Meski kondisi tanah di sepanjang Perbukitan Menoreh sangat cocok untuk 
perkembangan kakao, namun sampai saat ini potensi kakao di Kulon Progo belum 
tergarap secara maksimal. Minimnya tenaga teknis lapangan di sektor perkebunan 
menjadi penyebab utama rendahnya produksi kakao di Kulon Progo. Kepala Seksi 
Produksi Kehutanan Dinas Pertanian dan Kelautan Kulon Progo Sentot, Sabtu lalu, 
mengatakan jumlah tenaga teknis lapangan saat ini hanya 12 orang, disebar di 12 
kecamatan.

Padahal, sebelum otonomi daerah jumlah tenaga teknis mencapai 30 orang, yang 
sebagian besar sudah terlatih di sektor perkebunan. "Karenanya, tenaga teknis 
lapangan harus ditambah. Petugas ini sangat dibutuhkan untuk membimbing petani 
dalam menanam kakao, apalagi pengetahuan tata cara tanam dan pengolahan kakao 
yang dimiliki petani masih sangat minim," tuturnya. Menurut Sentot, ada tiga 
persoalan yang dihadapi petani, yakni pemeliharaan tanaman, pengolahan hasil 
panen, dan intensifikasi lahan. "Jika ketiga hal tersebut sudah dilaksanakan 
dengan baik, maka kualitas dan kuantitas produksi kakao bisa ditingkatkan," 
ujarnya.

Stabilnya harga kakao yang saat ini mencapai Rp 12.500-Rp14.000 per kilogram, 
lanjut Sentot, seharusnya mampu mendongkrak petani untuk menanam kakao. "Tahun 
ini kami juga sedang memfokuskan diri untuk mengembangkan kakao dengan 
memberikan bantuan senilai Rp 250 juta untuk tiap kelompok tani, yang 
dialokasikan untuk pengolahan lahan," katanya. Sentot menambahkan, sebenarnya 
sudah ada investor yang ingin membeli kakao produksi Kulon Progo. Namun, karena 
produksinya minim, investor tersebut urung merealisasikan keinginannya itu. 
Berdasarkan data Subdinas Kehutanan, produksi kakao tahun 2005 mencapai 343,7 
ton.

Nardi, salah seorang petani kakao di Kalibawang, mengatakan selama ini kakao 
belum menjadi tumpuan utama masyarakat. "Kami hanya menganggapnya sebagai 
tanaman pendukung di kebun. Selain kakao, saya juga menanam cengkeh dan 
beberapa jenis tanaman buah," ucapnya. Keengganan masyarakat untuk menanam 
kakao, lanjut Nardi, dipengaruhi kerentanan tanaman ataupun cara pengolahan. 
"Jika keduanya tidak bagus, maka harga jualnya juga jelek," katanya. (ENY)

Selasa, 29 Agustus 2006
Copyright © 2002 Harian KOMPAS





REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke