Pertahankan posisi elite Indonesia di dunia peternakan Indonesia harus mempertahankan sebagai salah satu dari tiga negara elite dunia di subsektor peternakan yang oleh OIE hingga kini dinyatakan masih bebas dari penyakit utama untuk ternak besar a.l. mulut dan kuku (PMK) dan BSE. Organisasi kesehatan hewan internasional atau Office International des Epizooties (OIE) pada 2003 mengumumkan hanya lima negara di dunia yang bebas dari list A dan B penyakit hewan utama. Seperti foot and mouth disease (PMK), bovine Spongiform Encephalopathy (BSE), rinderpest, Q fever maupun rift valley fever.
Kelima negara itu adalah Indonesia, Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Australia. "Namun, pada 2003, Kanada dan AS terkena BSE, maka tinggal Indonesia, Australia dan Selandia Baru," ujar mantan Mentan Bungaran Saragih kepada Bisnis, kemarin. Menurut dia, situasi itu juga yang membuat Indonesia akhirnya menolak impor hewan dari negara di luar Australia dan Selandia Baru. "Itu namanya monopoli karena seleksi alam" Jadi, kata dia, pemerintah harus mempertahankan status Indonesia yang masuk dalam negara bebas dari penyakit hewan besar dan tetap selektif dalam mendatangkan sapi dari negeri yang bebas dari penyakit berbahaya. Karena itu, kata Bungaran Saragih, pemerintah tidak perlu merevisi Peraturan Mentan (Permentan) No.754/1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Daging dari Luar Megeri. "Indonesia harus mempertahankan status elit di bidang peternakan besar tersebut," katanya kepada Bisnis kemarin. Menurut dia, Pemerintah Indonesia [yang dinyatakan bebas dari PMK sejak 1985], tidak pernah memberikan izin impor sapi dan kerbau dari negara yang diduga dan terjangkiti wabah PMK. "Jadi, kalau Mentan akan memberlakukan sistem zonasi, dia mentan pertama yang memberi aturan impor yang longgar dari negara yang dicurigai terjangkiti PMK." Bungaran mengatakan Indonesia jangan terlalu longgar memberikan aturan impor terhadap negara yang diduga masih dijangkit penyakit hewan besar. "Negara lain tidak pernah memberikan kelonggaran kepada kita, kok kita memberi kemudahan mereka?" Pakar ekonomi agribisnis IPB itu mengatakan melarang impor dari negara yang diketahui tidak bebas dari penyakit, tidak melanggar aturan sistem perdagangan internasional World Trade Organization (WTO). "Jadi, Permentan 745/1992 tidak perlu direvisi." Bungaran menilai revisi persyaratan dan pengawasan daging dari luar negeri untuk mendapatkan daging murah adalah kebijakan keliru. "Jangan korbankan kepentingan yang lebih besar dengan kepentingan sesaat," katanya. Dia mengatakan kondisi saat ini pernah dialami para mentan terdahulu termasuk dirinya. Ketika baru dua pekan menjadi mentan, sejumlah importir mendatangi dirinya minta diizinkan mengimpor daging dari negara yang masih dijangkiti penyakit. "Memberikan jaminan murah dan aman, selalu menjadi alasan mereka. Lobi itu gencar dilakukan. Tapi saya tidak mau." Menurut dia, untuk mendapatkan daging yang murah tidak harus mengimpor dari negara yang belum bebas dari PMK. "Karena, begitu masuk daging atau sapi yang terkena PMK, maka semua peternak di Tanah Air terancam punah. Serangan virus PMK dahsyat hingga 60 km." Bungaran mengatakan kondisi saat ini sebenarnya menguntungkan pemerintah untuk swasembada daging. "Dengan harga daging yang mahal, pemerintah mudah mengajak rakyatnya untuk mengembangkan peternakan sapi dan kerbau di tanah air." Soal harga daging di Indonesia mahal, kata dia, ini karena kekurangan pasokan daging yang menyebabkan harga daging mahal. ([EMAIL PROTECTED]) Oleh Endot Brilliantono Rabu, 02-AUG-2006 Copyright © PT. Jurnalindo Aksara Grafika REKOMENDASI MILIS: http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah http://groups.yahoo.com/group/relasimania http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak http://groups.yahoo.com/group/agromania http://groups.yahoo.com/group/katasibijak http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak http://groups.yahoo.com/group/indogitar http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu TIPS PENCARIAN DI GOOGLE: daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir / importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro indonesia. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/agromania/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/