Benarkah Flu Burung Serang Walet?

Berdasarkan pemberitaan harian umum Kompas 7 Maret 2006, seekor burung walet di 
Pangkalpinang, Bangka Belitung, terpapar virus avian influenza (AI). Berita itu 
cukup membuat panik para pengusaha walet di dalam dan luar negeri. Wajar jika 
importir di Hongkong maupun Amerika Serikat langsung mengontak para eksportir 
di tanahair. Itu juga yang dialami penulis, “Telepon tak pernah berhenti 
berdering dari pagi sampai malam.”

Untungnya, sehari kemudian di media massa yang sama tertanggal 8 Maret 2006 
dimuat tulisan yang berisi bantahan dari drh Widiyantono MM, kepala Dinas 
Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Pangkalpinang, Provinsi 
Kepulauan Bangka Belitung. “Tidak ada virus flu burung dalam darah burung walet 
yang diindikasikan menderita flu burung.” Itu ditegaskan setelah dilakukan uji 
RT PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) pada matrial yang sama.

Negatif
Uji RT PCR yang keakuratannya sangat tinggi dan diakui secara internasional 
menunjukkan hasil negatif. Itu artinya walet tidak terjangkit fl u burung. 
Tentu saja hasil pengujian itu sangat melegakan dunia perwaletan. Dan yang 
lebih penting lagi, ternyata tulisan di Kompas tanggal 8 Maret 2006 yang 
memberitakan bahwa pada 2004 di Pangkalpinang terjadi pemusnahan massal burung 
walet, juga tidak benar. Menurut Widiyantono, narasumber pemberitaan tersebut, 
yang benar adalah pemusnahan ayam dan itik yang positif terkena AI di Kelurahan 
Keramat, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang. Jadi, tidak ada sama sekali 
pemusnahan terhadap burung walet.

Perihal temuan yang sebenarnya terjadi pada walet di Pangkalpinang sudah 
diinformasikan kepada para importir sarang walet di luar negeri. Namun, 
kekhawatiran negara-negara importir memberlakukan larangan masuk sarang walet 
masih membayangi para pengusaha walet. Maklum, wabah avian influenza bukan 
masalah nasional lagi, melainkan sudah mendunia. Untuk itulah peran serta 
pemerintah diharapkan.

Pemerintah seyogyanya bisa bertindak bijaksana. Pasalnya, perniagaan sarang 
walet turut menyumbang devisa cukup besar bagi negara. Menurut Dra Rahayu Dewi 
S.Y. Mende, M.Si, dosen Universitas Negeri Surabaya sekaligus mahasiswa S3 
Institut Pertanian Bogor yang kini tekun meneliti walet, sarang walet berada di 
posisi kedua penyumbang devisa negara dari perdagangan satwa.

Setiap tahun paling tidak 150 ton sarang walet rumah dari seluruh nusantara 
memenuhi kebutuhan konsumennya di mancanegara. Itu belum termasuk sarang walet 
gua yang mencapai kurang lebih 100 ton. Sekarang ini Indonesia masih tercatat 
sebagai penghasil sarang walet terbesar yang memasok 80% pasar dunia.

Bisnis walet telah menghidupi ratusan ribu manusia. Hal yang lebih penting lagi 
burung walet bagian dari ekosistem yang keberadaannya dibutuhkan untuk menjaga 
kestabilan ekosistem. Seharusnya karunia sumber daya hayati yang sangat 
berharga ini harus kita syukuri, dijaga, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk 
kemaslahatan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Kecil kemungkinan
Menurut drh Widiyantono kemungkinan walet tertular fl u burung sangat kecil. 
Kecuali jika walet bisa hinggap di kandang ayam dan kemudian makan kotorannya. 
Sebab, virus avian infl uenza akan bertahan agak lama bila berada di kotoran 
unggas. Namun jika berada di udara bebas, ia akan lebih cepat mati.

Padahal kita tahu, walet si penghasil liur emas itu, selama 10 -12 jam terbang 
dan tak pernah hinggap lantaran kakinya bukan untuk bertengger. Meskipun begitu 
untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran fl u burung melalui unggas, 
termasuk di dalamnya walet, para peternak harus selalu menjaga sanitasi 
kandang. Penulis berharap para pemain walet tidak perlu gundah, apalagi putus 
asa. Budidaya walet masih menggairahkan. Pasar sarang walet tetap terbuka. 
Sebab, bagi masyarakat Tionghoa, mengkonsumsi sarang walet adalah tradisi yang 
telah berlangsung selama ratusan tahun. Mereka percaya, sarang walet dapat 
meningkatkan stamina, kesehatan tubuh, dan benteng pertahanan berbagai penyakit.

Penelitian-penelitian modern di luar negeri membuktikan hal itu. Sebut saja 
penelitian yang dilakukan F Biddle dan G. Belyavin di College Hospital Medical 
School , London, pada 1962, atau penelitian Harold Jennings dan Dennis L. 
Kasper di Harvard Medical School , Boston, pada 1986. Di sarang walet ditemukan 
zat-zat tertentu yang dapat meredam penularan influenza.

Bukti empiris dan ilmiah menunjukkan dengan mengkonsumsi sarang walet, tubuh 
kita relatif kebal terhadap serangan infl uenza. Dugaan sementara sarang walet 
mungkin juga mengandung zat-zat yang dapat menaikkan kekebalan tubuh terhadap 
avian infl uenza H5N1. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut. (Dr Boedi 
Mranata, biolog dan pakar walet)

Rabu, 12-April-2006, 12:17:57
© 2006 trubus





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/LIjxlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke