Agar Lobster Papua Naik Pelaminan

Segarnya udara pagi malah menyesakkan dada Doni Handoko Asali, peternak di 
Malang, Jawa Timur. Dua puluh empat Cherax monticola asal Lembah Baliem, Papua, 
yang rencananya ditangkarkan mati di akuarium. Susah banget. Selama 6 bulan 
dipelihara tidak besar-besar. Malah mati satu per satu, ujarnya.

Peristiwa naas itu terjadi setahun silam.Dengan berat hati, Doni-demikian ia 
dipanggil-mengangkat satu per satu lobster berukuran 7-10 cm itu dari akuarium 
berukuran 1 m x 0,5 m x 0,6 m. Modal yang dicemplungkan untuk memboyong 3 set 
lobster senilai Rp750-ribu/set pun hilang tanpa bekas. Jangankan menghasilkan 
telur, mengawinkannya aja sangat sulit. Jadi, kita tidak bisa produksi, kata 
alumnus Universitas Surabaya itu kesal.

Menurut suami Novy Kusumawardhani itu ia sudah merawat lobster papua dengan 
telaten. Pakan diberikan 2 kali sehari. Pergantian air rutin dilakukan seminggu 
sekali. Tak habis pikir, kok bisa mati. Padahal perawatan sama dengan redclaw, 
ucap Doni. Usaha lain menyilangkan dengan redclaw juga sia-sia belaka.
Susah makan

Kesulitan juga dialami pemain lama yang mencoba menangkarkan lobster papua. Sri 
Hardono misalnya, setahun silam 30 lobster black tiger meregang nyawa di 
farmnya di bilangan Lentengagung, Jakarta Selatan. Mereka mati satu per satu. 
Sekarang tinggal 10 ekor, ujarnya.

Seperti Doni, Hardono pun sudah telaten merawat lobster berkulit belang mirip 
harimau itu. Kondisi air seperti pH, 7-8; suhu dan pergantian air rutin dicek. 
Pakan pelet sebanyak 2-3% dari bobot tubuh/ekor diberikan sehari sekali pada 
sore hari. Obat penumbuh lumut juga ditebar agar kondisi kolam sesuai dengan 
habitat aslinya.

Namun, pengorbanan ayah Dewi May Cahyanti itu sia-sia. Lobster peliharaan mati 
satu per satu. Ia malas makan, gerakannya pun lamban. Pertumbuhan juga sangat 
lambat, katanya. Menurut pengamatan Hardono selama 6 bulan ukuran tubuh tetap 
sama seperti saat dibeli, 6-7 cm. Bandingkan dengan red claw yang bisa 
berukuran 2 kali lipat pada umur sama.

Adaptasi
Sulitnya perawatan lobster papua seperti Cherax monticola, C. lorentzi, C. 
orange, black tiger, dan blue brick lantaran mereka kurang adaptif dengan 
lingkungan baru. Tak heran bila peternak lobster di Jakarta, Surabaya, Malang, 
dan daerah lain, harus mati-matian menjinakkannya agar tidak mati.

Menurut Cuncun Setiawan, pemilik Bintaro Fish Center, Jakarta Selatan, beragam 
penyebab kematian lobster papua. Pengemasan yang tidak benar hingga perawatan 
di kolam yang kurang baik. Lobster yang dikirim saat pergantian kulit, kematian 
bisa mencapai 50% lebih, ujar Cuncun. Itu lantaran perubahan suhu selama dalam 
perjalanan. Pengemasan yang baik menggunakan sabut kelapa basah atau memakai 
kotak plastik transparan berisi kertas basah. Agar tetap lembap dan basah, es 
batu ditaruh di dalam boks styrofoam. Selain itu, lobster sebaiknya dikirim 
tidak dalam kondisi moulting alias ganti kulit.

Lobster-lobster papua itu sensitif. Perubahan suhu air yang tajam atau 
berbenturan bisa mngakibatkan stres, ujar FX Santoso, peternak asal Surabaya. 
Oleh karena itu Santoso-demikian ia disapa- sangat memperhatikan 2 indukan 
black tiger, 30 blue brick, 100 C. lorentzi, dan 30 C. orange miliknya. Di 
farmnya di bilangan Rungkut Permai, Surabaya, ia menggunakan air bersih bersuhu 
rendah, maksimal 24oC. Aerator berarus sedang juga diberikan untuk menyuplai 
kebutuhan oksigen.

Agar anggota keluarga Crustaceae itu hidup nyaman, Cuncun merancang kolam semen 
berukuran 2 m x 1 m x 0,3 m. Kolam dibuat rata dengan permukaan tanah agar suhu 
dalam kolam tetap dingin. Kolam yang mampu menampung 100 lobster berukuran 
jumbo-rata-rata 15 cm/ekor-itu juga dilengkapi filter dan aerator.

Kolam atau akuarium dibuat agak gelap. Maklum, di habitat aslinya seperti di 
Timika, Wamena, dan Lembah Baliem, lobster papua banyak berdiam di tepi sungai 
yang agak gelap. Karena itu penutup dari asbes atau jaring 70-80% bisa 
diletakkan di atas kolam. Tidak gelap sama sekali tetapi cahaya yang masuk 
jangan terlalu banyak, kata Cuncun. Batu bata dan pipa PVC tetap disediakan 
sebagai tempat sembunyi.

Air yang digunakan sebaiknya diendapkan selama 12 jam agar pH stabil. Air itu 
kemudian dimasukkan ke dalam kolam setinggi 20-30 cm. Selain itu aerator diatur 
agar tidak menghasilkan arus deras. Tiga hari sekali air dikuras sebanyak 30% 
dari total volume. Itu dimaksudkan agar lobster tidak kaget dengan kondisi air 
baru. Kotoran dan sisa pakan harus dibuang. Dengan cara itu, pH air tetap bisa 
dipertahankan 7,5-8.
Pakan

Untuk pakan, masing-masing peternak memiliki resep. Santoso misalnya, selain 
pelet, menggunakan cacing tanah, tauge, dan ubi. Pagi hari lobster sarapan 
dengan pelet dan cacing tanah. Sore hari diberi tauge atau ubi.

Resep Cuncun berbeda lagi. Pria berkulit putih itu rutin memberikan pelet, 
cacing tanah, dan umbi-umbian sebagai pakan. Biasanya dosis pakan 2-3% dari 
bobot tubuh diberikan 2 kali. Dua puluh lima persen pada pagi hari dan sisanya 
pada malam hari. Pertimbangannya lobster lebih aktif malam hari sehingga porsi 
pakan lebih banyak.

Lobster papua termasuk malas makan. Jadi, perlu diperhatikan dosis pemberian 
pakan. Bila terdapat banyak endapan di dasar kolam, pakan sebaiknya dikurangi 
sedikit demi sedikit. Setiap hari harus dicek agar kebutuhan pakannya bisa 
diketahui, ujar Cuncun. Maklum, sisa pakan berlebih menimbulkan endapan 
sehingga air cepat kotor.

Setelah berumur 4-5 bulan atau berukuran 8-10 cm, lobster papua dikawinkan 
massal. Untuk luasan kolam 1 m x 2 m, jumlah jantan dan betina 1:3. Artinya, 
perkawinan 10 jantan dengan 30 betina dalam 1 kolam efektif mendapatkan banyak 
anakan dalam waktu singkat.

Setelah 2-3 minggu dikawinkan, indukan ukuran jumbo mampu menghasilkan 200-400 
telur/induk. Telur dipindahkan ke dalam akuarium yang kondisinya sama dengan 
kolam. Suhu dipertahankan 24-310C dengan pH 7-8. Bila suhu di bawah 240C telur 
menetas lebih lama, bisa mencapai 2 bulan. Bila kondisi air stabil, 5 minggu 
kemudian telur menetas. Pertumbuhan lobster papua memang lambat, tetapi dengan 
perawatan intensif black tiger, C. lorentzi, dan C. monticola bisa dipijahkan. 
Intinya harus telaten merawat, kata Cuncun. (Rahmansyah Dermawan)

Senin, 20-Februari-2006, 18:10:44
© 2006 trubus





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/LIjxlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke