Pisang: Pasar Swalayan Penyakit

Ingat tragedi 1997 pada pisang?Ribuan hektar perkebunan besar dan kebun pisang rakyat hancur oleh serangan pseudomonas dan fusarium. PT Nusantara Tropical Fruit yang mengebunkan cavendish seluas 2. 000 ha di Lampung tersisa ratusan hektar saja. Di Halmahera, Maluku, kebun cavendish milik PT Global Agronusa seluas 3. 000 ha hancur total. Tak terhitung pula tanaman pisang rakyat - ambon, barangan, kepok -yang porak-poranda oleh penyakit lain.

Begitulah kondisi perkebunan pisang di Indonesia. Besarnya permintaan lokal dan mancanegara sulit terpenuhi karena kendala penyakit (baca: Pisang Dicari , Pisang Ditanam, Trubus Oktober 2005, hal 54 -55). Menurut Dr Ir I Djatnika, gagalnya pengembangan pisang di Indonesia disebabkan negeri kita seperti laboratorium penyakit.

Penyebab alaminya karena letak bumi pertiwi berdekatan dengan khatulistiwa. Musim di kita hanya 2, kemarau dan penghujan. Akibatnya, siklus penyakit berjalan terus. Kelembapan juga tinggi sehingga penyakit tumbuh subur, kata peneliti di Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok itu.

Bandingkan dengan pengembangan cavendish di Australia dan Filipina. Di sana kelembapan udara relatif rendah dibanding Indonesia, katanya. Begitu pula dengan di Costarica yang terkenal sebagai negeri pisang. Itu menyebabkan pengembangan pisang monokultur dan monovarietas lebih mungkin. Selain itu, negeri yang mempunyai 4 musim - atau pengaruh 4 musim -menyebabkan siklus penyakit terhenti saat musim dingin.

Situasi alam Indonesia yang disukai beragam penyakit itu diperparah oleh kegiatan agrobisnis yang ceroboh. Misal, banyak pekebun pisang membawa bibit dari mancanegara seenaknya saja. Peraturan karantina yang sudah bagus dilanggar. Akibatnya, penyakit dari luar negeri mewabah di berbagai sentra. Contohnya, layu fusarium yang kini menjadi momok berasal dari Costarica. Begitu juga pengelolaan kebun. Nun di Australia, tak sembarangan orang boleh masuk ke kebun pisang.
Beragam penyakit

Menurut Djatnika, penyakit utama pisang di Indonesia ialah layu bakteri, layu fusarium, bunchy top, mozaik, dan sigatoka kuning. Sekitar 5 penyakit, tapi sebetulnya dilaporkan lebih dari 7 penyakit telah menyerang pisang, tutur Djatnika. Penyakit lainnya seperti nematoda radopholus, penyakit darah, dan sigatoka hitam.

Yang disebut terakhir baru dilaporkan belakangan ini karena sebelumnya hanya dikenal sigatoka kuning. Bahkan, menurut Sobir Phd, peneliti di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT), Bogor, penyakit darah ialah penyakit khas Indonesia. Di negara lain tak pernah ada yang melaporkan, ujarnya. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum p. v. celebensis itu berasal dari Pulau Selayar. Ia mewabah setelah 1980-an, ketika perdagangan pisang dari pulau itu terbuka ke berbagai daerah di Indonesia.

Beragam penyakit itu ternyata tak ditemukan di Malaysia. Di negeri Jiran, paling hanya ditemukan 2 penyakit yaitu, layu fusarium dan sigatoka, lanjut Djatnika. Yang mengherankan, di Malaysia layu bakteri tidak pernah menjadi masalah. Diduga sistem lalulintas bibit pisang yang ketat menyebabkan layu bakteri dari Indonesia tak pernah masuk ke sana.

Pun di Filipina -yang sebetulnya berdekatan dengan Indonesia. Negara yang terletak di sebelah utara Indonesia itu hanya terserang 3 penyakit utama, yakni sigatoka, layu bakteri, dan buk dog. Penyakit darah yang sering dilaporkan di Indonesia tak menyerang Filipina, katanya. Di Thailand hanya ada 2 penyakit utama:layu fusarium dan sigatoka kuning. Di Costarica, sigatoka hitam.
Kaya jenis

Apa boleh buat negeri kita telanjur menjadi pasar swalayan penyakit pisang. Pernah ada sebuah cerita menarik mengenai hal itu. Ketika itu Taiwan berhasil mengembangkan 3 varietas pisang tahan layu fusarium:tai chao 1, tai chao 2, dan formosana. Sebuah perkebunan komersial mendatangkan formosana untuk dikebunkan secara besar-besaran. Namun, pisang sakti dari negeri itu hanya mampu menangkal layu fusarium. Di Indonesia formosana takluk pada layu bakteri.

Besarnya kendala berkebun pisang bukan berarti tak ada peluang untuk dikembangkan. Menurut Sobir, Indonesia tetap mempunyai peluang. Indonesia kaya jenis pisang. Pilih pisang lokal yang tahan penyakit tertentu, katanya. Pisang sari dari Bali misalnya, ia toleran terhadap layu fusarium. Di Bogor ada pisang oli yang juga tahan layu fusarium. Syaratnya lagi, pisang-pisang itu jangan dikebunkan secara multikultur, tapi multijenis.

Bahkan, di Sulawesi ada pisang sepatu amora yang sulit diserang layu bakteri dan penyakit darah. Maklum, pisang itu mempunyai pertahanan alami karena tidak punya jantung. Akibatnya, ia luput dari kunjungan serangga vektor kedua penyakit itu (baca:Pisang Sepatu Amora Tanpa Jantung, Tahan Penyakit , Trubus Desember 2004, hal 47). Menurut Sobir, pisang yang mempunyai sifat seperti sepatu amora - yang tidak mempunyai bunga jantan - terdapat pula pada pisang tanduk. Ia juga layak dikembangkan, tambahnya.

Betulkah pisang lokal bisa diterima pasar?Mari kita tengok 10 tahun ke belakang. Dulu hanya cavendish yang dapat ditemui di pasar swalayan. Kini 2 -3 tahun terakhir pisang lokal seperti mas, barangan, tanduk, kepok, uli, dan raja sere mulai muncul di pasar swalayan dan terserap habis. Artinya, pisang sari, sepatu amora, oli, dan lainnya berpeluang. Asalkan ada promosi dari pekebun dan pemasok, kata Sobir.

Selain pemilihan jenis, sistem berkebun juga mesti diperbaiki. Misal, sanitasi lahan sebelum penanaman, pemberongsongan buah, dan pergiliran tanaman. Menurut Djatnika, di Israel pergiliran pisang dengan gandum terbukti menekan penyakit layu fusarium. Pun di jalur Pantai Utara, Jawa Barat. Pekebun melakukan pergiliran pisang dengan jagung untuk menanggulangi serangan layu fusarium. (Destika Cahyana /Peliput:Imam Wiguna )
                 
© 2006 trubus






REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir / importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro indonesia.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke