Perikanan Sumbar sulit penuhi permintaan pasar

Letak Provinsi Sumbar di pantai barat pulau Sumatra sangat menguntungkan karena 
potensi kelautan dan perikanannya sangat besar. Sayangnya, pemberdayaan sektor 
perikanan tidak optimal, sehingga belum menghasilkan produktivitas yang 
signifikan terhadap perekonomian daerah ini. Potensi kelautan dan perikanan di 
Provinsi Sumbar tersebar di tujuh daerah kabupaten dan kota a.l. Kota Padang, 
Pariaman, Kab. Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, dan 
Padang Pariaman.

Potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar tersebut sampai saat ini belum 
dioptimalkan oleh pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten dan kota yang 
memiliki kawasan laut tersebut. Banyak pendapat mengatakan kalau di Selat 
Melaka sudah over fishing, sebaliknya perikanan di laut Sumbar tidak tersentuh 
atau justru menjadi incaran nelayan asing yang memiliki teknologi tangkap 
modern.

Parahnya lagi, nelayan di daerah ini belum bergerak kepada upaya optimalisasi 
potensi perikanan dan kelautan karena terbatasnya modal, teknologi yang sudah 
ketinggalan dan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Karena itu, potensi 
perikanan Sumbar yang diperkirakan mencapai 996.439 ton per tahun atau sekitar 
20% dari potensi perikanan nasional baru tergarap 30% dan itu pun sebagian 
besar digarap nelayan luar, seperti Sumatra Utara dan nelayan asing.

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Sumbar beberapa waktu lalu 
merilis potensi perikanan laut Sumbar menjadi incaran nelayan asing karena 
potensinya masih besar. Sementara daya tangkap nelayan lokal rendah. Parahnya 
lagi, menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia 
(DPD HNSI) Sumbar Mirwan Pulungan, eksploitasi potensi perikanan laut tidak 
optimal. Ini disebabkan nelayan yang benar-benar berprofesi sebagai nelayan 
sangat minim.

Produksi Perikanan Laut Sumbar (dalam ton)
No Kabupaten/Kota       2004    2005
1.  Padang      19.160  20.405
2.  Pariaman    6.332   6.722
3.  Kepulauan Mentawai  10.597  11.286
4.  Pasaman Barat       22.573  24.041
5.  Agam        3.123   3.326
6.  Padang Pariaman     16.470  17.541
7.  Pesisir Selatan     24.110  25.591
        Jumlah  102.365 108.912
Sumber: Pemprov Sumbar

Jumlah perahu nelayan 2005
Kabupaten/ kota Tanpa motor     Motor tempel    Kapal motor
Padang  486     431     349
Pariaman        56      66      56
Kepulauan Mentawai      642     201     36
Pasaman Barat   1.143   43      263
Agam    565     76      66
Padang Pariaman         591     346     74
Pesisir Selatan         599     421     560
Jumlah  4.082   1.582   1.404
Sumber: Pemprov Sumbar

Pasalnya, selain menangkap ikan, banyak nelayan yang berprofesi sebagai petani, 
buruh, berkebun, pedagang dan sebagainya, sedangkan yang benar-benar berprofesi 
sebagai nelayan hanya 15%.

Permintaan tinggi
Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi mengatakan pasar produk perikanan laut 
Sumbar sangat menjanjikan karena kualitasnya cukup bagus. "Berapapun besarnya 
yang akan diekspor, negara-negara tujuan ekspor siap menampung," katanya kepada 
Bisnis pekan ini. Menyinggung sulitnya memenuhi permintaan pasar luar negeri, 
dia mengatakan penyebab utamanya adalah kemampuan nelayan dalam meningkatkan 
volume tangkapan masih rendah karena alat tangkap yang digunakan terbatas.

Menurut dia, jenis alat yang digunakan nelayan selama ini memang bervariasi 
seperti tonda, pancing tonda (kail dengan banyak mata pancing yang ditarik 
dengan kapal), pancing biasa dan jaring kecil. Sedangkan kurangnya modal, 
minimnya penguasaan teknologi menyebabkan hasil tangkapan nelayan tidak 
memuaskan, bahkan sebagian nelayan di daerah itu justru malas melaut.

Apa yang dikatakan Gubernur memang benar. Ketika Bisnis menelusuri pada salah 
satu daerah penghasil ikan terbesar di Sumbar yakni Kepulauan Mentawai, 
terungkap pasar perikanan dari Sumbar menjanjikan, tapi permintaan tersebut 
sulit dipenuhi. Seperti diungkapkan Salius, 41, seorang pedagang pengumpul 
besar yang memiliki empat kapal penangkap ikan berbasis di Tua Pejat, Ibu Kota 
kabupaten Kepulauan Mentawai, mengatakan pasar ekspor produk perikanan dari 
Perairan Sumbar menjanjikan.

Buktinya, kata dia, ratusan nelayan daerah itu yang beroperasi dengan 
menggunakan kapal berkapasitas 10 GT-15 GT tidak mampu memenuhi tingginya 
permintaan pasar terutama pasar ekspor. Sebagai gambaran, tambahnya, mulai Mei 
lalu, importir asal Hong Kong siap menampung dan membeli ikan kerapu hidup 
dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp80.000 per kg di tingkat nelayan.

Menariknya lagi, nelayan tidak perlu bersusah payak mengekspor ikan kerapu 
hidup tersebut ke negara tujuan, tapi cukup mengumpulkan kerapu hidup tersebut 
sebab importir Hong Kong telah menyiapkan kapal untuk menjemputnya. "Sayang, 
seluruh pedagang pengumpul di daerah ini rata-rata hanya mampu menyediakan 50 
kg -150 kg per bulan sehingga permintaan importir Hong Kong yang mencapai 
ratusan ton tersebut tidak bisa dipenuhi," kata Salius.

Demikian juga dengan pasar tuna. Meskipun saat ini pemprov sedang 
mengoptimalkan daya tangkap ikan tuna karena pasarnya sangat menjanjikan, tapi 
belum mampu memenuhi tingginya permintaan. Kendala ekspor tuna juga terletak 
pada alat kargo yang terbatas karena saat ini ekspor ikan tuna tidak didukung 
oleh fasilitas pesawat kargo khusus, tapi melalui pesawat regular dengan 
kemampuan angkut yang terbatas.

Sebagai gambaran, sampai posisi Mei tahun ini, nilai ekspor tuna mencapai Rp34 
miliar dengan volume 500 ton. Sementara pasar ekspor terutama Jepang, siap 
menampung berapapun banyaknya ikan tuna yang akan diekspor dari provinsi ini. 
Untuk mengoptimalkan eksploitasi ikan tuna, pemprov menyiapkan delapan unit 
kapal khusus tangkap ikan tuna berkapasitas 15 GT.

Investor melirik
Pemprov Sumbar tahun ini terus mendorong investasi pada sektor kelautan dan 
perikanan serta mengoptimalkan potensi perikanan untuk menggerakkan 
perekonomian daerah ini dengan meluncurkan program revitalisasi perikanan. 
Dalam program revitalisasi ini, pemprov menargetkan dapat memanfaatkan sumber 
daya kelautan dan perikanan secara profesional untuk mendukung masyarakat 
Sumbar sejahtera pada 2010 mendatang.

Program revitalisasi diluncurkan dengan sasaran mendasarnya a.l. meningkatkan 
pendapatan nelayan dan pembudidaya ikan sebesar Rp1 juta per orang per bulan, 
kemudian mengentaskan kemiskinan nelayan sebanyak 3.100 kepala keluarga dan 
meningkatkan konsumsi ikan antara 26 kg-30 kg per kapita. Hasilnya mulai 
kelihatan dan investor asing mulai melirik potensi kelautan dan perikanan 
provinsi ini, meskipun belum ada realisasinya. Menurut catatan Bisnis, sampai 
semester I/2006, sudah sembilan investor asing yang berminat berinvestasi pada 
sektor kelautan dan perikanan di provinsi ini.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar, Fachri Syam mengatakan ada 
lima investor dari Singapura yang akan berinvestasi di daerah ini. Mereka 
membutuhkan pasokan ikan segar sebesar 10 ton per hari. Selain itu, ada dua 
investor asal Korsel yang akan berinvestasi sekitar Rp300 miliar masing-masing 
Rp200 miliar untuk membangun perusahaan tambak udang di Kabupaten Pesisir 
Selatan pada areal seluas 400 ha. Sedangkan, Rp100 miliar yang merupakan 
investasi perusahaan konsorsium Sigma Group of Companies, untuk membangun kota 
ikan (fish town).

Satu investor asal Malaysia akan berinvestasi sebesar Rp200 miliar untuk proyek 
pengadaan kapal tangkap ikan tuna berkapasitas 60 GT -100 GT dan pendirian 
pabrik pengalengan ikan. Sayangnya investor asing tersebut belum merealisasikan 
rencananya. Mereka membutuhkan waktu untuk benar-benar yakin berinvestasi di 
daerah ini sangat menguntungkan. Bisa jadi investor asing masih membutuhkan 
kepastian hukum dan jaminan keamanan. ([EMAIL PROTECTED])

Oleh Tularji
Kontributor Bisnis Indonesia
Sabtu, 05-AUG-2006
Copyright © PT. Jurnalindo Aksara Grafika






REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke